{"title":"PENDEKATAN KAMUFLASE DALAM PERANCANGAN RUANG AMAN BAGI PENYINTAS KEKERASAN SEKSUAL DI JAKARTA","authors":"Glenda Vania, Diah Anggraini","doi":"10.24912/stupa.v5i2.24251","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Violence is one of the global issues that is often difficult to overcome, partly because there are variables that are difficult to predict, such as subject, place, and time. There are various types of violence, one of which is sexual violence. In Indonesia itself, the average number of sexual violence cases has increased each year and has become the first most reported violence case from 2020 to 2022 (SIMFONI-PPA, 2023). Unfortunately, this data is not comprehensive enough due to information sources that are still not integrated with each other and even though there has been an increase in the number of cases, existing laws and facilities still lack empathy for victims. Even though the impact felt by victims varies, victims often experience severe trauma in which they feel like losing their place in the world, which makes it difficult for them to return to their normal activities. Through this, victims need to be a priority as well. Qualitative methods obtained through secondary sources are used to obtain in-depth information about victims and camouflage design method will be applied in the design of one-stop emergency facilities as a form of empathy for sexual violence victims. By using existing methods, the authors hope to be able to frmulate a design concept for facilities that are empathetic and in accordance with the needs of the victims so that later they can recover from their wounds and continue their lives by finding their respective places in society. Keywords: camouflage; human psychology; rehabilitation; sexual violence Abstrak Kekerasan menjadi salah satu permasalahan global yang kerap terjadi dan sulit untuk diatasi, salah satunya karena terdapat variabel yang sulit untuk diprediksi, seperti subjek, tempat, dan waktu. Ada berbagai macam jenis kekerasan, salah satunya adalah kekerasan seksual (sexual violence). Di Indonesia sendiri, kasus kekerasan seksual rata-rata mengalami peningkatan jumlah dari tahun ke tahun dan menjadi kasus kekerasan terlapor terbanyak pertama dari tahun 2020 hingga 2022 (SIMFONI-PPA, 2023). Sayangnya, data ini masih kurang menyeluruh akibat sumber informasi yang masih belum terintegrasi satu sama lain dan walaupun mengalami peningkatan jumlah kasus, hukum serta fasilitas yang ada masih kurang berempati kepada korban. Meskipun dampak yang dirasakan korban beragam, tetapi sering kali korban mengalami trauma yang berat hingga merasa kehilangan tempat di dunia, sehingga mereka sulit untuk kembali beraktivitas secara normal seperti sediakala. Melihat realita ini, maka korban perlu menjadi prioritas juga. Metode kualitatif yang diperoleh melalui sumber sekunder digunakan untuk mendapatkan informasi mendalam mengenai korban dan metode perancangan kamuflase akan diterapkan dalam desain fasilitas one-stop emergency sebagai bentuk empati bagi para korban kekerasan seksual. Dengan menggunakan metode yang ada, penulis berharap dapat merumuskan konsep desain fasilitas yang berempati dan sesuai dengan kebutuhan para korban agar nantinya dapat bangkit dari luka dan melanjutkan hidupnya dengan kembali menemukan tempatnya masing-masing dalam masyarakat.","PeriodicalId":129877,"journal":{"name":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","volume":"150 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24251","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Violence is one of the global issues that is often difficult to overcome, partly because there are variables that are difficult to predict, such as subject, place, and time. There are various types of violence, one of which is sexual violence. In Indonesia itself, the average number of sexual violence cases has increased each year and has become the first most reported violence case from 2020 to 2022 (SIMFONI-PPA, 2023). Unfortunately, this data is not comprehensive enough due to information sources that are still not integrated with each other and even though there has been an increase in the number of cases, existing laws and facilities still lack empathy for victims. Even though the impact felt by victims varies, victims often experience severe trauma in which they feel like losing their place in the world, which makes it difficult for them to return to their normal activities. Through this, victims need to be a priority as well. Qualitative methods obtained through secondary sources are used to obtain in-depth information about victims and camouflage design method will be applied in the design of one-stop emergency facilities as a form of empathy for sexual violence victims. By using existing methods, the authors hope to be able to frmulate a design concept for facilities that are empathetic and in accordance with the needs of the victims so that later they can recover from their wounds and continue their lives by finding their respective places in society. Keywords: camouflage; human psychology; rehabilitation; sexual violence Abstrak Kekerasan menjadi salah satu permasalahan global yang kerap terjadi dan sulit untuk diatasi, salah satunya karena terdapat variabel yang sulit untuk diprediksi, seperti subjek, tempat, dan waktu. Ada berbagai macam jenis kekerasan, salah satunya adalah kekerasan seksual (sexual violence). Di Indonesia sendiri, kasus kekerasan seksual rata-rata mengalami peningkatan jumlah dari tahun ke tahun dan menjadi kasus kekerasan terlapor terbanyak pertama dari tahun 2020 hingga 2022 (SIMFONI-PPA, 2023). Sayangnya, data ini masih kurang menyeluruh akibat sumber informasi yang masih belum terintegrasi satu sama lain dan walaupun mengalami peningkatan jumlah kasus, hukum serta fasilitas yang ada masih kurang berempati kepada korban. Meskipun dampak yang dirasakan korban beragam, tetapi sering kali korban mengalami trauma yang berat hingga merasa kehilangan tempat di dunia, sehingga mereka sulit untuk kembali beraktivitas secara normal seperti sediakala. Melihat realita ini, maka korban perlu menjadi prioritas juga. Metode kualitatif yang diperoleh melalui sumber sekunder digunakan untuk mendapatkan informasi mendalam mengenai korban dan metode perancangan kamuflase akan diterapkan dalam desain fasilitas one-stop emergency sebagai bentuk empati bagi para korban kekerasan seksual. Dengan menggunakan metode yang ada, penulis berharap dapat merumuskan konsep desain fasilitas yang berempati dan sesuai dengan kebutuhan para korban agar nantinya dapat bangkit dari luka dan melanjutkan hidupnya dengan kembali menemukan tempatnya masing-masing dalam masyarakat.