Ahmad Rouf, Mudita Oktorina Nugrahani, Yoga Bagus Setya Aji
{"title":"Dampak Kering Alur Sadap terhadap Produksi dan Arti Ekonominya pada Perkebunan Karet","authors":"Ahmad Rouf, Mudita Oktorina Nugrahani, Yoga Bagus Setya Aji","doi":"10.47687/jt.v14i2.375","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kering alur sadap (KAS) merupakan gangguan fisiologis pada tanaman karet akibat tidak seimbangnya lateks yang dipanen dengan lateks yang diregenerasi. KAS dibedakan menjadi KAS parsial dan KAS total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisiologis tanaman tanaman KAS, potensi kehilangan produksi dan analisis ekonominya. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Balit Getas pada tahun 2018-2019. Sampel tanaman menggunakan blok tahun tanam 2000 dengan jenis klon campuran. Penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan desain eksperimental menggunakan rancangan RAL. Macam perlakuan pada penelitian ini yaitu (i) tanaman sehat sebagai kontrol, (ii) tanaman KAS parsial, dan (iii) tanaman KAS total. Ulangan menggunakan sampel pohon sebanyak 5-12 pohon KAS. Parameter pengamatan meliputi produksi lump karet, lateks diagnosis dan kajian ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisiologis tanaman KAS berdasarkan analisis lateks diagnosis (sukrosa, tiols dan fosfat anorganik) tergolong rendah dibandingkan tanaman normal. Rerata produksi karet dalam bentuk lump per pohon per sadap pada tanaman KAS total adalah 2,9 gram, KAS parsial 9,0 gram, sedangkan tanaman normal 48,8 gram. Tanaman KAS parsial memiliki potensi kehilangan produksi lump per pohon per sadap sebesar 39,9 gram, sedangkan KAS total 45,9 gram. Jika diasumsikan harga lump pada tahun ini adalah Rp. 17.908/kg dan hari sadap per bulan sebanyak 8 kali, maka tanaman KAS parsial mengalami kerugian sekitar Rp 68.520/pohon/tahun, sedangkan KAS total sekitar Rp 78.935/pohon/tahun. Jika suatu perusahaan karet seluas 10.000 ha dijumpai 1% tanamannya terkena KAS, maka berpotensi mengalami kerugian sekitar Rp 3,4 milyar/tahun (KAS parsial) bahkan mencapai Rp 3,9 milyar/tahun (KAS total).","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"85 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL TRITON","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47687/jt.v14i2.375","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kering alur sadap (KAS) merupakan gangguan fisiologis pada tanaman karet akibat tidak seimbangnya lateks yang dipanen dengan lateks yang diregenerasi. KAS dibedakan menjadi KAS parsial dan KAS total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisiologis tanaman tanaman KAS, potensi kehilangan produksi dan analisis ekonominya. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Balit Getas pada tahun 2018-2019. Sampel tanaman menggunakan blok tahun tanam 2000 dengan jenis klon campuran. Penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan desain eksperimental menggunakan rancangan RAL. Macam perlakuan pada penelitian ini yaitu (i) tanaman sehat sebagai kontrol, (ii) tanaman KAS parsial, dan (iii) tanaman KAS total. Ulangan menggunakan sampel pohon sebanyak 5-12 pohon KAS. Parameter pengamatan meliputi produksi lump karet, lateks diagnosis dan kajian ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisiologis tanaman KAS berdasarkan analisis lateks diagnosis (sukrosa, tiols dan fosfat anorganik) tergolong rendah dibandingkan tanaman normal. Rerata produksi karet dalam bentuk lump per pohon per sadap pada tanaman KAS total adalah 2,9 gram, KAS parsial 9,0 gram, sedangkan tanaman normal 48,8 gram. Tanaman KAS parsial memiliki potensi kehilangan produksi lump per pohon per sadap sebesar 39,9 gram, sedangkan KAS total 45,9 gram. Jika diasumsikan harga lump pada tahun ini adalah Rp. 17.908/kg dan hari sadap per bulan sebanyak 8 kali, maka tanaman KAS parsial mengalami kerugian sekitar Rp 68.520/pohon/tahun, sedangkan KAS total sekitar Rp 78.935/pohon/tahun. Jika suatu perusahaan karet seluas 10.000 ha dijumpai 1% tanamannya terkena KAS, maka berpotensi mengalami kerugian sekitar Rp 3,4 milyar/tahun (KAS parsial) bahkan mencapai Rp 3,9 milyar/tahun (KAS total).