{"title":"PEMANFAATAN POTENSI DESA CIBULUH, SUBANG DALAM PENINGKATAN RESILIENSI EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA MELALUI ARSITEKTUR PARTISIPATIF","authors":"Felya Monica, M. Halim","doi":"10.24912/stupa.v5i2.24291","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The village of Cibuluh, Subang, which is flowed by water and is also a meeting place for 7 rivers, shows its identity through spatial patterns and activities. The village has potential which includes the natural beauty of the hills and the use of agricultural land, as well as a well-maintained environment. The existence of the Cipunagara river pollution phenomenon in 2016 which was suspected to be the impact of factory waste has reduced the potential of Cibuluh Village, both from the economic, tourism and river culture aspects. The loss for Cibuluh Village is not only limited to the death of native fish, but the livelihoods of the village community are also threatened. The method for this writing uses a qualitative interpretive research method on the context of people's lives from an economic, social and cultural perspective as well as the use of space in Cibuluh Village. The discussion in this paper includes mapping the physical, social and cultural environment of the village; Identify existing potentials and challenges; as well as analyzing the relationship between rivers, agriculture, and culture of Cibuluh Village, Subang. The purpose and focus of this writing is to propose a program prospect that is able to increase village resilience starting from the cultural capital and local identity that is already owned. Overall, the results of the discussion from this writing are that Cibuluh Village has great cultural potential. The thickness of the community with traditional arts and skills is a capital that has the potential to be developed. However, there needs to be spaces to allow for program interventions that are able to help increase the existence of this Cibuluh Village. Application of Participatory Architecture and Collaboration between relevant stakeholders will be key in achieving the goals. Keywords: participatory architecture; local identity; village resilience Abstrak Desa Cibuluh, Subang yang dialiri sekaligus menjadi tempat bertemunya 7 aliran sungai ini memperlihatkan identitasnya melalui pola ruang dan aktivitasnya. Desa memiliki potensi yang meliputi keindahan alam perbukitan dan pemanfaatan lahan pertanian, serta lingkungannya yang tetap terjaga dengan baik. Adanya fenomena pencemaran sungai Cipunagara 2016 silam yang diduga merupakan dampak dari limbah pabrik telah menurunkan potensi dari Desa Cibuluh, baik dari aspek ekonomi, pariwisata, hingga budaya sungai. Kerugian bagi Desa Cibuluh bukan hanya sebatas matinya ikan natif, tetapi penghidupan masyarakat desa juga turut terancam. Metode untuk penulisan ini menggunakan metode penelitian interpretatif kualitatif terhadap konteks kehidupan masyarakat dari segi ekonomi, sosial, dan budaya serta pemanfaatan ruang di Desa Cibuluh. Pembahasan dalam penulisan ini meliputi pemetaan lingkungan fisik, sosial, dan budaya desa; Mengidentifikasi potensi dan tantangan yang ada; serta menganalisis hubungan antara sungai, pertanian, dan kebudayaan Desa Cibuluh, Subang. Adapun tujuan dan fokus dari penulisan ini adalah mengajukan suatu prospek program yang mampu meningkatkan resiliensi desa berangkat dari modal kebudayaan dan identitas lokal yang sudah dimiliki. Secara keseluruhan, hasil pembahasan dari penulisan ini yaitu Desa Cibuluh memiliki potensi budaya yang besar. Kentalnya masyarakat dengan kesenian dan keterampilan tradisional menjadi modal yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Namun, butuh adanya ruang-ruang untuk memungkinkan dilakukannya intervensi program yang mampu membantu meningkatkan eksistensi dari Desa Cibuluh ini. Penerapan Arsitektur Partisipatif dan Kolaborasi antara pemangku kepentingan yang relevan akan menjadi kunci dalam mencapai tujuan.","PeriodicalId":129877,"journal":{"name":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","volume":"62 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24291","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The village of Cibuluh, Subang, which is flowed by water and is also a meeting place for 7 rivers, shows its identity through spatial patterns and activities. The village has potential which includes the natural beauty of the hills and the use of agricultural land, as well as a well-maintained environment. The existence of the Cipunagara river pollution phenomenon in 2016 which was suspected to be the impact of factory waste has reduced the potential of Cibuluh Village, both from the economic, tourism and river culture aspects. The loss for Cibuluh Village is not only limited to the death of native fish, but the livelihoods of the village community are also threatened. The method for this writing uses a qualitative interpretive research method on the context of people's lives from an economic, social and cultural perspective as well as the use of space in Cibuluh Village. The discussion in this paper includes mapping the physical, social and cultural environment of the village; Identify existing potentials and challenges; as well as analyzing the relationship between rivers, agriculture, and culture of Cibuluh Village, Subang. The purpose and focus of this writing is to propose a program prospect that is able to increase village resilience starting from the cultural capital and local identity that is already owned. Overall, the results of the discussion from this writing are that Cibuluh Village has great cultural potential. The thickness of the community with traditional arts and skills is a capital that has the potential to be developed. However, there needs to be spaces to allow for program interventions that are able to help increase the existence of this Cibuluh Village. Application of Participatory Architecture and Collaboration between relevant stakeholders will be key in achieving the goals. Keywords: participatory architecture; local identity; village resilience Abstrak Desa Cibuluh, Subang yang dialiri sekaligus menjadi tempat bertemunya 7 aliran sungai ini memperlihatkan identitasnya melalui pola ruang dan aktivitasnya. Desa memiliki potensi yang meliputi keindahan alam perbukitan dan pemanfaatan lahan pertanian, serta lingkungannya yang tetap terjaga dengan baik. Adanya fenomena pencemaran sungai Cipunagara 2016 silam yang diduga merupakan dampak dari limbah pabrik telah menurunkan potensi dari Desa Cibuluh, baik dari aspek ekonomi, pariwisata, hingga budaya sungai. Kerugian bagi Desa Cibuluh bukan hanya sebatas matinya ikan natif, tetapi penghidupan masyarakat desa juga turut terancam. Metode untuk penulisan ini menggunakan metode penelitian interpretatif kualitatif terhadap konteks kehidupan masyarakat dari segi ekonomi, sosial, dan budaya serta pemanfaatan ruang di Desa Cibuluh. Pembahasan dalam penulisan ini meliputi pemetaan lingkungan fisik, sosial, dan budaya desa; Mengidentifikasi potensi dan tantangan yang ada; serta menganalisis hubungan antara sungai, pertanian, dan kebudayaan Desa Cibuluh, Subang. Adapun tujuan dan fokus dari penulisan ini adalah mengajukan suatu prospek program yang mampu meningkatkan resiliensi desa berangkat dari modal kebudayaan dan identitas lokal yang sudah dimiliki. Secara keseluruhan, hasil pembahasan dari penulisan ini yaitu Desa Cibuluh memiliki potensi budaya yang besar. Kentalnya masyarakat dengan kesenian dan keterampilan tradisional menjadi modal yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Namun, butuh adanya ruang-ruang untuk memungkinkan dilakukannya intervensi program yang mampu membantu meningkatkan eksistensi dari Desa Cibuluh ini. Penerapan Arsitektur Partisipatif dan Kolaborasi antara pemangku kepentingan yang relevan akan menjadi kunci dalam mencapai tujuan.
梳邦西布鲁赫村因水而兴,也是 7 条河流的交汇处,该村通过空间模式和活动展示了自己的特色。该村的潜力包括山丘的自然美景、农田的利用以及良好的环境维护。2016 年存在的疑似工厂废料影响的锡普纳加拉河污染现象,从经济、旅游和河流文化等方面削弱了锡布卢赫村的潜力。西布卢赫村的损失不仅限于本地鱼类的死亡,村社的生计也受到了威胁。本文采用定性解释性研究方法,从经济、社会和文化角度对西布卢赫村人们的生活环境以及空间利用情况进行研究。本文的讨论内容包括绘制村庄的自然、社会和文化环境图;确定现有的潜力和挑战;以及分析梳邦西布鲁赫村的河流、农业和文化之间的关系。本文的目的和重点在于提出一个计划前景,从已经拥有的文化资本和地方认同出发,提高村庄的抗灾能力。总体而言,本文的讨论结果表明,西布鲁赫村拥有巨大的文化潜力。社区传统艺术和技能的厚度是一种具有开发潜力的资本。然而,需要留出空间,以便进行项目干预,帮助提高西布卢赫村的存在价值。参与式建筑的应用和相关利益方之间的合作将是实现目标的关键。关键词:参与式建筑;地方认同;村庄恢复力 梳邦的西布鲁村(Abstrak Desa Cibuluh, Subang yang dialiri sekaligus menjadi tempat bertemunya 7 aliran sungai ini memperlihatkan identitasnya melalui pola ruang dans aktivitasnya)。该地区拥有强大的潜能,可帮助提高生活质量和工作效率,同时还能帮助提高生活质量。2016 年西彭那加拉(Cipunagara)的太阳现象与其他地区的发展相辅相成,为西布卢赫沙漠(Desa Cibuluh)带来了经济、社会和文化方面的潜力。西布卢省的发展潜力不仅是当地人的目标,也是当地土著居民的目标。该研究的方法是通过对西布卢省的经济、社会、文化和环境等领域的土著居民进行解释,并对其进行管理的方法。本研究的目标包括:提高渔业、社会和经济发展水平;识别潜力和潜力;以及管理梳邦西布鲁市的经济、社会和文化发展中心。该计划的适应性和重点是根据当地的社区模式和当地的认同感,制定适合当地情况的计划,以提高当地居民的抗灾能力。在这方面,Desa Cibuluh 项目的潜力是巨大的。传统的农业生产方式和传统的农耕方式都是发展的潜力所在。因此,在西布鲁赫沙漠地区开展的干预项目将有助于提高当地的经济发展水平。与相关项目相关的党建与合作项目可在项目实施过程中提供帮助。