{"title":"Komparasi Pendapatan dan Determinan Produksi Padi Rawa Lebak Indeks Pertanaman 100 dan 200 di Kecamatan Kumpeh Ulu, Muaro Jambi","authors":"Adilla Adistya, Desi Aryani","doi":"10.33087/mea.v8i2.190","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tingginya permintaan beras karena bertambahnya penduduk dan fenomena thin market membuat pemerintah terus berupaya untuk mengoptimalkan produktivitas lahan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan rawa lebak. Kabupaten Muaro Jambi tergolong daerah penghasil padi di Provinsi Jambi yang melaksanakan kegiatan usahatani padi di lahan rawa lebak, dan beberapa diantaranya telah mampu mencapai indeks pertanaman 200 (IP 200). Penelitian ini dilaksakanan di Desa Pudak, Kabupaten Muaro Jambi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskrpsikan determinan produksi padi rawa lebak pada IP 100 dan IP 200 di Desa Pudak, serta membandingkan pendapatan usahatani padi rawa lebak IP 100 dan IP 200 di Desa Pudak. Sampel pada penelitian sebanyak 60 orang, diambil masing-masing 30 petani yang melaksanakan usahatani padi IP 100 dan IP 200. Pelaksanaan usahatani padi IP 100 dan 200 dilakukan di lahan rawa lebak tipe berbeda, IP 100 di lebak tengahan, IP 200 di lebak dangkal. Determinan produksi padi rawa lebak adalah luas lahan, penggunaan benih, kuantitas pestisida, alokasi tenaga kerja, dan indeks pertanaman. Tingkat produksi dan produktivitas antara hasil usahatani padi IP 100 dan IP 200 berbeda secara signifikan, dengan besar produktivitas usahatani padi IP 100 sebesar 3,21 ton/hektar/tahun, dan 9,81 ton/hektat/tahun untuk IP 200. Hasil pendapatan usahatani padi rawa lebak IP 100 sebesar Rp3.693.095/hektar/tahun, dan IP 200 sebesar Rp7.801.742.","PeriodicalId":428280,"journal":{"name":"Jurnal MeA (Media Agribisnis)","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal MeA (Media Agribisnis)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33087/mea.v8i2.190","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tingginya permintaan beras karena bertambahnya penduduk dan fenomena thin market membuat pemerintah terus berupaya untuk mengoptimalkan produktivitas lahan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan rawa lebak. Kabupaten Muaro Jambi tergolong daerah penghasil padi di Provinsi Jambi yang melaksanakan kegiatan usahatani padi di lahan rawa lebak, dan beberapa diantaranya telah mampu mencapai indeks pertanaman 200 (IP 200). Penelitian ini dilaksakanan di Desa Pudak, Kabupaten Muaro Jambi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskrpsikan determinan produksi padi rawa lebak pada IP 100 dan IP 200 di Desa Pudak, serta membandingkan pendapatan usahatani padi rawa lebak IP 100 dan IP 200 di Desa Pudak. Sampel pada penelitian sebanyak 60 orang, diambil masing-masing 30 petani yang melaksanakan usahatani padi IP 100 dan IP 200. Pelaksanaan usahatani padi IP 100 dan 200 dilakukan di lahan rawa lebak tipe berbeda, IP 100 di lebak tengahan, IP 200 di lebak dangkal. Determinan produksi padi rawa lebak adalah luas lahan, penggunaan benih, kuantitas pestisida, alokasi tenaga kerja, dan indeks pertanaman. Tingkat produksi dan produktivitas antara hasil usahatani padi IP 100 dan IP 200 berbeda secara signifikan, dengan besar produktivitas usahatani padi IP 100 sebesar 3,21 ton/hektar/tahun, dan 9,81 ton/hektat/tahun untuk IP 200. Hasil pendapatan usahatani padi rawa lebak IP 100 sebesar Rp3.693.095/hektar/tahun, dan IP 200 sebesar Rp7.801.742.