Upaya Penyadaran Petani dalam Meningkatkan Kualitas Lahan melalui Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Mencapai Sistem Pertanian Bawang Merah Berkelanjutan
Cahyo Wulandari, M. Syaifurrahman, Tri Wulandani, Hema Malini
{"title":"Upaya Penyadaran Petani dalam Meningkatkan Kualitas Lahan melalui Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Mencapai Sistem Pertanian Bawang Merah Berkelanjutan","authors":"Cahyo Wulandari, M. Syaifurrahman, Tri Wulandani, Hema Malini","doi":"10.22146/parikesit.v1i2.9533","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penggunaan pupuk dan pestisida sintetis di Desa Tempel telah melebihi batas yang dianjurkan. Pola penanaman bawang merah secara terus menerus dan minimnya pengolahan lahan juga berdampak pada sulitnya pengendalian hama dan penyakit serta menurunnya kualitas lahan. Peningkatan kualitas tanah dapat diupayakan melalui pemberian bahan organik. Salah satu sumber bahan organik bisa didapatkan dari limbah pertanian. Limbah pertanian berupa jerami dan sekam padi tersedia dalam jumlah banyak di Desa Tempel. Selain itu, eceng gondok yang melimpah karena terjadinya eutrofikasi di perairan juga merupakan sumber bahan organik. Selama ini limbah pertanian dan eceng gondok yang tersedia melimpah di Desa Tempel belum dimanfaatkan dengan baik. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah pertanian dan eceng gondok menjadi pupuk dan bahan pembenah tanah serta meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya konsep pertanian berkelanjutan. Metode yang digunakan, yaitu observasi lapangan, diskusi kelompok terfokus, sosialisasi, dan pelatihan. Program pelatihan yang dilakukan kepada petani meliputi pembuatan arang hayati (biochar) dan kompos. Melalui program ini, petani memahami dampak negatif dari sistem pertanian intensif dengan pemberian input pupuk dan pestisida sintetis yang berlebihan. Petani juga memahami cara pembuatan biochar dan kompos dari limbah pertanian dan eceng gondok. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa limbah pertanian dan eceng gondok yang tersedia dalam jumlah banyak dapat dimanfaatkan menjadi pupuk dan pembenah tanah sebagai upaya mengimplementasikan sistem pertanian berkelanjutan.","PeriodicalId":509173,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna","volume":"30 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/parikesit.v1i2.9533","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penggunaan pupuk dan pestisida sintetis di Desa Tempel telah melebihi batas yang dianjurkan. Pola penanaman bawang merah secara terus menerus dan minimnya pengolahan lahan juga berdampak pada sulitnya pengendalian hama dan penyakit serta menurunnya kualitas lahan. Peningkatan kualitas tanah dapat diupayakan melalui pemberian bahan organik. Salah satu sumber bahan organik bisa didapatkan dari limbah pertanian. Limbah pertanian berupa jerami dan sekam padi tersedia dalam jumlah banyak di Desa Tempel. Selain itu, eceng gondok yang melimpah karena terjadinya eutrofikasi di perairan juga merupakan sumber bahan organik. Selama ini limbah pertanian dan eceng gondok yang tersedia melimpah di Desa Tempel belum dimanfaatkan dengan baik. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah pertanian dan eceng gondok menjadi pupuk dan bahan pembenah tanah serta meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya konsep pertanian berkelanjutan. Metode yang digunakan, yaitu observasi lapangan, diskusi kelompok terfokus, sosialisasi, dan pelatihan. Program pelatihan yang dilakukan kepada petani meliputi pembuatan arang hayati (biochar) dan kompos. Melalui program ini, petani memahami dampak negatif dari sistem pertanian intensif dengan pemberian input pupuk dan pestisida sintetis yang berlebihan. Petani juga memahami cara pembuatan biochar dan kompos dari limbah pertanian dan eceng gondok. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa limbah pertanian dan eceng gondok yang tersedia dalam jumlah banyak dapat dimanfaatkan menjadi pupuk dan pembenah tanah sebagai upaya mengimplementasikan sistem pertanian berkelanjutan.