Pancasila, Kesetaraan Gender, dan Perempuan Indonesia

Didi Soleman
{"title":"Pancasila, Kesetaraan Gender, dan Perempuan Indonesia","authors":"Didi Soleman","doi":"10.52738/pjk.v3i2.179","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sistem patriarki yang merendahkan perempuan dan perannya masih berlaku. Praktik ekstremnya masih terjadi di beberapa negara, seperti Afghanistan dan Iran. Di kedua negara tersebut, bahkan negara memfasilitasi kebijakan misoginis. Di Indonesia sendiri, budaya patriarki juga masih eksis. Dalam Ilmu Sosial, terdapat feminisme yang berusaha melawan fenomena universal tersebut untuk menciptakan kesetaraan gender. Penelitian kualitatif dengan pendekatan feminisme ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kesetaraan gender di Indonesia mengingat komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai kesetaraan gender. Kajian secara historis menunjukkan bahwa di bawah kolonialisme Belanda dan Jepang, perempuan Indonesia mengalami diskriminasi dan perendahan martabat dalam segala aspek kehidupannya. Meskipun demikian, terdapat beberapa perempuan yang menginisiasi pemikiran dan gerakan feminisme untuk mencapai kesetaraan gender bagi perempuan Indonesia. Kajian filosofis dengan membahas pandangan Pancasila akan kesetaraan gender memperlihatkan bahwa kelima prinsip Pancasila mendukung keadilan dan kesetaraan bagi semua individu, termasuk perempuan Indonesia. Prinsip ke-Tuhan-an, kemanusian, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial secara ideal mendorong penciptaan bangsa Indonesia yang setara. Terakhir, dengan berkaca pada kondisi kontemporer terlihat bahwa terdapat kemajuan positif bagi kesetaraan gender di Indonesia jika dibandingkan dengan masa penjajahan, terutama pasca Reformasi 1998. Meskipun demikian, perjuangan mencapai kesetaraan gender belum usai. Masih terdapat beberapa diskriminasi terhadap perempuan Indonesia, seperti dalam aspek social-budaya, ekonomi, dan politik. Penting bagi semua pihak —bukan hanya perempuan— untuk menciptakan kesetaraan gender di Indonesia.","PeriodicalId":52575,"journal":{"name":"Pancasila and Law Review","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Pancasila and Law Review","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52738/pjk.v3i2.179","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Sistem patriarki yang merendahkan perempuan dan perannya masih berlaku. Praktik ekstremnya masih terjadi di beberapa negara, seperti Afghanistan dan Iran. Di kedua negara tersebut, bahkan negara memfasilitasi kebijakan misoginis. Di Indonesia sendiri, budaya patriarki juga masih eksis. Dalam Ilmu Sosial, terdapat feminisme yang berusaha melawan fenomena universal tersebut untuk menciptakan kesetaraan gender. Penelitian kualitatif dengan pendekatan feminisme ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kesetaraan gender di Indonesia mengingat komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai kesetaraan gender. Kajian secara historis menunjukkan bahwa di bawah kolonialisme Belanda dan Jepang, perempuan Indonesia mengalami diskriminasi dan perendahan martabat dalam segala aspek kehidupannya. Meskipun demikian, terdapat beberapa perempuan yang menginisiasi pemikiran dan gerakan feminisme untuk mencapai kesetaraan gender bagi perempuan Indonesia. Kajian filosofis dengan membahas pandangan Pancasila akan kesetaraan gender memperlihatkan bahwa kelima prinsip Pancasila mendukung keadilan dan kesetaraan bagi semua individu, termasuk perempuan Indonesia. Prinsip ke-Tuhan-an, kemanusian, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial secara ideal mendorong penciptaan bangsa Indonesia yang setara. Terakhir, dengan berkaca pada kondisi kontemporer terlihat bahwa terdapat kemajuan positif bagi kesetaraan gender di Indonesia jika dibandingkan dengan masa penjajahan, terutama pasca Reformasi 1998. Meskipun demikian, perjuangan mencapai kesetaraan gender belum usai. Masih terdapat beberapa diskriminasi terhadap perempuan Indonesia, seperti dalam aspek social-budaya, ekonomi, dan politik. Penting bagi semua pihak —bukan hanya perempuan— untuk menciptakan kesetaraan gender di Indonesia.
潘查希拉、性别平等与印度尼西亚妇女
贬低妇女及其角色的父权制仍然有效。他的极端做法在一些国家仍然存在,比如阿富汗和伊朗。在这两个国家,甚至促进了厌恶女性的政策。在印度尼西亚,父权制文化也存在。在社会科学中,有女权主义试图与创造性别平等的普遍现象作斗争。这种女权主义方法的定性研究旨在了解印尼性别平等的发展,因为印尼政府致力于实现性别平等。历史研究表明,在荷兰和日本殖民主义的统治下,印尼妇女在生活的各个方面受到歧视和尊严的侵犯。然而,也有一些女性引发女权主义思想和运动,为印尼女性实现性别平等。通过讨论潘卡西拉对性别平等的观点,哲学研究表明,潘卡西拉的五项原则促进了所有人的正义和平等,包括印尼妇女。上帝、人道主义、团结、民主和社会正义的原则理想地促进了印度尼西亚创造一个平等国家。最后,考虑到当代情况,印尼的性别平等取得了积极的进展,尤其是在1998年宗教改革之后。然而,争取性别平等的斗争尚未结束。对印尼妇女的歧视仍然存在,比如社会文化、经济和政治方面。在印尼,所有各方——不仅仅是女性——创造性别平等是很重要的。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
6
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信