{"title":"Pengaruh Perawatan Wajah terhadap Timbulnya Jerawat pada Akseptor Kontrasasepsi Hormonal","authors":"Any Isro'aini, Ratna Dewi Permatasari","doi":"10.35874/jkp.v21i2.1259","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kontrasepsi hormonal masih menjadi pilihan sebagian akseptor, yang mana dapat menimbulkan efek samping berupa jerawat. pada saaat akseptor mengonsumsi pil kontrasepsi maka akan terjadi peningkatan hormon androgen dan progesteron. Peningkatan androgen menyebakan peningkatan kelenjar sebum, sehingga dapat menimbulkan jerawat. perawatan wajah dalam hubungannya dengan jarawat bisa berada sebagai penyebab, pencegah, maupun pengobatan. penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan pembersih wajah dengan tmbulnya jerawat, hubungan pelembab wajah dengan timbulnya jerawat, hubungan pemakaian bedak dengan timbulnya jerawat, dan hubungan pelindung wajah dengan timbulnya jerawat pada akseptor kontrasepsi hormonal.Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan rancangan Cross Sectional. Populasinya adalah akseptor kontrasepsi hormonal di BPM. Ratna Rifai Ds. Mlancu Kec. Kandangan Kab. Kediri sejumlah 40 responden, sampel diambil dengan total sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner. Respondennya adalah akseptor kontrasepsi hormonal. Observasi jerawat yang timbul pada wajah dilakukan degan pengamatan dan dokumentasi dengan cara mengambil foto wajah responden. Analisa dilakukan uji hipotesa dengan Bivariate Chi Square untuk melihat hubungannya. Jika tidak memenuhi kriteria uji Chi-Square yaitu nilai Expected Count <5% maka digunakan uji Fisher. Dari uji fisher tidak didapatkan hubungan antara pembersih wajah dengan timbulnya jerawat (p=1,000), pelembab wajah dan timbulnya jerawat (p=1,000), pelindung wajah dengan timbulnya jerawat (p= 1,000) pada akseptor kontrasepsi hormonal. Terdapat hubungan antara pemakaian bedak padat dengan timbulnya jerawat pada akseptor kontrasepsi hormonal (0,033). Tidak terdapat hubungan antara pembersih wajah, pelembab, dan pelindung wajah dengan timbulnya jerawat pada akseptor kontrasepsi hormonal. Terdapat hubungan antara pemakaian bedak padat dengan timbulnya jerawat pada akseptor kontrasepsi hormonal.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Keperawatan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i2.1259","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"Health Professions","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kontrasepsi hormonal masih menjadi pilihan sebagian akseptor, yang mana dapat menimbulkan efek samping berupa jerawat. pada saaat akseptor mengonsumsi pil kontrasepsi maka akan terjadi peningkatan hormon androgen dan progesteron. Peningkatan androgen menyebakan peningkatan kelenjar sebum, sehingga dapat menimbulkan jerawat. perawatan wajah dalam hubungannya dengan jarawat bisa berada sebagai penyebab, pencegah, maupun pengobatan. penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan pembersih wajah dengan tmbulnya jerawat, hubungan pelembab wajah dengan timbulnya jerawat, hubungan pemakaian bedak dengan timbulnya jerawat, dan hubungan pelindung wajah dengan timbulnya jerawat pada akseptor kontrasepsi hormonal.Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan rancangan Cross Sectional. Populasinya adalah akseptor kontrasepsi hormonal di BPM. Ratna Rifai Ds. Mlancu Kec. Kandangan Kab. Kediri sejumlah 40 responden, sampel diambil dengan total sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner. Respondennya adalah akseptor kontrasepsi hormonal. Observasi jerawat yang timbul pada wajah dilakukan degan pengamatan dan dokumentasi dengan cara mengambil foto wajah responden. Analisa dilakukan uji hipotesa dengan Bivariate Chi Square untuk melihat hubungannya. Jika tidak memenuhi kriteria uji Chi-Square yaitu nilai Expected Count <5% maka digunakan uji Fisher. Dari uji fisher tidak didapatkan hubungan antara pembersih wajah dengan timbulnya jerawat (p=1,000), pelembab wajah dan timbulnya jerawat (p=1,000), pelindung wajah dengan timbulnya jerawat (p= 1,000) pada akseptor kontrasepsi hormonal. Terdapat hubungan antara pemakaian bedak padat dengan timbulnya jerawat pada akseptor kontrasepsi hormonal (0,033). Tidak terdapat hubungan antara pembersih wajah, pelembab, dan pelindung wajah dengan timbulnya jerawat pada akseptor kontrasepsi hormonal. Terdapat hubungan antara pemakaian bedak padat dengan timbulnya jerawat pada akseptor kontrasepsi hormonal.