Christin Natalina Tambunan, T. Gantina, B. Manunggal
{"title":"Analisis Perbandingan Bahan Bakar Biosolar dan Dexlite terhadap Performansi Generator Set Tipe Cummins 60 kVA","authors":"Christin Natalina Tambunan, T. Gantina, B. Manunggal","doi":"10.35313/energi.v12i2.5227","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkembangan bahan bakar pada mesin sangat berpengaruh pada performansi mesin diesel sehingga perbaikan terhadap kualitas bahan bakar pastinya terjadi dari waktu ke waktu. Mesin diesel pada mulanya hanya menggunakan bahan bakar solar. Namun, saat ini sudah berkembang dan kini tersedia jenis bahan bakar lainnya. Dua diantaranya yaitu Biosolar dan Dexlite. Biosolar merupakan campuran solar dengan minyak nabati yang diperoleh dari minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Biosolar memiliki sifat fisis yang sama seperti minyak solar sehingga dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar solar untuk mesin diesel. Sedangkan Dexlite merupakan bahan bakar minyak terbaru pertamina untuk kendaraan bermesin diesel di Indonesia dan merupakan varian baru bagi konsumen yang menginginkan BBM dengan kualitas diatas solar biasa (bersubsidi). Maka dari itu dilakukan pengujian untuk kedua jenis bahan bakar tersebut pada mesin Generator Set Tipe Cummins 48 kW. Proses pengujian bahan bakar ini dilakukan secara bergantian dengan parameter yang diambil yaitu data putaran, arus, tegangan, cos φ, frekuensi, dan waktu konsumsi bahan bakar. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa Dexlite pada beban maksimum memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi yaitu sebesar 32,6704% dengan nilai Rp/kWh sebesar Rp4.147,1/kWh dan untuk membangkitkan daya sebesar 18,1646 kW maka konsumsi bahan bakar spesifik yang dihasilkan adalah sebesar 0,291 L/kWh. Sedangkan Biosolar pada beban maksimum memiliki nilai efisiensi yang lebih rendah yaitu sebesar 29,0359% dengan nilai Rp/kWh sebesar Rp3.935,28/kWh dan untuk membangkitkan daya sebesar 17,2077 kW maka konsumsi bahan bakar spesifik yang dihasilkan adalah sebesar 0,3363 L/kWh. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh karakteristik bahan bakar yang berbeda, dimana nilai kalor dan cetane number yang terkandung pada Dexlite lebih baik jika dibandingkan dengan Biosolar. \nKata kunci : karakteristik bahan bakar, biosolar, dexlite, generator set, performansi mesin","PeriodicalId":201799,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Energi","volume":"43 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Energi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35313/energi.v12i2.5227","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Perkembangan bahan bakar pada mesin sangat berpengaruh pada performansi mesin diesel sehingga perbaikan terhadap kualitas bahan bakar pastinya terjadi dari waktu ke waktu. Mesin diesel pada mulanya hanya menggunakan bahan bakar solar. Namun, saat ini sudah berkembang dan kini tersedia jenis bahan bakar lainnya. Dua diantaranya yaitu Biosolar dan Dexlite. Biosolar merupakan campuran solar dengan minyak nabati yang diperoleh dari minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Biosolar memiliki sifat fisis yang sama seperti minyak solar sehingga dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar solar untuk mesin diesel. Sedangkan Dexlite merupakan bahan bakar minyak terbaru pertamina untuk kendaraan bermesin diesel di Indonesia dan merupakan varian baru bagi konsumen yang menginginkan BBM dengan kualitas diatas solar biasa (bersubsidi). Maka dari itu dilakukan pengujian untuk kedua jenis bahan bakar tersebut pada mesin Generator Set Tipe Cummins 48 kW. Proses pengujian bahan bakar ini dilakukan secara bergantian dengan parameter yang diambil yaitu data putaran, arus, tegangan, cos φ, frekuensi, dan waktu konsumsi bahan bakar. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa Dexlite pada beban maksimum memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi yaitu sebesar 32,6704% dengan nilai Rp/kWh sebesar Rp4.147,1/kWh dan untuk membangkitkan daya sebesar 18,1646 kW maka konsumsi bahan bakar spesifik yang dihasilkan adalah sebesar 0,291 L/kWh. Sedangkan Biosolar pada beban maksimum memiliki nilai efisiensi yang lebih rendah yaitu sebesar 29,0359% dengan nilai Rp/kWh sebesar Rp3.935,28/kWh dan untuk membangkitkan daya sebesar 17,2077 kW maka konsumsi bahan bakar spesifik yang dihasilkan adalah sebesar 0,3363 L/kWh. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh karakteristik bahan bakar yang berbeda, dimana nilai kalor dan cetane number yang terkandung pada Dexlite lebih baik jika dibandingkan dengan Biosolar.
Kata kunci : karakteristik bahan bakar, biosolar, dexlite, generator set, performansi mesin