Setyo Adiningsih, Mirna Widiyanti, M. F. Rokhmad, Tri Nury Kridaningsih
{"title":"IDENTIFIKASI ALASAN KESEDIAAN TES HIV DAN ANALISIS FAKTOR RISIKO PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI PAPUA BARAT","authors":"Setyo Adiningsih, Mirna Widiyanti, M. F. Rokhmad, Tri Nury Kridaningsih","doi":"10.46984/sebatik.v27i2.2285","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tes diagnosis Human Immunodeficieny Virus (HIV) merupakan salah satu upaya pencegahan infeksi HIV dalam program Fast Track 95-95-95 yang ditargetkan tercapai pada tahun 2030. Sakit HIV stadium awal yang bersifat asimtomatis menyebabkan individu tidak menyadari telah terinfeksi. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi alasan melakukan tes diagnosis HIV dan faktor risikonya oleh Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Papua Barat. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan responden sebanyak 254 ODHA dari Manokwari, Kota Sorong, dan Fakfak. Data sekunder dikumpulkan dari rekam medis ODHA dan wawancara menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis univariat untuk menggambarkan proporsi setiap variabel dan dianalisis bivariat dengan uji Chi-Square (Fisher's exact) pada nilai signifikan p < 0,05 untuk mengetahui faktor risiko alasan melakukan tes diagnosis HIV. Gambaran umum mayoritas ODHA adalah berusia dewasa 26-45 tahun sebanyak 70,1%, perempuan 54,7%, pendidikan dasar-menengah 66,5%, PNS;swasta/wiraswasta 66,9%, riwayat TB 52,4%, dan sakit HIV stadium III dan IV 68,1%. Alasan terbanyak untuk melakukan tes diagnosis HIV oleh ODHA adalah karena sakit sebanyak 64,2%. Variabel jenis kelamin, pekerjaan, riwayat TB, dan stadium sakit HIV menjadi faktor risiko yang berhubungan signifikan dengan alasan melakukan tes diagnosis HIV. Studi ini mengindikasikan adanya keterlambatan dalam diagnosis awal infeksi HIV pada ODHA di Papua Barat. Kedepannya perlu dilakukan studi komprehensif mengenai faktor yang memengaruhi ODHA untuk melakukan tes diagnosis HIV lebih awal sebagai informasi bagi pihak terkait dalam mengatasi permasalahan deteksi dini infeksi HIV.","PeriodicalId":493984,"journal":{"name":"Sebatik","volume":"3 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sebatik","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46984/sebatik.v27i2.2285","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tes diagnosis Human Immunodeficieny Virus (HIV) merupakan salah satu upaya pencegahan infeksi HIV dalam program Fast Track 95-95-95 yang ditargetkan tercapai pada tahun 2030. Sakit HIV stadium awal yang bersifat asimtomatis menyebabkan individu tidak menyadari telah terinfeksi. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi alasan melakukan tes diagnosis HIV dan faktor risikonya oleh Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Papua Barat. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan responden sebanyak 254 ODHA dari Manokwari, Kota Sorong, dan Fakfak. Data sekunder dikumpulkan dari rekam medis ODHA dan wawancara menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis univariat untuk menggambarkan proporsi setiap variabel dan dianalisis bivariat dengan uji Chi-Square (Fisher's exact) pada nilai signifikan p < 0,05 untuk mengetahui faktor risiko alasan melakukan tes diagnosis HIV. Gambaran umum mayoritas ODHA adalah berusia dewasa 26-45 tahun sebanyak 70,1%, perempuan 54,7%, pendidikan dasar-menengah 66,5%, PNS;swasta/wiraswasta 66,9%, riwayat TB 52,4%, dan sakit HIV stadium III dan IV 68,1%. Alasan terbanyak untuk melakukan tes diagnosis HIV oleh ODHA adalah karena sakit sebanyak 64,2%. Variabel jenis kelamin, pekerjaan, riwayat TB, dan stadium sakit HIV menjadi faktor risiko yang berhubungan signifikan dengan alasan melakukan tes diagnosis HIV. Studi ini mengindikasikan adanya keterlambatan dalam diagnosis awal infeksi HIV pada ODHA di Papua Barat. Kedepannya perlu dilakukan studi komprehensif mengenai faktor yang memengaruhi ODHA untuk melakukan tes diagnosis HIV lebih awal sebagai informasi bagi pihak terkait dalam mengatasi permasalahan deteksi dini infeksi HIV.