{"title":"Resiko Sistem Manajemen Kinerja yang Buruk Terhadap Perusahaan Start Up di Indonesia.","authors":"None Helen Febrina, None M.L. Denny Tewu","doi":"10.33541/mr.v3i2.5051","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT
 This research aims to evaluate the effect of poor performance management on the failure of start-up companies in Indonesia. Start-ups are businesses engaged in developing new technology-based products or services. HR performance management is an important factor in maintaining the survival of start-ups. However, poor performance management can lead to various risks and impact start-up failure.
 This research uses a risk analysis method with a risk analysis matrix as a tool to identify the risks and impacts of poor performance management on start-up failure. This study involved several respondents from start-up companies (51.7%), conventional private (27.6%), contractors (12.1%) and other workforce (8.6%) in Indonesia. Data was collected through questionnaires and literature and analyzed using regression analysis.
 
 The results showed that poor performance management has a significant impact on start-up failure in Indonesia. A total of 84.5% of respondents agreed that a performance management system is very important in a company. The questionnaire results also show some of the reasons start-ups fail in Indonesia, namely: lack of capital / investors (17.2%), losing the competition (5.3%), poor performance management system (58.6%), legality policy (3.4%), products that do not fit the market (13.8%) and poor product quality (1.7%). 
 Analysis on the matrix shows that human resource risk falls into the unacceptable (red) category, which means that mitigation is necessary because it greatly affects the failure or success of a company. Capital and competitor risks are in the Issue category (orange) so that mitigation needs to be done to reduce or minimize the occurrence of risk. Meanwhile, legality and operational risks are considered to be in the negligible risk category (green) so that mitigation is not really needed for this risk behavior. This is because legality and operational risks are considered not to interfere with the success of the company so they can still be ignored. 
 Keywords: 
 HR Risk, Performance Management, Risk Analysis Matrix, Start Up, Questionnaire
 
 ABSTRAK
 Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh manajemen kinerja yang buruk terhadap gagalnya perusahaan start up di Indonesia. Start up merupakan bisnis yang bergerak dalam pengembangan produk atau jasa baru yang berbasis teknologi. Manajemen kinerja SDM menjadi faktor penting dalam menjaga kelangsungan hidup start up. Namun, manajemen kinerja yang buruk dapat menyebabkan berbagai risiko dan berdampak pada kegagalan start up.
 
 Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko dengan matriks analisis risiko sebagai alat untuk mengidentifikasi risiko dan dampak dari manajemen kinerja yang buruk terhadap gagalnya start up. Penelitian ini melibatkan beberapa responden dari perusahaan start up (51,7%), swasta konvensional (27,6%), kontraktor (12,1%) dan tenaga kerja lainnya (8,6%) di Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan kepustakaan serta dianalisis menggunakan analisis regresi.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kinerja yang buruk berdampak signifikan pada kegagalan start up di Indonesia. Sebanyak 84,5% responden setuju bahwa sistem manajemen kinerja sangat penting dalam suatu perusahaan. Hasil kuisioner juga menunjukkan beberapa alasan start up gagal di Indonesia yakni : kurang modal/ investor (17,2%), b. kalah dalam kompetisi (5,3%), sistem manajemen kinerja yang buruk (58,6%), kebijakan legalitas (3,4%), produk yang tidak sesuai dengan pasar (13,8%) dan kualitas produk yang buruk (1,7%).
 Analisis pada matriks menunjukkan bahwa risiko sdm masuk ke dalam kategori unacceptable (merah) yang artinya perlu dilakukan mitigasi karena sangat mempengaruhi gagal atau berhasilnya suatu perusahaan. Risiko modal dan kompetitor merupakan kategori Issue (orange) sehingga perlu dilakukan mitigasi untuk mengurangi atau meminimalis terjadinya risiko. Sedangkan risiko legalitas dan operasional dianggap ke dalam kategori risiko yang bisa diabaikan (hijau) sehingga tidak terlalu dibutuhkan mitigasi untuk perilaku risiko ini. Hal ini dikarenakan risiko legalitas dan operasional dianggap tidak mengganggu keberhasilan perusahaan sehingga masih dapat diabaikan.
 Kata kunci :
 Kuisioner, Manajemen Kinerja, Risiko SDM, Matriks Analisis Risiko,Start Up","PeriodicalId":485083,"journal":{"name":"Jurnal Manajemen Risiko","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Manajemen Risiko","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33541/mr.v3i2.5051","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRACT
This research aims to evaluate the effect of poor performance management on the failure of start-up companies in Indonesia. Start-ups are businesses engaged in developing new technology-based products or services. HR performance management is an important factor in maintaining the survival of start-ups. However, poor performance management can lead to various risks and impact start-up failure.
This research uses a risk analysis method with a risk analysis matrix as a tool to identify the risks and impacts of poor performance management on start-up failure. This study involved several respondents from start-up companies (51.7%), conventional private (27.6%), contractors (12.1%) and other workforce (8.6%) in Indonesia. Data was collected through questionnaires and literature and analyzed using regression analysis.
The results showed that poor performance management has a significant impact on start-up failure in Indonesia. A total of 84.5% of respondents agreed that a performance management system is very important in a company. The questionnaire results also show some of the reasons start-ups fail in Indonesia, namely: lack of capital / investors (17.2%), losing the competition (5.3%), poor performance management system (58.6%), legality policy (3.4%), products that do not fit the market (13.8%) and poor product quality (1.7%).
Analysis on the matrix shows that human resource risk falls into the unacceptable (red) category, which means that mitigation is necessary because it greatly affects the failure or success of a company. Capital and competitor risks are in the Issue category (orange) so that mitigation needs to be done to reduce or minimize the occurrence of risk. Meanwhile, legality and operational risks are considered to be in the negligible risk category (green) so that mitigation is not really needed for this risk behavior. This is because legality and operational risks are considered not to interfere with the success of the company so they can still be ignored.
Keywords:
HR Risk, Performance Management, Risk Analysis Matrix, Start Up, Questionnaire
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh manajemen kinerja yang buruk terhadap gagalnya perusahaan start up di Indonesia. Start up merupakan bisnis yang bergerak dalam pengembangan produk atau jasa baru yang berbasis teknologi. Manajemen kinerja SDM menjadi faktor penting dalam menjaga kelangsungan hidup start up. Namun, manajemen kinerja yang buruk dapat menyebabkan berbagai risiko dan berdampak pada kegagalan start up.
Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko dengan matriks analisis risiko sebagai alat untuk mengidentifikasi risiko dan dampak dari manajemen kinerja yang buruk terhadap gagalnya start up. Penelitian ini melibatkan beberapa responden dari perusahaan start up (51,7%), swasta konvensional (27,6%), kontraktor (12,1%) dan tenaga kerja lainnya (8,6%) di Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan kepustakaan serta dianalisis menggunakan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kinerja yang buruk berdampak signifikan pada kegagalan start up di Indonesia. Sebanyak 84,5% responden setuju bahwa sistem manajemen kinerja sangat penting dalam suatu perusahaan. Hasil kuisioner juga menunjukkan beberapa alasan start up gagal di Indonesia yakni : kurang modal/ investor (17,2%), b. kalah dalam kompetisi (5,3%), sistem manajemen kinerja yang buruk (58,6%), kebijakan legalitas (3,4%), produk yang tidak sesuai dengan pasar (13,8%) dan kualitas produk yang buruk (1,7%).
Analisis pada matriks menunjukkan bahwa risiko sdm masuk ke dalam kategori unacceptable (merah) yang artinya perlu dilakukan mitigasi karena sangat mempengaruhi gagal atau berhasilnya suatu perusahaan. Risiko modal dan kompetitor merupakan kategori Issue (orange) sehingga perlu dilakukan mitigasi untuk mengurangi atau meminimalis terjadinya risiko. Sedangkan risiko legalitas dan operasional dianggap ke dalam kategori risiko yang bisa diabaikan (hijau) sehingga tidak terlalu dibutuhkan mitigasi untuk perilaku risiko ini. Hal ini dikarenakan risiko legalitas dan operasional dianggap tidak mengganggu keberhasilan perusahaan sehingga masih dapat diabaikan.
Kata kunci :
Kuisioner, Manajemen Kinerja, Risiko SDM, Matriks Analisis Risiko,Start Up
摘要# x0D;本研究旨在评估绩效管理不善对印尼创业公司失败的影响。初创企业是指从事开发基于新技术的产品或服务的企业。人力资源绩效管理是维持初创企业生存的重要因素。然而,不良的绩效管理会导致各种风险,并影响启动失败。
本研究采用风险分析方法,以风险分析矩阵为工具,识别绩效管理不善对创业失败的风险和影响。这项研究涉及来自印度尼西亚初创公司(51.7%)、传统私营公司(27.6%)、承包商(12.1%)和其他劳动力(8.6%)的几位受访者。采用问卷调查法和文献法收集数据,采用回归分析法进行分析。
& # x0D;结果表明,绩效管理不善对印度尼西亚的创业失败有显著影响。共有84.5%的受访者认为绩效管理系统对公司非常重要。问卷调查结果还显示了印尼创业失败的一些原因,即缺乏资金/投资者(17.2%),失去竞争(5.3%),绩效管理系统差(58.6%),合法性政策(3.4%),产品不适合市场(13.8%)和产品质量差(1.7%)。& # x0D;对矩阵的分析表明,人力资源风险属于不可接受的(红色)类别,这意味着必须加以缓解,因为它对公司的成败有很大影响。资本和竞争对手风险属于问题类别(橙色),因此需要采取缓解措施,以减少或尽量减少风险的发生。同时,合法性和操作风险被认为是可忽略的风险类别(绿色),因此实际上不需要对这种风险行为进行缓解。这是因为合法性和操作风险被认为不会影响公司的成功,所以它们仍然可以被忽略。& # x0D;关键词:& # x0D;人力资源风险,绩效管理,风险分析矩阵,创业,问卷调查
& # x0D;ABSTRAK& # x0D;Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh managajemen kinerja yang buruk terhadap gagalnya perusahaan在印度尼西亚启动。启动merupakan bisnis yang bergerak dalam pengembangan产品atau jasa baru yang berbasis技术。Manajemen kinerja SDM menjadi因子penting dalam menjaga kelangsungan hidup启动。Namun,管理kinerja yang buruk dapat menyebabkan berbagai risko dan berdampak paada kegagalan创业
& # x0D;Penelitian ini menggunakan方法分析risko dengan材料分析risko sebagai alat untuk mengidentifikasi risko danpak dari管理kinerja yang buruk terhadap gagalnya启动。Penelitian ini melibatkan beberapa的受访者分别为:perusahaan start(51.7%)、swasta konvenional(27.6%)、kontraktor(12.1%)和tenaga kerja lainnya(8.6%)。数据分析与统计分析[j];Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kinerja yang buruk berdampak signikan pada kegagalan start di Indonesia。Sebanyak 84,5%的受访者setuju bahwa系统管理kinerja sangat penting suatu perusahaan。Hasil kuisioner juga menunjukkan beberapa alasan start up gagal di Indonesia yakni: kurang modal/ investor (17,2%), b. kalah dalam kompetisi (5,3%), system management kinerja yang buruk (58.6%), kebijakan legalitas (3,4%), produck yang tidak sesuai dengan pasar (13,8%), kualitas produck yang buruk(1,7%)。
分析模式矩阵menunjukkan bahwa visiko sdm masuk ke dalam kategori不可接受(merah) yang artinya perlu dilakukan mitigasi karena sangat mempengaruhi gagal atau berhasilya suatu perusaan。Risiko modal和竞争对手merupakan kategori Issue(橙色)sehinga perlu dilakukan mitigasi untuk mengurangi atau minalis terjadinya Risiko。而risiko legalitas丹operasional dianggap ke dalam kategori risiko杨bisa diabaikan (hijau) sehingga有些terlalu dibutuhkan mitigasi为她perilaku risiko ini。哈尔ini dikarenakan risiko legalitas丹operasional dianggap有些mengganggu keberhasilan perusahaan sehingga masih dapat diabaikan强生# x0D;Kata kunci:
Kuisioner, Manajemen Kinerja, Risiko SDM, Matriks analysis, Risiko,Start Up