{"title":"Makanan Tradisional Pendamping Nasi Berbahan Baku Hewan di Kabupaten Tuban Jawa Timur","authors":"A. Rahmawati, Hesti Kurniahu, Riska Andriani","doi":"10.36084/jpt..v11i2.529","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Nasi merupakan sumber karbohidrat masyarakat Indonesia dan dikonsumsi bersama makanan lain sebagai sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat. Beberapa makanan tradisional pendamping nasi diolah dari hewan dari lingkungan masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan makanan tradisional pendamping nasi khas Tuban sebagai upaya awal konservasi pengetahuan lokal masyarakat Tuban khususnya budaya kuliner dan menjaga keberlanjutan sumber daya hewan dalam bahan baku makanan tradisional pendamping nasi khas Tuban. Metode penelitian ini adalah melalui survey, wawancara dan partisipasi secara langsung (participant observation) terhadap 120 responden pada 20 kecamatan di Kabupaten Tuban. Data yang diperoleh berupa jenis makanan, jenis hewan, cara memperoleh, habitat, organ yang digunakan dan preparasi kemudian dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatif berupa persentase penggunaan hewan. Hasil penelitian didapatkan 8 jenis makanan tradisional pendamping nasi yaitu becek menthog, sate menthog, krengsengan bekicot, garang asem manyung, kare rajungan, ulas-ulas pe, nus ireng, dan krengsengan welut yang diolah dari 7 jenis hewan yaitu entog, bekicot, ikan jambal roti, rajungan, ikan pari, cumi-cumi dan belut. Habitat hewan tersebut adalah di darat, laut dan air tawar serta diperoleh dengan cara budidaya lokal maupun menangkap langsung di alam. Seluruh tubuh hewan dapat diolah menjadi masakan kecuali bagian yang tidak dapat dikonsumsi. Proses preparasi hewan sebelum dimasak diantaranya direbus, diasap, dan digoreng. Entog merupakan hewan yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan tradisional pendamping nasi khas Tuban paling tinggi yaitu 28%.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":"10 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pertanian Terpadu","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36084/jpt..v11i2.529","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Nasi merupakan sumber karbohidrat masyarakat Indonesia dan dikonsumsi bersama makanan lain sebagai sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat. Beberapa makanan tradisional pendamping nasi diolah dari hewan dari lingkungan masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan makanan tradisional pendamping nasi khas Tuban sebagai upaya awal konservasi pengetahuan lokal masyarakat Tuban khususnya budaya kuliner dan menjaga keberlanjutan sumber daya hewan dalam bahan baku makanan tradisional pendamping nasi khas Tuban. Metode penelitian ini adalah melalui survey, wawancara dan partisipasi secara langsung (participant observation) terhadap 120 responden pada 20 kecamatan di Kabupaten Tuban. Data yang diperoleh berupa jenis makanan, jenis hewan, cara memperoleh, habitat, organ yang digunakan dan preparasi kemudian dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatif berupa persentase penggunaan hewan. Hasil penelitian didapatkan 8 jenis makanan tradisional pendamping nasi yaitu becek menthog, sate menthog, krengsengan bekicot, garang asem manyung, kare rajungan, ulas-ulas pe, nus ireng, dan krengsengan welut yang diolah dari 7 jenis hewan yaitu entog, bekicot, ikan jambal roti, rajungan, ikan pari, cumi-cumi dan belut. Habitat hewan tersebut adalah di darat, laut dan air tawar serta diperoleh dengan cara budidaya lokal maupun menangkap langsung di alam. Seluruh tubuh hewan dapat diolah menjadi masakan kecuali bagian yang tidak dapat dikonsumsi. Proses preparasi hewan sebelum dimasak diantaranya direbus, diasap, dan digoreng. Entog merupakan hewan yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan tradisional pendamping nasi khas Tuban paling tinggi yaitu 28%.