KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF DALAM PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID

Dhifa Safinatunaja, Rofiqotul Aini
{"title":"KONSEP PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF DALAM PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID","authors":"Dhifa Safinatunaja, Rofiqotul Aini","doi":"10.56874/eduglobal.v4i1.1219","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki keragaman yang begitu kompleks. Ini karena Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki masyarakat yang berbeda di setiap daerahnya. Maka tak heran jika keragaman tersebut membuat masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat multikultural. Salah satu hasil pemikiran para tokoh adalah munculnya istilah Islam inklusif yang secara umum dapat diartikan dengan Islam yang terbuka, artinya mengakui adanya nilai kebenaran dari ajaran lain demi kemaslahatan umat. Inklusifsme Islam ini identik dengan sikap keterbukaan, toleransi dan semangat bekerjasama baik antar pemeluk agama Islam maupun dengan pemeluk agama lain. Salah satu tokoh besar yang menggagas hal ini adalah KH. Abdurrahman Wahid. Penelitian ini menggunakan penelitian studi pustaka (library research). Kajian pustaka atau studi pustaka merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam suatu penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya yaitu dalam mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Teori Gus Dur tentang pendidikan Islam inklusif menempatkan penekanan kuat pada toleransi terhadap keragaman dalam segala bentuknya. Gagasan ini berasal dari alasan Gus Dur, yang inklusif untuk mempromosikan humanisme dan pemikiran pluralistik. Islam sendiri telah mengajarkan bahwa seseorang tidak boleh mendiskriminasi orang berdasarkan ras, suku, agama, atau kemampuan intelektualnya, dan diharapkan pendidikan Islam akan mampu menumbuhkan sikap cinta satu sama lain tanpa memandang latar belakang dan pemikiran plural.","PeriodicalId":474375,"journal":{"name":"Edu Global Jurnal Pendidikan Islam","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Edu Global Jurnal Pendidikan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56874/eduglobal.v4i1.1219","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki keragaman yang begitu kompleks. Ini karena Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki masyarakat yang berbeda di setiap daerahnya. Maka tak heran jika keragaman tersebut membuat masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat multikultural. Salah satu hasil pemikiran para tokoh adalah munculnya istilah Islam inklusif yang secara umum dapat diartikan dengan Islam yang terbuka, artinya mengakui adanya nilai kebenaran dari ajaran lain demi kemaslahatan umat. Inklusifsme Islam ini identik dengan sikap keterbukaan, toleransi dan semangat bekerjasama baik antar pemeluk agama Islam maupun dengan pemeluk agama lain. Salah satu tokoh besar yang menggagas hal ini adalah KH. Abdurrahman Wahid. Penelitian ini menggunakan penelitian studi pustaka (library research). Kajian pustaka atau studi pustaka merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam suatu penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya yaitu dalam mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Teori Gus Dur tentang pendidikan Islam inklusif menempatkan penekanan kuat pada toleransi terhadap keragaman dalam segala bentuknya. Gagasan ini berasal dari alasan Gus Dur, yang inklusif untuk mempromosikan humanisme dan pemikiran pluralistik. Islam sendiri telah mengajarkan bahwa seseorang tidak boleh mendiskriminasi orang berdasarkan ras, suku, agama, atau kemampuan intelektualnya, dan diharapkan pendidikan Islam akan mampu menumbuhkan sikap cinta satu sama lain tanpa memandang latar belakang dan pemikiran plural.
阿卜杜拉赫曼-瓦希德思想中的全纳伊斯兰教育理念
印度尼西亚本身是一个极其复杂的多样性国家。这是因为印尼是一个岛国,每个地区都有不同的社区。难怪印尼社会被称为多元文化社会。主要观点之一是,伊斯兰教的出现通常可以通过开放的伊斯兰教来定义包容性这个术语,即为了人民的利益承认其他教义的真实性。这种伊斯兰教的内在精神是伊斯兰教信徒和其他宗教信徒之间开放、宽容和合作精神的同义词。推动这一事业的伟大人物之一是KH。瓦希德的阿布杜。本研究采用图书馆研究。库语或库研究是一项研究的要求,特别是学术研究,其唯一目的是发展理论和实际利益的方面。格斯·杜尔关于伊斯兰教育包容性的理论强调了对各种形式多样性的容忍。这种想法来自格斯·杜尔(Gus Dur)的理性,他包容地促进人文主义和多元思维。伊斯兰教本身教导说,人们不应该根据种族、部落、宗教或智力能力来歧视他人,希望伊斯兰教育能够在不考虑多元思想和背景的情况下培养彼此的爱的态度。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信