Penguatan Karakter Keindonesiaan Berpendekatan Pembelajaran Holistik Bagi Guru & Fasilitor Sanggar Belajar SIKL Ikaba Imaba 1 Malaysia pada Era Komunikasi Global

Harun Joko Prayitno, Murfiah Dewi Wulandari, Ratnasari Diah Utami, Heri Siswanto, Himatus Syaadah, Eko Purnomo, M. Muhajir, Nikita Vitayala, Pratiwi Yulia Saputri, Putri Itsna Ulayya, Misya Silvia, N. Rahayu
{"title":"Penguatan Karakter Keindonesiaan Berpendekatan Pembelajaran Holistik Bagi Guru & Fasilitor Sanggar Belajar SIKL Ikaba Imaba 1 Malaysia pada Era Komunikasi Global","authors":"Harun Joko Prayitno, Murfiah Dewi Wulandari, Ratnasari Diah Utami, Heri Siswanto, Himatus Syaadah, Eko Purnomo, M. Muhajir, Nikita Vitayala, Pratiwi Yulia Saputri, Putri Itsna Ulayya, Misya Silvia, N. Rahayu","doi":"10.23917/bkkndik.v5i2.23321","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ru menjadi salah satu ujung tombak pendidikan dan memiliki peran sentral dalam rekayasa kelas. Kemampuan guru dalam melakukan rekayasa pembelajaraan sesuai dengan kebutuhan abad 21 sangat diperlukan. Hasil observasi yang dilakukan di 4 Sanggar Belajar Indonesia dari sebanyak 23 Sanggar Belajar di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur se-Kuala Lumpur Malaysia menunjukan Guru-guru dan atau instrukturnya pada Sanggar Belajar Indonesia di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur tersebut masih memiliki kompetensi dalam hal pengembangan pembelajaran yang rendah serta pembelajaran yang dilakukan juga kurang menarik dan kurang inovatif. Kondisi anak didiknya sangat beragam karena dari semua kelas, sejak dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dijadikan 1 kelas. Observasi tersebut juga menemukan bahwa guru kurang memiliki variasi dalam menggunakan metode pembelajaran serta penguasaan kelas kurang maksimal. Berdasarkan hal tersebut, sangat diperlukan adanya penguataan bagi guru-guru Sanggar Belajar Indonesia di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur se-Kuala Lumpur Malaysia dalam hal rekayasa pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan abad 21. Dengan pemberian penguatan tersebut, diharapkan guru-guru dan atau instrukturnya pada Sanggar Belajar Indonesia di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur se-Kuala Lumpur Malaysia memiliki kompetensi yang baik dalam mempersiapkan anak didiknya dalam persaingan dalam pembelajaran abad 21, era komunikasi dan komputasi global. Metode pelaksanaan pengabdian melalui enam tahap yaitu, (1) Pemetaan dan pendataan kondisi awal mitra, (2) Sosialisasi dilaksanakan untuk mendiskusikan dengan mitra terkait pelaksanaan pengabdian, (3) Pelatihan pada guru dalam pembelajaran yang holistik, (4) Pendampingan pada guru dalam melaksanakan pembelajaran yang holistic, (5) Monitoring dan evaluasi pembelajaran holistic yang telah dilakukan guru, dan (6) Penyusunan laporan dan publikasi. Hasil kegiatan PkM ini adalah dapat menumbuhkan karakter cinta tanah air yang rendah yang dimiliki oleh para anak imigran dengan berbagai faktor pendukung dan penghambat yang menyertai penyebabnya. Oleh karena itu peran Program PkM kemitraan Internasional Terintegrasi dengan dengan Program KKN Kemitraan Internasional yang dialsanakan oleh mahasiswa dari berbagai PTMA seluruh Indonesia di sejumlah Sanggar Bimbingan Belajar, khususnya IKABA IMABA 1 sangat diperlukan dalam membimbing dan menumbuhkan sikap karakter cinta tanah air (nasionalisme) pada diri anak-anak imigran di Selangor, Malaysia. Antara lain upaya yang dilakukan adalah dengan menyisipkan nilai-nilai kebangsaan atau karakter ke-Indonesianan ini melalui lomba perayaan kemerdekaan HUT RI. Sikap yang diharapkan setelah adanya lomba kegiatan perayaan kemerdekaan ini anak-anak imigran dapat memiliki sikap atau profil pelajar pancasila: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, kebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.","PeriodicalId":398206,"journal":{"name":"Buletin KKN Pendidikan","volume":"6 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin KKN Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23917/bkkndik.v5i2.23321","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

ru menjadi salah satu ujung tombak pendidikan dan memiliki peran sentral dalam rekayasa kelas. Kemampuan guru dalam melakukan rekayasa pembelajaraan sesuai dengan kebutuhan abad 21 sangat diperlukan. Hasil observasi yang dilakukan di 4 Sanggar Belajar Indonesia dari sebanyak 23 Sanggar Belajar di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur se-Kuala Lumpur Malaysia menunjukan Guru-guru dan atau instrukturnya pada Sanggar Belajar Indonesia di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur tersebut masih memiliki kompetensi dalam hal pengembangan pembelajaran yang rendah serta pembelajaran yang dilakukan juga kurang menarik dan kurang inovatif. Kondisi anak didiknya sangat beragam karena dari semua kelas, sejak dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dijadikan 1 kelas. Observasi tersebut juga menemukan bahwa guru kurang memiliki variasi dalam menggunakan metode pembelajaran serta penguasaan kelas kurang maksimal. Berdasarkan hal tersebut, sangat diperlukan adanya penguataan bagi guru-guru Sanggar Belajar Indonesia di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur se-Kuala Lumpur Malaysia dalam hal rekayasa pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan abad 21. Dengan pemberian penguatan tersebut, diharapkan guru-guru dan atau instrukturnya pada Sanggar Belajar Indonesia di bawah koordinasi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur se-Kuala Lumpur Malaysia memiliki kompetensi yang baik dalam mempersiapkan anak didiknya dalam persaingan dalam pembelajaran abad 21, era komunikasi dan komputasi global. Metode pelaksanaan pengabdian melalui enam tahap yaitu, (1) Pemetaan dan pendataan kondisi awal mitra, (2) Sosialisasi dilaksanakan untuk mendiskusikan dengan mitra terkait pelaksanaan pengabdian, (3) Pelatihan pada guru dalam pembelajaran yang holistik, (4) Pendampingan pada guru dalam melaksanakan pembelajaran yang holistic, (5) Monitoring dan evaluasi pembelajaran holistic yang telah dilakukan guru, dan (6) Penyusunan laporan dan publikasi. Hasil kegiatan PkM ini adalah dapat menumbuhkan karakter cinta tanah air yang rendah yang dimiliki oleh para anak imigran dengan berbagai faktor pendukung dan penghambat yang menyertai penyebabnya. Oleh karena itu peran Program PkM kemitraan Internasional Terintegrasi dengan dengan Program KKN Kemitraan Internasional yang dialsanakan oleh mahasiswa dari berbagai PTMA seluruh Indonesia di sejumlah Sanggar Bimbingan Belajar, khususnya IKABA IMABA 1 sangat diperlukan dalam membimbing dan menumbuhkan sikap karakter cinta tanah air (nasionalisme) pada diri anak-anak imigran di Selangor, Malaysia. Antara lain upaya yang dilakukan adalah dengan menyisipkan nilai-nilai kebangsaan atau karakter ke-Indonesianan ini melalui lomba perayaan kemerdekaan HUT RI. Sikap yang diharapkan setelah adanya lomba kegiatan perayaan kemerdekaan ini anak-anak imigran dapat memiliki sikap atau profil pelajar pancasila: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, kebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
为 Sanggar Belajar SIKL Ikaba Imaba 1 学校的教师和辅导员提供全面学习方法,加强印尼人的品格 1 全球通信时代的马来西亚
ru 是教育的先导之一,在课堂工程中起着核心作用。教师根据 21 世纪的需要开展学习工程的能力是非常必要的。在马来西亚吉隆坡印尼学校的协调下,从多达 23 个学习中心中选出了 4 个印尼学习中 心进行观察,结果表明,吉隆坡印尼学校协调下的印尼学习中心的教师或指导教师在学 习发展方面的能力仍然较低,所开展的学习也缺乏趣味性和创新性。学生的状况非常多样化,因为从一年级到六年级的所有班级都被当作一个班使用。观察还发现,教师在使用学习方法时缺乏多样性,课堂掌握情况不理想。因此,有必要在马来西亚吉隆坡印度尼西亚学校的协调下,加强印度尼西亚学习工作室的教师在学习工程方面的能力,以适应 21 世纪的需要。 通过加强教师的能力,希望马来西亚吉隆坡印度尼西亚学校协调下的印度尼西亚学习工作室的教师和/或指导教师有良好的能力,培养学生在 21 世纪的学习、全球通信和计算机时代的竞争中胜出。实施服务的方法分为六个阶段,即:(1)对合作伙伴的初始条件进行摸底和数据收集;(2)开展社会化活动,与合作伙伴就服务的实施进行讨论;(3)对教师进行全人学习方面的培训;(4)协助教师实施全人学习;(5)对教师开展的全人学习进行监测和评估;(6)编写报告和出版物。这项 PkM 活动的成果能够在各种支持和抑制因素的伴随下,培养移民儿童对国家的低 度热爱。因此,国际合作 PkM 计划与国际合作 KKN 计划(由印度尼西亚各地 PTMA 的学生在一些辅导中心,特别是 IKABA IMABA 1 开展)相结合,在引导和培养马来西亚雪兰莪州移民儿童热爱祖国(民族主义)的品格态度方面发挥了非常必要的作用。所做的其他努力包括通过印尼独立日庆祝活动竞赛来植入民族价值观或印尼特色。在独立日庆祝活动竞赛之后,人们期望移民儿童能够拥有潘查希拉学生的态度或特征:信仰、敬畏上帝、高尚品格、全球多样性、相互合作、独立、批判性推理和创造力。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信