{"title":"PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN KAWASAN PERDAGANGAN DAN PEMUKIMAN DI BANDAR LAMPUNG. (STUDI KASUS PERSIMPANGAN REL KERETA API Jl. H. KOMARUDDIN)","authors":"Verza Dillano Gharata, Widi Dwi Satria, Wenny Arminda","doi":"10.31101/juara.v6i2.3043","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan. Bandar Lampung sebagai ibukota provinsi Lampung, memiliki aktivitas angkutan darat kereta api yang cukup padat. Hampir setiap jam kereta api melintasi kota Bandar Lampung. Kekerasan bunyi dalam jangka waktu terus menerus akan menimbulkan dampak fisik,dan psikis akibat kebisingan secara terus menerus. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi di kawasan perdagangan dan pemukiman yang ada di Kota Bandar Lampung dengan studi kasus persimpangan rel kereta api Jl. H. Komaruddin berdasarkan peraturan tentang baku tingkat kebisingan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan mengukur langsung kebisingan yang terjadi, dianalisa, dan dibandingkan dengan peraturan kebisingan pada area pemukiman dan perdagangan. Dari Penelitian ini ditemukan kawasan persimpangan rel kereta api Jl. H. Komarruddin tidak ideal untuk dijadikan kawasan pemukiman karena melampaui ambang batas kebisingan 55 dBA, dan melampaui batas ambang kebisingan kawasan perdagangan pada hari-hari tertentu. Lonjakan kebisingan di persimpangan rel kereta api Jl. H. Komarruddin berasal dari jenis kendaraan yang dimodifikasi, penumpukan kendaraan, suara klakson, suara speaker peringatan kereta api, dan suara kereta api yang melintas.","PeriodicalId":249058,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur dan Perencanaan (JUARA)","volume":"133 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Arsitektur dan Perencanaan (JUARA)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31101/juara.v6i2.3043","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan. Bandar Lampung sebagai ibukota provinsi Lampung, memiliki aktivitas angkutan darat kereta api yang cukup padat. Hampir setiap jam kereta api melintasi kota Bandar Lampung. Kekerasan bunyi dalam jangka waktu terus menerus akan menimbulkan dampak fisik,dan psikis akibat kebisingan secara terus menerus. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi di kawasan perdagangan dan pemukiman yang ada di Kota Bandar Lampung dengan studi kasus persimpangan rel kereta api Jl. H. Komaruddin berdasarkan peraturan tentang baku tingkat kebisingan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan mengukur langsung kebisingan yang terjadi, dianalisa, dan dibandingkan dengan peraturan kebisingan pada area pemukiman dan perdagangan. Dari Penelitian ini ditemukan kawasan persimpangan rel kereta api Jl. H. Komarruddin tidak ideal untuk dijadikan kawasan pemukiman karena melampaui ambang batas kebisingan 55 dBA, dan melampaui batas ambang kebisingan kawasan perdagangan pada hari-hari tertentu. Lonjakan kebisingan di persimpangan rel kereta api Jl. H. Komarruddin berasal dari jenis kendaraan yang dimodifikasi, penumpukan kendaraan, suara klakson, suara speaker peringatan kereta api, dan suara kereta api yang melintas.