{"title":"ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA FILM PENDEK POLAPIKE (KAJIAN SOSISOLINGUISTIK)","authors":"Farida Nuryantiningsih, Asfaria Rachmaniar, Octaria Putri Nurharyani","doi":"10.32493/sasindo.v11i2.11-18","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel mengenai campur kode dan alih kode sangatlah penting dalam kajian sosiolinguistik di tengah masyarakat Indonesia yang multikultural. Penilitian ini bertujuan untuk menelaah bentuk dan jenis alih kode dan campur kode dalam sebuah film pendek yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat Kebumen di Jawa Tengah Indonesia. Dengan menggunakan teori dan pendekatan sosiolinguistik dan campur maupun alih kode, peneliti menggunakan metode artikel deksriptif kualitatif. Hasil artikel menemukan bahwa terjadi peristiwa campur kode dan alih kode dalam film pendek Polapike. Dari dua bentuk alih kode yang dikemukan Suwito, alih kode pada film pendek Polapike hanya ditemukan alih kode internal saja. Dari 15 data alih kode, ditemukan bahwa 4 data merupakan jenis alih kode intra-sentensial, 1 data jenis tag-switching, dan 10 data jenis intersentensial. Ditemukan pula bahwa faktor penyebab terjadinya alih kode dalam film ini ialah dari pribadi penutur yang ingin meyakinkan lawan tuturnya terhadap pendapat yang mereka percayai, topik pembicaraan yang kadang berubah dari informal ke formal, dan sekedar bergengsi, mitra tutur, juga membangkitkan rasa humor. Ditemukan pula campur kode dalam film pendek Polapike yang berupa campur kode internal, ditemukan sejumlah 2 data dan external sejumlah 25 data. Faktor terjadinya campur kode di film ini adalah istilah yang lebih terkenal dalam bahasa Inggris, meningkatkan humor, fungsi dan tujuan, topik pembicaraan, dan terakhir mitra tutur. Dapat digarisbawahi bahwa alih kode internal yang ditemukan dalam film ini kebanyakan merupakan peristiwa tutur dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dikarenakan latar cerita film ini berada di Jawa Tengah, sedangkan peristiwa tutur campur kode eksternal kebanyakan dilakukan pada penggunaan bahasa Inggris. ","PeriodicalId":126752,"journal":{"name":"Jurnal Sasindo UNPAM","volume":"49 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sasindo UNPAM","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32493/sasindo.v11i2.11-18","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Artikel mengenai campur kode dan alih kode sangatlah penting dalam kajian sosiolinguistik di tengah masyarakat Indonesia yang multikultural. Penilitian ini bertujuan untuk menelaah bentuk dan jenis alih kode dan campur kode dalam sebuah film pendek yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat Kebumen di Jawa Tengah Indonesia. Dengan menggunakan teori dan pendekatan sosiolinguistik dan campur maupun alih kode, peneliti menggunakan metode artikel deksriptif kualitatif. Hasil artikel menemukan bahwa terjadi peristiwa campur kode dan alih kode dalam film pendek Polapike. Dari dua bentuk alih kode yang dikemukan Suwito, alih kode pada film pendek Polapike hanya ditemukan alih kode internal saja. Dari 15 data alih kode, ditemukan bahwa 4 data merupakan jenis alih kode intra-sentensial, 1 data jenis tag-switching, dan 10 data jenis intersentensial. Ditemukan pula bahwa faktor penyebab terjadinya alih kode dalam film ini ialah dari pribadi penutur yang ingin meyakinkan lawan tuturnya terhadap pendapat yang mereka percayai, topik pembicaraan yang kadang berubah dari informal ke formal, dan sekedar bergengsi, mitra tutur, juga membangkitkan rasa humor. Ditemukan pula campur kode dalam film pendek Polapike yang berupa campur kode internal, ditemukan sejumlah 2 data dan external sejumlah 25 data. Faktor terjadinya campur kode di film ini adalah istilah yang lebih terkenal dalam bahasa Inggris, meningkatkan humor, fungsi dan tujuan, topik pembicaraan, dan terakhir mitra tutur. Dapat digarisbawahi bahwa alih kode internal yang ditemukan dalam film ini kebanyakan merupakan peristiwa tutur dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dikarenakan latar cerita film ini berada di Jawa Tengah, sedangkan peristiwa tutur campur kode eksternal kebanyakan dilakukan pada penggunaan bahasa Inggris.