{"title":"Periode Toleran pada Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merill) dengan Tingkat Naungan yang Berbeda","authors":"Gusmiatun Gusmiatun, Andika Hanafi, Neni Marlina","doi":"10.22146/agritech.72264","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penggunaan varietas toleran pada budidaya kedelai secara tumpang sari dengan tanaman pangan atau ditanaman sebagai sela pada perkebunan adalah salah satu cara untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Namun demikian cara ini belum sepenuhnya dapat mengatasi masalah, karena intensitas cahaya yang diterima tanaman masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan periode waktu yang dipengaruhi oleh rendahnya intensitas cahaya pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) varietas toleran serta mengetahui penurunan produksi akibat penurunan intensitas cahaya karena naungan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan waktu tanam yang paling tepat Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen, tata letak dilapangan disusun menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot design), sebagai petak utama adalah naungan (N): N0 = Tanpa Naungan, N1 = Naungan 50%, N2 = Naungan 65%; sebagai anak petak adalah varietas toleran (V): V1 = Dena 1, V2 = Dena 2, V3 = Anjasmoro, dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang 3 kali dengan menggunakan 5 tanaman contoh, sehingga terdapat 27 perlakuan dengan total 135 Polibeg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode pertumbuhan yang paling dipengaruhi oleh intensitas cahaya rendah dari varietas Dena-1, Dena-2, dan Anjasmoro adalah dari 30 hari setelah tanam. Penaungan mengakibatkan turunnya produksi biji kedelai, tanpa penungan tanaman dapat menghasilkan biji per tanaman seberat 63,62 g, pada penaungan 50% biji turun 33%, yaitu menghasilkan 47,51 g, selanjutnya pada penaungan 65% hasil biji menurun hingga 90,08%, yaitu menghasilkan 33,47 g.","PeriodicalId":7563,"journal":{"name":"agriTECH","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.2000,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"agriTECH","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/agritech.72264","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"AGRONOMY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penggunaan varietas toleran pada budidaya kedelai secara tumpang sari dengan tanaman pangan atau ditanaman sebagai sela pada perkebunan adalah salah satu cara untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Namun demikian cara ini belum sepenuhnya dapat mengatasi masalah, karena intensitas cahaya yang diterima tanaman masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan periode waktu yang dipengaruhi oleh rendahnya intensitas cahaya pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) varietas toleran serta mengetahui penurunan produksi akibat penurunan intensitas cahaya karena naungan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan waktu tanam yang paling tepat Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen, tata letak dilapangan disusun menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot design), sebagai petak utama adalah naungan (N): N0 = Tanpa Naungan, N1 = Naungan 50%, N2 = Naungan 65%; sebagai anak petak adalah varietas toleran (V): V1 = Dena 1, V2 = Dena 2, V3 = Anjasmoro, dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang 3 kali dengan menggunakan 5 tanaman contoh, sehingga terdapat 27 perlakuan dengan total 135 Polibeg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode pertumbuhan yang paling dipengaruhi oleh intensitas cahaya rendah dari varietas Dena-1, Dena-2, dan Anjasmoro adalah dari 30 hari setelah tanam. Penaungan mengakibatkan turunnya produksi biji kedelai, tanpa penungan tanaman dapat menghasilkan biji per tanaman seberat 63,62 g, pada penaungan 50% biji turun 33%, yaitu menghasilkan 47,51 g, selanjutnya pada penaungan 65% hasil biji menurun hingga 90,08%, yaitu menghasilkan 33,47 g.