Khaerul Amru, Rai Anjani, Erwika Dhora Jati, Said Fahmi
{"title":"Strategi Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan Kondisi Sanitasi Bantaran Sungai Latuppa’ di Kota Palopo Menggunakan Metode SWOT dan Matriks IFAS-EFAS","authors":"Khaerul Amru, Rai Anjani, Erwika Dhora Jati, Said Fahmi","doi":"10.31315/psb.v5i1.11669","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sungai Latuppa’ merupakan salah satu sumber air bersih bagi masyarakat Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan, terindikasi mengalami penurunan kualitas sumber bahan baku air bersih setiap tahunnya. Saat ini, hampir 65% air sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar berat, adapun sumber utama pencemaran air sungai di Indonesia justru berasal dari limbah rumah tangga atau domestik, bukan dari limbah industri. Hal ini semakin menguatkan korelasi antara kualitas air dengan kualitas sanitasi yang ada, dimana kualitas air ditentukan oleh kualitas sanitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi existing keadaan sanitasi bantaran Sungai Latuppa’ dan memberikan alternatif strategi pengelolaan lingkungan yang optimal. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah metode survey, dengan penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan metode analisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT), serta perhitungan Internal Factor Analysis Strategy-External Factor Analysis Strategy (IFAS-EFAS). Hasil penelitian menunjukan strategi pengelolaan lingkungan yang tepat adalah dengan pendekatan Weekness-Opportunity (WO). Terfapat 5 hal yang menjadi sasaran utama dalam pengelolaan bantaran Sungai Lattupa’ yaitu: 1) Membangun lokasi MCK komunal 2) Pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya sumberdaya air bersih 3) Memanfaatkan sumber air bersih untuk memperbaiki kondisi sanitasi 4) Sosialisasi pentingnya MCK 5) Pembuatan peraturan daerah terkait kesehatan lingkungan berbasis masyarakat.","PeriodicalId":445089,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI","volume":"20 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31315/psb.v5i1.11669","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Sungai Latuppa’ merupakan salah satu sumber air bersih bagi masyarakat Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan, terindikasi mengalami penurunan kualitas sumber bahan baku air bersih setiap tahunnya. Saat ini, hampir 65% air sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar berat, adapun sumber utama pencemaran air sungai di Indonesia justru berasal dari limbah rumah tangga atau domestik, bukan dari limbah industri. Hal ini semakin menguatkan korelasi antara kualitas air dengan kualitas sanitasi yang ada, dimana kualitas air ditentukan oleh kualitas sanitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi existing keadaan sanitasi bantaran Sungai Latuppa’ dan memberikan alternatif strategi pengelolaan lingkungan yang optimal. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah metode survey, dengan penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan metode analisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT), serta perhitungan Internal Factor Analysis Strategy-External Factor Analysis Strategy (IFAS-EFAS). Hasil penelitian menunjukan strategi pengelolaan lingkungan yang tepat adalah dengan pendekatan Weekness-Opportunity (WO). Terfapat 5 hal yang menjadi sasaran utama dalam pengelolaan bantaran Sungai Lattupa’ yaitu: 1) Membangun lokasi MCK komunal 2) Pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya sumberdaya air bersih 3) Memanfaatkan sumber air bersih untuk memperbaiki kondisi sanitasi 4) Sosialisasi pentingnya MCK 5) Pembuatan peraturan daerah terkait kesehatan lingkungan berbasis masyarakat.