Formulasi Pendidikan Inklusif-Humanis bagi Disabilitas

Sugeng Santoso
{"title":"Formulasi Pendidikan Inklusif-Humanis bagi Disabilitas","authors":"Sugeng Santoso","doi":"10.59001/pjier.v1i1.99","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Inclusive-humanist education is a pedagogical concept that endeavors to create an educational environment conducive to individuals with disabilities. This form of education aims to develop a system that humanizes disabled learners, enabling them to strive and cultivate their potential independently. To formulate the concept of inclusive-humanist education for individuals with disabilities, the author conducts a comparative analysis of the viewpoints of several influential figures focused on humanistic thought, namely John Dewey, Paulo Freire, and Abuddin Nata. John Dewey, a notable humanist thinker, asserts that learners are deemed autonomous in making decisions, solving problems, and unfolding their potential, devoid of external influences. Conversely, Paulo Freire constructs an educational framework that emerges from exigent circumstances, rooted in the fundamental assumption that the realities experienced by individuals constitute an evolving process, destined to become a stepping stone towards freedom. Abuddin Nata, a distinguished scholar in Islamic education, expounds that education is a means to explore the process of humanizing individuals, wherein each person is endowed with the freedom to determine their life choices, in accordance with the decree of Allah SWT. This decree signifies that a community’s transformation hinges upon the transformation of its constituents.The synthesis of these perspectives highlights the urgency of a humanistic, inclusive approach to education for individuals with disabilities. Pendidikan inklusif-humanis merupakan konsep pendidikan yang berupaya menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah bagi bagi difabel. Pendidikan ini juga mengembangkan sistem yang memanusiakan peserta didik difabel, sehingga mereka dapat berjuang dan mengembangkan potensinya dengan kemampuannya sendiri. Untuk memformulasikan pemikiran pendidikan inklusif-humanis bagi difabel, penulis mengkomparasikan pemikiran beberapa tokoh yang berfokus pada pemikiran humanisme, yakni John Dewey, Paulo Freire, dan Abuddin Nata. John Dewey adalah salah satu pemikir humanis dan mengemukakan bahwa peserta didik dianggap memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan, memecahkan masalah dan mengembangkan potensinya tanpa dipengaruhi faktor di luar dirinya. Paulo Freire, di sisi lain, membangun sebuah konsep pendidikan yang berangkat dari keadaan yang memaksa dirinya untuk berkembang, dan pada dasarnya manusia menggunakan asumsi dasar bahwa kenyataan yang dialami oleh manusia merupakan sebuah proses, dan nantinya akan menjadi batu pijakan menuju sebuah kebebasan. Sedangkan Abuddin Nata yang merupakan salah satu pakar pendidikan Islam, yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah salah satu metode dalam mempelajari proses memanusiakan manusia, dan setiap manusia diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan hidupnya, sesuai dengan firman Allah SWT. yang menjelaskan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri","PeriodicalId":500562,"journal":{"name":"Peradaban Journal of Interdisciplinary Educational Research","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Peradaban Journal of Interdisciplinary Educational Research","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59001/pjier.v1i1.99","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Inclusive-humanist education is a pedagogical concept that endeavors to create an educational environment conducive to individuals with disabilities. This form of education aims to develop a system that humanizes disabled learners, enabling them to strive and cultivate their potential independently. To formulate the concept of inclusive-humanist education for individuals with disabilities, the author conducts a comparative analysis of the viewpoints of several influential figures focused on humanistic thought, namely John Dewey, Paulo Freire, and Abuddin Nata. John Dewey, a notable humanist thinker, asserts that learners are deemed autonomous in making decisions, solving problems, and unfolding their potential, devoid of external influences. Conversely, Paulo Freire constructs an educational framework that emerges from exigent circumstances, rooted in the fundamental assumption that the realities experienced by individuals constitute an evolving process, destined to become a stepping stone towards freedom. Abuddin Nata, a distinguished scholar in Islamic education, expounds that education is a means to explore the process of humanizing individuals, wherein each person is endowed with the freedom to determine their life choices, in accordance with the decree of Allah SWT. This decree signifies that a community’s transformation hinges upon the transformation of its constituents.The synthesis of these perspectives highlights the urgency of a humanistic, inclusive approach to education for individuals with disabilities. Pendidikan inklusif-humanis merupakan konsep pendidikan yang berupaya menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah bagi bagi difabel. Pendidikan ini juga mengembangkan sistem yang memanusiakan peserta didik difabel, sehingga mereka dapat berjuang dan mengembangkan potensinya dengan kemampuannya sendiri. Untuk memformulasikan pemikiran pendidikan inklusif-humanis bagi difabel, penulis mengkomparasikan pemikiran beberapa tokoh yang berfokus pada pemikiran humanisme, yakni John Dewey, Paulo Freire, dan Abuddin Nata. John Dewey adalah salah satu pemikir humanis dan mengemukakan bahwa peserta didik dianggap memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan, memecahkan masalah dan mengembangkan potensinya tanpa dipengaruhi faktor di luar dirinya. Paulo Freire, di sisi lain, membangun sebuah konsep pendidikan yang berangkat dari keadaan yang memaksa dirinya untuk berkembang, dan pada dasarnya manusia menggunakan asumsi dasar bahwa kenyataan yang dialami oleh manusia merupakan sebuah proses, dan nantinya akan menjadi batu pijakan menuju sebuah kebebasan. Sedangkan Abuddin Nata yang merupakan salah satu pakar pendidikan Islam, yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah salah satu metode dalam mempelajari proses memanusiakan manusia, dan setiap manusia diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan hidupnya, sesuai dengan firman Allah SWT. yang menjelaskan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri
残疾的零人文教育配方
全纳人文教育是一种致力于创造有利于残疾人的教育环境的教育理念。这种形式的教育旨在建立一种人性化的残疾学习者体系,使他们能够自主地努力和培养他们的潜力。为了形成包容的残疾人人文主义教育理念,笔者对约翰·杜威、保罗·弗莱雷、阿布丁·纳塔等几位人文主义思想影响人物的观点进行了比较分析。著名的人文主义思想家约翰·杜威认为,学习者在做决定、解决问题和发挥潜力方面是自主的,不受外部影响。相反,保罗·弗莱雷构建了一个从紧急情况中出现的教育框架,植根于个人所经历的现实构成了一个进化过程的基本假设,注定要成为通往自由的垫脚石。伊斯兰教育领域的杰出学者阿布丁·纳塔(Abuddin Nata)阐述了教育是一种探索使个体人性化的过程的手段,在这个过程中,每个人都被赋予了按照安拉的旨意决定自己生活选择的自由。这项法令表明,一个社区的转变取决于其组成部分的转变。这些观点的综合凸显了对残疾人教育采取人性化、包容性方法的紧迫性。Pendidikan inklusif-humanis merupakan konsep Pendidikan yang berupaya menciptakan lingkungan Pendidikan yang ramah bagi bagi difabel。Pendidikan ini juga mengembangkan系统yang memanusiakan peserta didik difabel, sehinga mereka dapat berjuang dan mengbangkan potentisinya dengan kemampuannya sendiri。Untuk memformulasikan pemikiran pendidikan inklusif-humanis bagi difabel, penulis mengkom寄生性kan pemikiran beberapa tokoh yang berfus pada pemikiran humanisme, yakni John Dewey, Paulo Freire, dan Abuddin Nata。约翰·杜威adalah salah研究pemikir humanis丹mengemukakan bahwa peserta didik dianggap memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan, memecahkan masalah丹mengembangkan potensinya tanpa dipengaruhi faktor di luar dirinya。保罗·弗莱雷,迪塞西·兰,成员们都知道自己是谁,他们都知道自己是谁,他们都知道自己是谁,他们都知道自己是谁,他们都知道自己是谁,他们都知道自己是谁。Sedangkan Abuddin Nata yang merupakan salah satu pakar pendidikan Islam, yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah salah satu metode dalam mempelajari promeanusianakan manusia, dan setiap manusia diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan hidupnya, sessuai dengan firman Allah SWT。Yang menjelaskan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信