{"title":"Pola Konsumsi Makanan Sumber Asam Lemak Trans pada mahasiswa PTS Kota Bengkulu di Era Pandemi Covid 19","authors":"Halimah Halimah, Nur Elly","doi":"10.33088/jmk.v16i1.942","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Obesitas merupakan factor resiko berkembangnya Penyakit Tidak Menular (PTM). Obesitas terjadi karena penumpukan lemak akibat tidak seimbangnya antara asupan dan pengeluaran energi. Perubahan gaya hidup remaja yang cenderung lebih memilih makanan siap saji dan terbatasnya aktifitas beresiko terhadap obesitas. Masa berkembangnya Covid 19 melahirkan kebijakan adanya pembatasan aktifitas dan upaya memperbaiki asupan nutrisi untuk meminimalisir resiko penularan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi makanan sumber asam lemak trans pada mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Kota Bengkulu di era pandemi Covid 19.
 Metode penelitian: Studi ini merupakan metode survey sebagai studi awal untuk melihat pola konsumsi makanan sumber asam lemak trans pada mahasiswa baru perguruan tinggi swasta kota Bengkulu di era pandemi Covid 19. Sampel berjumlah 40 mahasiswa dengan metoda purposive sampling. Pola konsumsi makanan sumber asam lemak trans menggunakan food frequency questionnaires (FFQs). Penyebaran kuisioner dibagikan secara online melalui Google form. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil: proporsi frekuensi konsumsi tinggi pada makanan susu dan olahannya serta ice cream dan minumannya. Makan gorengan merupakan makanan dengan proporsi frekuansi tinggi pada makanan jenis tahu dan tempe goreng, telur goreng, bakwan, ikan dan ayam goreng. Proporsi frekuensi tinggi produk HVO yang dikonsumsi adalah roti, biskuit, wafer.
 Kesimpulan: produk olahan susu dan ice cream serta makanan gorengan memiliki proporsi frekuensi konsumsi yang tinggi. Konsumsi sayur >3x/hari pada sayuran hijau. Penelitian selanjutnya lebih dikembangkan pada hubungan pola konsumsi dengan status gizi remaja serta profil lipid.
 Kata kunci: frekuensi konsumsi, asam lemak trans, remaja","PeriodicalId":17791,"journal":{"name":"Jurnal Media Analis Kesehatan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Media Analis Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33088/jmk.v16i1.942","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Obesitas merupakan factor resiko berkembangnya Penyakit Tidak Menular (PTM). Obesitas terjadi karena penumpukan lemak akibat tidak seimbangnya antara asupan dan pengeluaran energi. Perubahan gaya hidup remaja yang cenderung lebih memilih makanan siap saji dan terbatasnya aktifitas beresiko terhadap obesitas. Masa berkembangnya Covid 19 melahirkan kebijakan adanya pembatasan aktifitas dan upaya memperbaiki asupan nutrisi untuk meminimalisir resiko penularan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi makanan sumber asam lemak trans pada mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Kota Bengkulu di era pandemi Covid 19.
Metode penelitian: Studi ini merupakan metode survey sebagai studi awal untuk melihat pola konsumsi makanan sumber asam lemak trans pada mahasiswa baru perguruan tinggi swasta kota Bengkulu di era pandemi Covid 19. Sampel berjumlah 40 mahasiswa dengan metoda purposive sampling. Pola konsumsi makanan sumber asam lemak trans menggunakan food frequency questionnaires (FFQs). Penyebaran kuisioner dibagikan secara online melalui Google form. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil: proporsi frekuensi konsumsi tinggi pada makanan susu dan olahannya serta ice cream dan minumannya. Makan gorengan merupakan makanan dengan proporsi frekuansi tinggi pada makanan jenis tahu dan tempe goreng, telur goreng, bakwan, ikan dan ayam goreng. Proporsi frekuensi tinggi produk HVO yang dikonsumsi adalah roti, biskuit, wafer.
Kesimpulan: produk olahan susu dan ice cream serta makanan gorengan memiliki proporsi frekuensi konsumsi yang tinggi. Konsumsi sayur >3x/hari pada sayuran hijau. Penelitian selanjutnya lebih dikembangkan pada hubungan pola konsumsi dengan status gizi remaja serta profil lipid.
Kata kunci: frekuensi konsumsi, asam lemak trans, remaja