{"title":"Skrining Fitokimia, Formulasi, dan Karakteristik Fisik Sediaan Soothing Gel Daging Daun Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.)","authors":"Rosalinda Mahdalena Sinaga, Minda Sari Lubis, Gabena Indrayani Dalimunthe, Yayuk Putri Rahayu","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.274","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) dapat membuat kulit tidak cepat kering dan terasa lembab. Soothing gel bekerja efektif mengembalikan kelembapan kulit, memberi kenyamanan dan kesan mendingin di kulit yang kemerahan dan iritasi sehingga kondisi kulit kembali normal, dan mencegah kekeringan kulit. Tujuan penelitian untuk mengetahui berbagai metabolit sekunder dalam daging daun lidah buaya, mengetahui perbedaan konsentrasi daging daun lidah buaya dalam sediaan soothing gel terhadap karakteristik fisik sediaan dan mengetahui perubahan fisik sebelum dan sesudah dilakukan uji stabilitas menggunakan metode cycling test. Metode penelitian adalah eksperimen, dengan variabel bebas variasi konsentrasi daging daun lidah buaya 0% (blangko), 1%, 2%, dan 3%, variabel terikat metabolit sekunder dan karakteristik fisik. Metode penyiapan sampel yaitu sortasi basah dan metode lainnya skrining fitokimia, viskometri, dan cycling test.Hasil skrining fitokimia yaitu daging daun lidah buaya mengandung metabolit sekunder flavonoid, glikosida, tanin, saponin, dan steroid. Hasil formulasi soothing gel dengan variasi konsentrasi daging daun lidah buaya 0%, 1%, 2%, dan 3% menunjukkan perbedaan warna, aroma khas, konsistensi, daya sebar 5-7 cm, daya lekat lebih dari 4 detik, pH 5,63-6,14, dan viskositas 5.000-21.280 cPs yang memenuhi syarat. Hasil uji stabilitas menggunakan metode cycling test menunjukkan adanya perubahan fisik konsistensi, daya sebar, daya lekat, pH, dan viskositas, tetapi perubahan tersebut masih memenuhi syarat sediaan gel yang baik menurut SNI 16-4399-1996.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"10 42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.274","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) dapat membuat kulit tidak cepat kering dan terasa lembab. Soothing gel bekerja efektif mengembalikan kelembapan kulit, memberi kenyamanan dan kesan mendingin di kulit yang kemerahan dan iritasi sehingga kondisi kulit kembali normal, dan mencegah kekeringan kulit. Tujuan penelitian untuk mengetahui berbagai metabolit sekunder dalam daging daun lidah buaya, mengetahui perbedaan konsentrasi daging daun lidah buaya dalam sediaan soothing gel terhadap karakteristik fisik sediaan dan mengetahui perubahan fisik sebelum dan sesudah dilakukan uji stabilitas menggunakan metode cycling test. Metode penelitian adalah eksperimen, dengan variabel bebas variasi konsentrasi daging daun lidah buaya 0% (blangko), 1%, 2%, dan 3%, variabel terikat metabolit sekunder dan karakteristik fisik. Metode penyiapan sampel yaitu sortasi basah dan metode lainnya skrining fitokimia, viskometri, dan cycling test.Hasil skrining fitokimia yaitu daging daun lidah buaya mengandung metabolit sekunder flavonoid, glikosida, tanin, saponin, dan steroid. Hasil formulasi soothing gel dengan variasi konsentrasi daging daun lidah buaya 0%, 1%, 2%, dan 3% menunjukkan perbedaan warna, aroma khas, konsistensi, daya sebar 5-7 cm, daya lekat lebih dari 4 detik, pH 5,63-6,14, dan viskositas 5.000-21.280 cPs yang memenuhi syarat. Hasil uji stabilitas menggunakan metode cycling test menunjukkan adanya perubahan fisik konsistensi, daya sebar, daya lekat, pH, dan viskositas, tetapi perubahan tersebut masih memenuhi syarat sediaan gel yang baik menurut SNI 16-4399-1996.