Uji Efektivitas Ekstrak Daun Serai Wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) dalam Mengendalikan Hama Ulat Bawang Merah (Spodoptera exigua Hubner) di Laboratorium
{"title":"Uji Efektivitas Ekstrak Daun Serai Wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) dalam Mengendalikan Hama Ulat Bawang Merah (Spodoptera exigua Hubner) di Laboratorium","authors":"Andi Nopriansyah, Rusli Rustam","doi":"10.36084/jpt..v11i2.525","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam industri pangan dengan kandungan nutrisi seperti serat, vitamin C, kalium. Upaya peningkatan produksi bawang merah masih mengalami kendala, antara lain serangan hama di lapangan. Ulat grayak bit (Spodoptera exigua Hubner) merupakan salah satu masalah utama dalam budidaya bawang merah. S. exigua dapat menyebabkan kehilangan hasil lebih dari 57%. Pengendalian umumnya dilakukan dengan menggunakan insektisida sintetik, namun penggunaan insektisida sintetik secara terus menerus dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu alternatif pengendalian yang dapat digunakan adalah insektisida nabati dari ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak daun serai wangi yang efektif untuk mengendalikan larva Spodoptera exigua di laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau pada bulan Mei hingga Juli 2023. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat kali ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah konsentrasi ekstrak daun serai wangi 0 g.l-1 air, 25 g.l-1 air, 50 g.l-1 air, 75 g.l-1 air, dan 100 g.l-1 air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 100 g.l-1 air tidak efektif dalam mengendalikan larva Spodoptera exigua dengan total mortalitas 77,50%, waktu mortalitas awal tercepat pada 23,50 jam setelah aplikasi, waktu mortalitas ke-50 pada 57,75 jam setelah aplikasi.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":"12 18","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pertanian Terpadu","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36084/jpt..v11i2.525","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam industri pangan dengan kandungan nutrisi seperti serat, vitamin C, kalium. Upaya peningkatan produksi bawang merah masih mengalami kendala, antara lain serangan hama di lapangan. Ulat grayak bit (Spodoptera exigua Hubner) merupakan salah satu masalah utama dalam budidaya bawang merah. S. exigua dapat menyebabkan kehilangan hasil lebih dari 57%. Pengendalian umumnya dilakukan dengan menggunakan insektisida sintetik, namun penggunaan insektisida sintetik secara terus menerus dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu alternatif pengendalian yang dapat digunakan adalah insektisida nabati dari ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak daun serai wangi yang efektif untuk mengendalikan larva Spodoptera exigua di laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau pada bulan Mei hingga Juli 2023. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat kali ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah konsentrasi ekstrak daun serai wangi 0 g.l-1 air, 25 g.l-1 air, 50 g.l-1 air, 75 g.l-1 air, dan 100 g.l-1 air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 100 g.l-1 air tidak efektif dalam mengendalikan larva Spodoptera exigua dengan total mortalitas 77,50%, waktu mortalitas awal tercepat pada 23,50 jam setelah aplikasi, waktu mortalitas ke-50 pada 57,75 jam setelah aplikasi.