Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Partisipasi Kelompok Wanita Tani dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari Kabupaten Bantul
Septi Wulandari, S. S. Hariadi, Siti Andarwati, Kata Kunci, Kepemimpinan Lestari, Motivasi Partisipasi Pekarangan, Politeknik Pembangunan, Pertanian Manokwari
{"title":"Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Partisipasi Kelompok Wanita Tani dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari Kabupaten Bantul","authors":"Septi Wulandari, S. S. Hariadi, Siti Andarwati, Kata Kunci, Kepemimpinan Lestari, Motivasi Partisipasi Pekarangan, Politeknik Pembangunan, Pertanian Manokwari","doi":"10.47687/jt.v14i2.400","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pekarangan Pangan Lestari (P2L) merupakan kegiatan pemberdayaan kelompok wanita tani (KWT) yang dapat menjadi pondasi ketahanan pangan terutama di tingkat keluarga. Penerapan gaya kepemimpinan yang tepat memiliki fungsi agar keterlibatan anggota dalam suatu organisasi atau kelompok lebih efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan bantul terhadap partisipasi KWT dengan motivasi sebagai variabel intervening pada kegiatan P2L. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bantul pada bulan Mei sampai dengan Juli Tahun 2022. Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara secara langsung menggunakan kuisioner kepada 111 responden anggota KWT yang diambil secara sensus. Data dianalisis menggunakan path analysis dengan program AMOS 24. Berdasarkan hasil analisis jalur menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional ketua KWT yang terdiri dari gaya kepemimpinan telling, gaya kepemimpinan participating dan gaya kepemimpinan delegating mampu meningkatkan partisipasi anggota KWT melalui kuatnya motivasi anggota dalam kegiatan P2L. Namun, kesesuaian gaya kepemimpinan selling tidak memengaruhi kuatnya motivasi karena kondisi anggota yang tidak mampu melaksanakan kegiatan P2L dari segi waktu, tenaga ataupun pengetahuan. Peningkatan kapasitas ketua KWT dapat dilakukan melalui bimbingan teknis kepemimpinan situasional sehingga ketua mampu mengidentifikasi dan memahami kondisi anggota untuk mendukung keberlanjutan kegiatan P2L. Pemilihan ketua KWT sebaiknya diutamakan yang mempunyai kemampuan bidang pertanian. Motivasi anggota KWT dapat pula ditingkatkan melalui pelatihan teknik budidaya sayuran yang tepat pada musim hujan, inovasi penggunaan air saat musim kemarau, pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida nabati serta olahan pasca panen.","PeriodicalId":116938,"journal":{"name":"JURNAL TRITON","volume":"110 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL TRITON","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47687/jt.v14i2.400","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pekarangan Pangan Lestari (P2L) merupakan kegiatan pemberdayaan kelompok wanita tani (KWT) yang dapat menjadi pondasi ketahanan pangan terutama di tingkat keluarga. Penerapan gaya kepemimpinan yang tepat memiliki fungsi agar keterlibatan anggota dalam suatu organisasi atau kelompok lebih efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan bantul terhadap partisipasi KWT dengan motivasi sebagai variabel intervening pada kegiatan P2L. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bantul pada bulan Mei sampai dengan Juli Tahun 2022. Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara secara langsung menggunakan kuisioner kepada 111 responden anggota KWT yang diambil secara sensus. Data dianalisis menggunakan path analysis dengan program AMOS 24. Berdasarkan hasil analisis jalur menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional ketua KWT yang terdiri dari gaya kepemimpinan telling, gaya kepemimpinan participating dan gaya kepemimpinan delegating mampu meningkatkan partisipasi anggota KWT melalui kuatnya motivasi anggota dalam kegiatan P2L. Namun, kesesuaian gaya kepemimpinan selling tidak memengaruhi kuatnya motivasi karena kondisi anggota yang tidak mampu melaksanakan kegiatan P2L dari segi waktu, tenaga ataupun pengetahuan. Peningkatan kapasitas ketua KWT dapat dilakukan melalui bimbingan teknis kepemimpinan situasional sehingga ketua mampu mengidentifikasi dan memahami kondisi anggota untuk mendukung keberlanjutan kegiatan P2L. Pemilihan ketua KWT sebaiknya diutamakan yang mempunyai kemampuan bidang pertanian. Motivasi anggota KWT dapat pula ditingkatkan melalui pelatihan teknik budidaya sayuran yang tepat pada musim hujan, inovasi penggunaan air saat musim kemarau, pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida nabati serta olahan pasca panen.