Ari Wibowo, S. Suhardi, Anhar Faisal Fanani, Veronica Wanniatie, Zuraida Hanum
{"title":"Measurement of Stress Levels in Pre- and Post-Slaughter Cattle at Tanah Merah Slaughterhouse Samarinda, East Kalimantan Province, Indonesia","authors":"Ari Wibowo, S. Suhardi, Anhar Faisal Fanani, Veronica Wanniatie, Zuraida Hanum","doi":"10.17969/agripet.v23i2.31183","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT. The heightened demand for domestic beef has emerged in response to an expanding populace and heightened public interest in meat consumption. The principal objective of this investigation was to assess cardiac activity, as inferred from heart rate data, through the application of rigorous statistical methodologies and meticulous sampling techniques. The study comprised 70 Bali cattle sourced from the Samarinda Slaughterhouse (RPH), with statistical analysis facilitated by the utilization of the Z Test. Examination of the heart rate data indicated a notable degree of variability. Upon conducting the Z Test, a statistically significant finding was ascertained with p0.05, signifying the acceptance of H1. This, in turn, signified that the heart rate data exhibited an elevation in stress levels. Conversely, H0 was categorically refuted, implying an absence of heightened heart rate between the enclosure environment and the site of slaughter. Further observations centered on urination and defecation within the sample, yielding an average incidence of 11.425% amongst the 70 Bali cattle, serving as an indicator of stress or discomfort. The evaluation of stress levels in cattle within the Tanah Merah Samarinda Animal Slaughterhouse, situated in East Kalimantan, corroborated a significant surge in stress during the transition of cattle from the enclosure zone to the slaughter and dispersal area. This phenomenon is attributed to the deficiency in knowledge among stockpersons concerning optimal livestock handling and the principles of animal welfare. (Pengukuran tingkat stres pada sapi pra dan pasca penyembelihan di rumah potong hewan Tanah Merah Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia) ABSTRAK. Permintaan yang meningkat untuk daging sapi dalam negeri muncul sebagai respons terhadap pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan minat publik yang tinggi dalam konsumsi daging. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menilai aktivitas jantung, seperti yang disimpulkan dari data denyut jantung, melalui penerapan metodologi statistik yang ketat dan teknik pengambilan sampel yang cermat. Penelitian ini melibatkan 70 ekor sapi Bali yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH) Samarinda, dengan analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Uji Z. Pemeriksaan data denyut jantung mengindikasikan tingkat variasi yang signifikan. Setelah melakukan Uji Z, temuan yang signifikan secara statistik ditemukan dengan p0,05, menunjukkan penerimaan H1. Ini, pada gilirannya, menunjukkan bahwa data denyut jantung menunjukkan peningkatan tingkat stres. Sebaliknya, H0 secara tegas ditolak, mengimplikasikan ketiadaan peningkatan denyut jantung antara lingkungan kandang dan lokasi pemotongan. Pengamatan lebih lanjut terkait dengan buang air kecil dan buang air besar dalam sampel menghasilkan insiden rata-rata sebesar 11,425% dari 70 ekor sapi Bali, yang berfungsi sebagai indikator stres atau ketidaknyamanan. Evaluasi tingkat stres pada sapi di Rumah Potong Hewan Tanah Merah Samarinda, yang terletak di Kalimantan Timur, mengkonfirmasi peningkatan signifikan dalam stres selama proses pemindahan sapi dari zona kandang ke area pemotongan dan penyebaran. Fenomena ini dikaitkan dengan kurangnya pengetahuan di antara peternak tentang penanganan ternak yang optimal dan prinsip kesejahteraan hewan.","PeriodicalId":30910,"journal":{"name":"Jurnal Agripet","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Agripet","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17969/agripet.v23i2.31183","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRACT. The heightened demand for domestic beef has emerged in response to an expanding populace and heightened public interest in meat consumption. The principal objective of this investigation was to assess cardiac activity, as inferred from heart rate data, through the application of rigorous statistical methodologies and meticulous sampling techniques. The study comprised 70 Bali cattle sourced from the Samarinda Slaughterhouse (RPH), with statistical analysis facilitated by the utilization of the Z Test. Examination of the heart rate data indicated a notable degree of variability. Upon conducting the Z Test, a statistically significant finding was ascertained with p0.05, signifying the acceptance of H1. This, in turn, signified that the heart rate data exhibited an elevation in stress levels. Conversely, H0 was categorically refuted, implying an absence of heightened heart rate between the enclosure environment and the site of slaughter. Further observations centered on urination and defecation within the sample, yielding an average incidence of 11.425% amongst the 70 Bali cattle, serving as an indicator of stress or discomfort. The evaluation of stress levels in cattle within the Tanah Merah Samarinda Animal Slaughterhouse, situated in East Kalimantan, corroborated a significant surge in stress during the transition of cattle from the enclosure zone to the slaughter and dispersal area. This phenomenon is attributed to the deficiency in knowledge among stockpersons concerning optimal livestock handling and the principles of animal welfare. (Pengukuran tingkat stres pada sapi pra dan pasca penyembelihan di rumah potong hewan Tanah Merah Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia) ABSTRAK. Permintaan yang meningkat untuk daging sapi dalam negeri muncul sebagai respons terhadap pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan minat publik yang tinggi dalam konsumsi daging. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menilai aktivitas jantung, seperti yang disimpulkan dari data denyut jantung, melalui penerapan metodologi statistik yang ketat dan teknik pengambilan sampel yang cermat. Penelitian ini melibatkan 70 ekor sapi Bali yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH) Samarinda, dengan analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Uji Z. Pemeriksaan data denyut jantung mengindikasikan tingkat variasi yang signifikan. Setelah melakukan Uji Z, temuan yang signifikan secara statistik ditemukan dengan p0,05, menunjukkan penerimaan H1. Ini, pada gilirannya, menunjukkan bahwa data denyut jantung menunjukkan peningkatan tingkat stres. Sebaliknya, H0 secara tegas ditolak, mengimplikasikan ketiadaan peningkatan denyut jantung antara lingkungan kandang dan lokasi pemotongan. Pengamatan lebih lanjut terkait dengan buang air kecil dan buang air besar dalam sampel menghasilkan insiden rata-rata sebesar 11,425% dari 70 ekor sapi Bali, yang berfungsi sebagai indikator stres atau ketidaknyamanan. Evaluasi tingkat stres pada sapi di Rumah Potong Hewan Tanah Merah Samarinda, yang terletak di Kalimantan Timur, mengkonfirmasi peningkatan signifikan dalam stres selama proses pemindahan sapi dari zona kandang ke area pemotongan dan penyebaran. Fenomena ini dikaitkan dengan kurangnya pengetahuan di antara peternak tentang penanganan ternak yang optimal dan prinsip kesejahteraan hewan.
摘要随着人口的增长和公众对肉类消费兴趣的增加,对国产牛肉的需求也随之增加。这项调查的主要目的是通过应用严格的统计方法和细致的取样技术,评估从心率数据推断出的心脏活动。研究对象包括 70 头来自萨马林达屠宰场(RPH)的巴厘岛牛,统计分析采用 Z 检验法。对心率数据的检查表明存在明显的变异性。在进行 Z 检验时,P0.05 有统计学意义,表明 H1 成立。这反过来又表明,心率数据显示出压力水平的升高。反之,H0 被断然否定,这意味着圈舍环境和屠宰场地之间不存在心率升高的情况。进一步观察的重点是样本中的大小便情况,在 70 头巴厘牛中,平均发生率为 11.425%,可作为压力或不适的指标。对位于东加里曼丹的Tanah Merah Samarinda动物屠宰场内牛的压力水平进行的评估证实,在牛从围栏区过渡到屠宰和分散区的过程中,压力显著增加。 这种现象归因于饲养员缺乏有关最佳牲畜处理和动物福利原则的知识。 (印度尼西亚东加里曼丹省三马林达 Tanah Merah 屠宰场屠宰前和屠宰后牛只的应激水平测量) ABSTRACT.随着人口的不断增长和公众对肉类消费的高度关注,国内牛肉需求量不断增加。本研究的主要目的是通过应用严格的统计方法和细致的抽样技术,评估从心率数据推断出的心脏活动。研究涉及从萨马林达屠宰场获得的 70 头巴厘岛牛,采用 Z 检验法进行统计分析。对心率数据的检查表明存在显著的差异。进行 Z 检验后发现,P0.05 具有统计学意义,表明 H1 成立。这反过来表明,心率数据表明压力水平增加。与此相反,H0 被明确否定,这意味着笼养环境和屠宰场之间的心率没有增加。对样本中大小便情况的进一步观察表明,在 70 头巴厘岛牛中,大小便的平均发生率为 11.425%,这也是应激或不适的一个指标。对位于东加里曼丹的萨马林达 Tanah Merah 屠宰场的牛只压力水平进行的评估证实,在将牛只从饲养区转移到屠宰和分散区的过程中,牛只的压力显著增加。造成这种现象的原因是农民缺乏对牛的最佳处理和动物福利原则的了解。