RUMAH BELAJAR SEBAGAI UPAYA UNTUK MELINDUNGI PENDERITA TUNADAKSA

Kenly Andrianus, Himaladin Himaladin
{"title":"RUMAH BELAJAR SEBAGAI UPAYA UNTUK MELINDUNGI PENDERITA TUNADAKSA","authors":"Kenly Andrianus, Himaladin Himaladin","doi":"10.24912/stupa.v5i2.24240","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Physically disabled people are people who have movement disorders due to paralysis, deformities and/or body functions, and limb abnormalities. The Jakarta city is the city with the most disabled people in Indonesia. Even so, the city of Jakarta is very minimal in providing facilities and amenities to help the lives of people with disabilities with disabilities. Building aspects related to the comfort, safety and convenience of disabled people are often forgotten in public buildings. Apart from that, social discrimination, difficulty in care, and lack of awareness of disabled people with disabilities also contribute to the low quality of life for people with disabilities. This inhospitable environment for disabled people also affects their well-being and ability to live independently. Therefore, attention to the needs of disabled people and a supportive environment for them is very important and needed. With architectural empathy, it is expected to be able to design a building that focuses on the needs of the disabled. This design will later use the Inclusive Architecture concept so that it can focus on the needs of building users. In addition to using the concept of Inclusive Architecture, the authors also use the spatial protection design method. This spatial protection method will later be applied to the circulation system and the form of this building. Keywords: architecture inclusive; emphaty architecture; physically disabled people; spatial protection Abstrak Tunadaksa adalah orang yang memiliki gangguan gerak akibat kelumpuhan, kelainan bentuk dan/atau fungsi tubuh, serta kelainan anggota gerak. Kota Jakarta merupakan kota dengan penderita tunadaksa terbanyak di Indonesia. Meskipun begitu kota Jakarta sangat minim dalam penyediaan sarana dan fasilitas untuk membantu kehidupan penyandang disabilitas tunadaksa. Aspek bangunan yang berhubungan dengan kenyamanan, keamanan dan kemudahan penderita tunadaksa, seringkali terlupakan dalam bangunan umum. Selain itu, diskriminasi sosial, sulitnya perawatan, serta kurangnya kesadaran atas penderita tunadaksa ini, juga turut menyebabkan rendahnya kualitas hidup penyandang disabilitas tunadaksa. Lingkungan yang tidak ramah bagi penyandang tunadaksa ini juga ikut mempengaruhi kesejahteraan dan kemampuan mereka untuk hidup mandiri. Oleh karena itu, perhatian terhadap kebutuhan penyandang tunadaksa dan lingkungan yang supportif bagi mereka sangat penting dan dibutuhkan. Dengan empati arsitektur, diharapkan dapat merancang sebuah bangunan yang berfokus pada kebutuhan penderita tunadaksa tersebut. Perancangan ini nantinya akan menggunakan konsep Arsitektur Inklusif agar bisa berfokus pada kebutuhan pengguna bangunannya. Selain penggunaan konsep Arsitektur Inklusif, penulis juga menggunakan metode desain proteksi spasial. Metode proteksi spasial ini nantinya akan diterapkan pada sistem sirkulas dan bentuk dari bangunan ini.","PeriodicalId":129877,"journal":{"name":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","volume":"76 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24240","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Physically disabled people are people who have movement disorders due to paralysis, deformities and/or body functions, and limb abnormalities. The Jakarta city is the city with the most disabled people in Indonesia. Even so, the city of Jakarta is very minimal in providing facilities and amenities to help the lives of people with disabilities with disabilities. Building aspects related to the comfort, safety and convenience of disabled people are often forgotten in public buildings. Apart from that, social discrimination, difficulty in care, and lack of awareness of disabled people with disabilities also contribute to the low quality of life for people with disabilities. This inhospitable environment for disabled people also affects their well-being and ability to live independently. Therefore, attention to the needs of disabled people and a supportive environment for them is very important and needed. With architectural empathy, it is expected to be able to design a building that focuses on the needs of the disabled. This design will later use the Inclusive Architecture concept so that it can focus on the needs of building users. In addition to using the concept of Inclusive Architecture, the authors also use the spatial protection design method. This spatial protection method will later be applied to the circulation system and the form of this building. Keywords: architecture inclusive; emphaty architecture; physically disabled people; spatial protection Abstrak Tunadaksa adalah orang yang memiliki gangguan gerak akibat kelumpuhan, kelainan bentuk dan/atau fungsi tubuh, serta kelainan anggota gerak. Kota Jakarta merupakan kota dengan penderita tunadaksa terbanyak di Indonesia. Meskipun begitu kota Jakarta sangat minim dalam penyediaan sarana dan fasilitas untuk membantu kehidupan penyandang disabilitas tunadaksa. Aspek bangunan yang berhubungan dengan kenyamanan, keamanan dan kemudahan penderita tunadaksa, seringkali terlupakan dalam bangunan umum. Selain itu, diskriminasi sosial, sulitnya perawatan, serta kurangnya kesadaran atas penderita tunadaksa ini, juga turut menyebabkan rendahnya kualitas hidup penyandang disabilitas tunadaksa. Lingkungan yang tidak ramah bagi penyandang tunadaksa ini juga ikut mempengaruhi kesejahteraan dan kemampuan mereka untuk hidup mandiri. Oleh karena itu, perhatian terhadap kebutuhan penyandang tunadaksa dan lingkungan yang supportif bagi mereka sangat penting dan dibutuhkan. Dengan empati arsitektur, diharapkan dapat merancang sebuah bangunan yang berfokus pada kebutuhan penderita tunadaksa tersebut. Perancangan ini nantinya akan menggunakan konsep Arsitektur Inklusif agar bisa berfokus pada kebutuhan pengguna bangunannya. Selain penggunaan konsep Arsitektur Inklusif, penulis juga menggunakan metode desain proteksi spasial. Metode proteksi spasial ini nantinya akan diterapkan pada sistem sirkulas dan bentuk dari bangunan ini.
学习之家,努力保护残疾人
肢体残疾人是指因瘫痪、畸形和/或身体功能障碍以及肢体畸形而导致运动障碍的人。雅加达市是印度尼西亚残疾人最多的城市。尽管如此,雅加达市在为残疾人生活提供设施和便利方面却做得非常少。在公共建筑中,与残疾人舒适、安全和便利相关的建筑方面往往被遗忘。除此之外,社会歧视、护理困难以及对残疾人缺乏认识也是导致残疾人生活质量低下的原因。这种不利于残疾人的环境也影响了他们的福祉和独立生活的能力。因此,关注残疾人的需求并为他们提供支持性环境是非常重要和必要的。有了建筑同理心,就有望设计出关注残疾人需求的建筑。本设计稍后将使用 "包容性建筑 "的概念,以便关注建筑使用者的需求。除了使用全纳建筑理念,作者还使用了空间保护设计方法。这种空间保护方法随后将应用于该建筑的循环系统和形式。关键词:包容性建筑;移情建筑;肢体残障人士;空间保护 摘要 肢体残障人士是指因瘫痪、畸形和/或身体功能障碍以及肢体障碍而导致行动不便的人。雅加达是印度尼西亚肢体残疾人最多的城市。然而,雅加达市为残疾人生活提供的设施和便利却少之又少。在公共建筑中,与残疾人的舒适、安全和便利有关的建筑方面往往被忽视。此外,社会歧视、护理困难和缺乏对残疾人的认识,也是造成残疾人生活质量低下的原因。这种不友好的环境也影响了他们的福祉和独立生活的能力。因此,关注残疾人的需求,为他们提供支持性环境是非常重要和必要的。通过建筑学的移情作用,我们有望设计出一座关注残疾人需求的建筑。本设计将使用包容性建筑的概念,以关注建筑使用者的需求。除了使用包容性建筑的概念,作者还使用了空间保护设计方法。这种空间保护方法将应用于该建筑的循环系统和外形设计。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信