Yustinus Rosa Indra Wardana, Tri Hannanto Saputra, Reza Andrea
{"title":"MODEL BISNIS PADA PENDIDIKAN VOKASI SMK JURUSAN TEKNIK PERMESINAN DALAM IMPLEMENTASI TEACHING FACTORY","authors":"Yustinus Rosa Indra Wardana, Tri Hannanto Saputra, Reza Andrea","doi":"10.46984/sebatik.v27i2.2413","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Teaching factory adalah suatu konsep pembelajaran di sekolah vokasi yang berbasis produksi atau jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di industri. SMK dengan jurusan teknik permesinan adalah salah satu satuan pendidikan vokasi yang berdampak dalam mengimplementasikan teaching factory. Dampak disebabkan karena peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam implementasi teaching factory tidaklah murah, apalagi jika biaya hanya dibebankan pada sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) SMK. Implementasi teaching factory dapat lebih ringan dalam pembiayaan apabila SMK jurusan teknik permesinan tidak hanya menerapkan model pembelajaran praktik saja, namun juga menjalankan bisnis agar bengkel dapat berjalan mandiri secara finansial sebagai tempat praktik peserta didik. SMK jurusan teknik permesinan membutuhkan formulasi model bisnis dengan konsep kanvas berdasarkan kurikulum pembelajaran dan kebutuhan industri untuk implementasi teaching factory. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini nanti diharapkan mendapatkan data secara mendalam dari obyek pengkajian bersumber dari hasil wawancara dengan narasumber yang sudah ditentukan. Teknik wawancara yang dilakukan adalah tanya jawab terstruktur dengan pemberian pertanyaan. Wawancara dilakukan pada tiga Kepala SMK jurusan teknik permesinan dan perwakilan IDUKA yang menjadi pelanggan SMK terkait. Dari hasil formulasi kanvas model bisnis untuk SMK jurusan teknik permesinan, diharapkan dapat mengimplementasikan teaching factory dengan tepat. Value propotition yang ditawarkan untuk SMK jurusan teknik permesinan adalah jasa manufaktur baik itu permesinan manual, CNC, maupun kerja bangku dengan harga yang lebih terjangkau. Selanjutnya, value propotition terkait penciptaan mesin tepat guna sesuai kebutuhan industri di sekitarnya. Perubahan value propotition ini menuntut SMK jurusan teknik permesinan untuk mengubah statuta dan struktur organisasi sekolah.","PeriodicalId":493984,"journal":{"name":"Sebatik","volume":"6 23","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sebatik","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46984/sebatik.v27i2.2413","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Teaching factory adalah suatu konsep pembelajaran di sekolah vokasi yang berbasis produksi atau jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di industri. SMK dengan jurusan teknik permesinan adalah salah satu satuan pendidikan vokasi yang berdampak dalam mengimplementasikan teaching factory. Dampak disebabkan karena peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam implementasi teaching factory tidaklah murah, apalagi jika biaya hanya dibebankan pada sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) SMK. Implementasi teaching factory dapat lebih ringan dalam pembiayaan apabila SMK jurusan teknik permesinan tidak hanya menerapkan model pembelajaran praktik saja, namun juga menjalankan bisnis agar bengkel dapat berjalan mandiri secara finansial sebagai tempat praktik peserta didik. SMK jurusan teknik permesinan membutuhkan formulasi model bisnis dengan konsep kanvas berdasarkan kurikulum pembelajaran dan kebutuhan industri untuk implementasi teaching factory. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini nanti diharapkan mendapatkan data secara mendalam dari obyek pengkajian bersumber dari hasil wawancara dengan narasumber yang sudah ditentukan. Teknik wawancara yang dilakukan adalah tanya jawab terstruktur dengan pemberian pertanyaan. Wawancara dilakukan pada tiga Kepala SMK jurusan teknik permesinan dan perwakilan IDUKA yang menjadi pelanggan SMK terkait. Dari hasil formulasi kanvas model bisnis untuk SMK jurusan teknik permesinan, diharapkan dapat mengimplementasikan teaching factory dengan tepat. Value propotition yang ditawarkan untuk SMK jurusan teknik permesinan adalah jasa manufaktur baik itu permesinan manual, CNC, maupun kerja bangku dengan harga yang lebih terjangkau. Selanjutnya, value propotition terkait penciptaan mesin tepat guna sesuai kebutuhan industri di sekitarnya. Perubahan value propotition ini menuntut SMK jurusan teknik permesinan untuk mengubah statuta dan struktur organisasi sekolah.