{"title":"Aktivitas Analgesik dan Antiinflamasi Nanoemulsi Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) secara In Vivo","authors":"Recky Patala, Isna Paula, N. Sakina","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.295","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Nyeri dan Peradangan adalah tindakan perlindungan normal tubuh kita. Adanya proses peradangan ditandai dengan ciri-ciri yang khas, yaitu munculnya kemerahan, pembengkakan di area peradangan, panas, dan timbulnya rasa sakit. Salah satu tanaman tradisional yang banyak diperoleh di Indonesia adalah Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) Rimpang Kunyit yang mengandung senyawa flavonoid dan kurkumin diketahui memiliki efek analgesik dan antiinflamasi. Ekstrak etanol rimpang kunyit diformulasikan dalam bentuk sediaan nanoemulsi untuk mengurangi toksisitas, meningkatkan efisiensi distribusi obat dan meningkatkan bioavailabilitas obat yang memiliki daya serap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian nanoemulsi ekstrak etanol rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) dosis 20 dan 25 mg/kg BB terhadap aktivitas analgesik dan antiinflamasi yang dilakukan pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi asam asetat 1% dan karagenan 1%. Tikus dibagi menjadi lima kelompok (n=5), yaitu kontrol normal (nanoemulsi tanpa ekstrak), kontrol positif (nanoemulsi asam mefenamat untuk uji analgetik dan nanoemulsi natrium diklofenak untuk uji antiinflamasi), kontrol negatif (nanoemulsi asam asetat 1% dan nanoemulsi karagenan 1%), P1 (nanoemulsi ekstrak dosis 20 mg/kg BB), dan P2 (nanoemulsi ekstrak dosis 25 mg/kg BB). Selanjutnya, jumlah geliat diukur dari menit ke-5 sampai menit ke-60, dan perubahan volume kaki dari menit ke-1 sampai menit ke-6. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan jumlah geliat dengan peningkatan % Proteksi dan penghambatan inflamasi yang signifikan (p<0,05) pada dosis 20 mg/kg BB dan 25 mg/kg BB dengan % proteksi 35,21% dan penurunan volume edema 64,79%. Nanoemulsi ekstrak Rimpang Kunyit dengan dosis 20 dan 25 mg/kg bb memiliki aktivitas sebagai analgesik dan antiinflamasi yang diinduksi oleh asam asetat 1% dan karagenan 1%.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.295","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Nyeri dan Peradangan adalah tindakan perlindungan normal tubuh kita. Adanya proses peradangan ditandai dengan ciri-ciri yang khas, yaitu munculnya kemerahan, pembengkakan di area peradangan, panas, dan timbulnya rasa sakit. Salah satu tanaman tradisional yang banyak diperoleh di Indonesia adalah Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) Rimpang Kunyit yang mengandung senyawa flavonoid dan kurkumin diketahui memiliki efek analgesik dan antiinflamasi. Ekstrak etanol rimpang kunyit diformulasikan dalam bentuk sediaan nanoemulsi untuk mengurangi toksisitas, meningkatkan efisiensi distribusi obat dan meningkatkan bioavailabilitas obat yang memiliki daya serap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian nanoemulsi ekstrak etanol rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) dosis 20 dan 25 mg/kg BB terhadap aktivitas analgesik dan antiinflamasi yang dilakukan pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi asam asetat 1% dan karagenan 1%. Tikus dibagi menjadi lima kelompok (n=5), yaitu kontrol normal (nanoemulsi tanpa ekstrak), kontrol positif (nanoemulsi asam mefenamat untuk uji analgetik dan nanoemulsi natrium diklofenak untuk uji antiinflamasi), kontrol negatif (nanoemulsi asam asetat 1% dan nanoemulsi karagenan 1%), P1 (nanoemulsi ekstrak dosis 20 mg/kg BB), dan P2 (nanoemulsi ekstrak dosis 25 mg/kg BB). Selanjutnya, jumlah geliat diukur dari menit ke-5 sampai menit ke-60, dan perubahan volume kaki dari menit ke-1 sampai menit ke-6. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan jumlah geliat dengan peningkatan % Proteksi dan penghambatan inflamasi yang signifikan (p<0,05) pada dosis 20 mg/kg BB dan 25 mg/kg BB dengan % proteksi 35,21% dan penurunan volume edema 64,79%. Nanoemulsi ekstrak Rimpang Kunyit dengan dosis 20 dan 25 mg/kg bb memiliki aktivitas sebagai analgesik dan antiinflamasi yang diinduksi oleh asam asetat 1% dan karagenan 1%.