{"title":"Respon Pertumbuhan Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Kompos Limbah Nilam (Pogostemon cablin Benth.)","authors":"Erfina Erfina, Maretik Maretik, Dandi Dandi, Tahir Tahir","doi":"10.31605/saintifik.v10i1.491","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kuantitas limbah nilam pada indusrti penyulingan nilam yang semakin meningkat membutuhkan upaya pemanfaatan guna menghindari kerusakan lingkunagn, salah satu alternatif yaitu dijadikan sebagai pupuk kompos. Pada tahun 2022 produksi terung mengalami penurunan yaitu sebesar 52.221,00 ton/tahun. Hal tersebut perlu dilakukan peningkatan produksi tanaman terung (Solanum melongena L.) Kompos Limbah nilam merupakan hasil buangan dari proses produksi penyulingan minyak nilam yang memiliki kandungan hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengganti pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kompos limbah nilam terhadap pertumbuhan tanaman terung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 taraf perlakuan dan 4 kali ulangan. Dosis yang digunakan adalah K0 (kontrol), K1 (600 gram), K2 (800 gram), K3 (1000 gram), K4 (1500 gram). Parameter yang diamati meliputi tinggi batang (cm) dan jumlah daun (helai). Hasil uji ANOVA untuk kelompok bahwa perlakuan tinggi tanaman terung tidak memberikan pengaruh yang signifikan yaitu Fhitung (2,39) < Ftabel (3,49) maupun pada perlakuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan yaitu Fhitung (2,18) < Ftabel (3,26), hal tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan seperti curah hujan yang sangat tinggi sehingga kandungan unsur hara yang ada pada pupuk ikut tercuci oleh air dan tidak maksimal diserap oleh akar tanaman. Hasil uji ANOVA pada jumlah helai daun menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kompos limbah nilam untuk kelompok tidak memberikan pengaruh yang signifikan yaitu Fhitung (1,22) < Ftabel (3,49) maupun pada perlakuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan yaitu Fhitung (0,66) < Ftabel (3,26), diduga dosis pemberian pupuk belum mencukupi untuk menunjang pertambahan jumlah helai daun pada tanaman terung. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pemberian kompos limbah nilam terhadap pertumbuhan tanaman terung.","PeriodicalId":487045,"journal":{"name":"Saintifik","volume":"80 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Saintifik","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31605/saintifik.v10i1.491","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kuantitas limbah nilam pada indusrti penyulingan nilam yang semakin meningkat membutuhkan upaya pemanfaatan guna menghindari kerusakan lingkunagn, salah satu alternatif yaitu dijadikan sebagai pupuk kompos. Pada tahun 2022 produksi terung mengalami penurunan yaitu sebesar 52.221,00 ton/tahun. Hal tersebut perlu dilakukan peningkatan produksi tanaman terung (Solanum melongena L.) Kompos Limbah nilam merupakan hasil buangan dari proses produksi penyulingan minyak nilam yang memiliki kandungan hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengganti pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kompos limbah nilam terhadap pertumbuhan tanaman terung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 taraf perlakuan dan 4 kali ulangan. Dosis yang digunakan adalah K0 (kontrol), K1 (600 gram), K2 (800 gram), K3 (1000 gram), K4 (1500 gram). Parameter yang diamati meliputi tinggi batang (cm) dan jumlah daun (helai). Hasil uji ANOVA untuk kelompok bahwa perlakuan tinggi tanaman terung tidak memberikan pengaruh yang signifikan yaitu Fhitung (2,39) < Ftabel (3,49) maupun pada perlakuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan yaitu Fhitung (2,18) < Ftabel (3,26), hal tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan seperti curah hujan yang sangat tinggi sehingga kandungan unsur hara yang ada pada pupuk ikut tercuci oleh air dan tidak maksimal diserap oleh akar tanaman. Hasil uji ANOVA pada jumlah helai daun menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kompos limbah nilam untuk kelompok tidak memberikan pengaruh yang signifikan yaitu Fhitung (1,22) < Ftabel (3,49) maupun pada perlakuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan yaitu Fhitung (0,66) < Ftabel (3,26), diduga dosis pemberian pupuk belum mencukupi untuk menunjang pertambahan jumlah helai daun pada tanaman terung. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pemberian kompos limbah nilam terhadap pertumbuhan tanaman terung.