{"title":"Hubungan Kebiasaan Masyarakat Pesisir dengan Penyakit Diabetes Melitus dan Asam Urat","authors":"Cahyo Wulandari","doi":"10.22146/parikesit.v1i2.9550","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia sendiri, dimana angka kematian yang disebabkan oleh PTM cukup tinggi. Salah satu penyakit tidak menular yang seringkali ditemukan di masyarakat adalah diabetes melitus dan asam urat. Sebagai upaya untuk pencegahan PTM, dilaksanakan pos pembinaan terpadu (Posbindu), sebagai program pencegahan PTM dengan sasaran masyarakat berusia 15-60 tahun. Posbindu telah berjalan rutin di tiga desa lokasi KKN-PPM UGM unit JT-133, Desa Tedunan, Desa Wedung, dan Desa Tempel. Data artikel ini berupa data tes kesehatan dan anamnesis singkat untuk menggali faktor risiko. Data cek kesehatan akan diolah secara kuantitatif deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel, sedangkan data anamnesis akan diolah secara kualitatif. Karakteristik peserta posbindu yang diperiksa adalah 14% laki-laki, 86% perempuan, dengan usia berkisar 20-60 tahun dengan rincian persebaran kelompok usia 19-44 sebanyak 53% dan 45-60 tahun sebanyak 47%. Selain itu, persebaran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada artikel ini adalah 47% IMT Normal, sedangkan 49% obesitas. Pada pemeriksaan gula darah didapatkan kelompok obesitas pada usia 19-44 tahun lebih terlihat peningkatan angka gula darah dan kejadian diabetes, dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas pada kelompok usia yang sama. Pada pemeriksaan asam urat ditemukan perbandingan jumlah penderita hiperurisemia yang obesitas dan tidak obesitas pada kelompok usia 19-44 tahun hampir sama, yaitu 15 (48%) dan 16 (52%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab terjadinya diabetes melitus dan asam urat pada kelompok usia 19-44 tahun adalah gaya hidup. Gaya hidup yang kurang sehat dari masyarakat pesisir di ketiga desa ini seperti kurang aktivitas fisik, konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, serta olahan makanan laut dan sayuran yang sering digoreng/ditumis dengan santan secara berlebihan. Karenanya, mempromosikan gaya hidup sehat dimanapun dan kapanpun, terutama saat posbindu, menjadi kunci utama dalam pencegahan dan pengobatan PTM.","PeriodicalId":509173,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna","volume":"59 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/parikesit.v1i2.9550","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Indonesia sendiri, dimana angka kematian yang disebabkan oleh PTM cukup tinggi. Salah satu penyakit tidak menular yang seringkali ditemukan di masyarakat adalah diabetes melitus dan asam urat. Sebagai upaya untuk pencegahan PTM, dilaksanakan pos pembinaan terpadu (Posbindu), sebagai program pencegahan PTM dengan sasaran masyarakat berusia 15-60 tahun. Posbindu telah berjalan rutin di tiga desa lokasi KKN-PPM UGM unit JT-133, Desa Tedunan, Desa Wedung, dan Desa Tempel. Data artikel ini berupa data tes kesehatan dan anamnesis singkat untuk menggali faktor risiko. Data cek kesehatan akan diolah secara kuantitatif deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel, sedangkan data anamnesis akan diolah secara kualitatif. Karakteristik peserta posbindu yang diperiksa adalah 14% laki-laki, 86% perempuan, dengan usia berkisar 20-60 tahun dengan rincian persebaran kelompok usia 19-44 sebanyak 53% dan 45-60 tahun sebanyak 47%. Selain itu, persebaran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada artikel ini adalah 47% IMT Normal, sedangkan 49% obesitas. Pada pemeriksaan gula darah didapatkan kelompok obesitas pada usia 19-44 tahun lebih terlihat peningkatan angka gula darah dan kejadian diabetes, dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas pada kelompok usia yang sama. Pada pemeriksaan asam urat ditemukan perbandingan jumlah penderita hiperurisemia yang obesitas dan tidak obesitas pada kelompok usia 19-44 tahun hampir sama, yaitu 15 (48%) dan 16 (52%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab terjadinya diabetes melitus dan asam urat pada kelompok usia 19-44 tahun adalah gaya hidup. Gaya hidup yang kurang sehat dari masyarakat pesisir di ketiga desa ini seperti kurang aktivitas fisik, konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, serta olahan makanan laut dan sayuran yang sering digoreng/ditumis dengan santan secara berlebihan. Karenanya, mempromosikan gaya hidup sehat dimanapun dan kapanpun, terutama saat posbindu, menjadi kunci utama dalam pencegahan dan pengobatan PTM.