{"title":"UJI ANTIBIOTIK CIPROFLOXACIN TERHADAP PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI SECARA IN VITRO","authors":"Andyanita Hanif Hermawati, Surtini Surtini, A’yuni Latifa Arohman, Hariyanto Hariyanto","doi":"10.35874/jic.v10i3.1187","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri yang dapat hidup dan bertahan hidup di saluran pencernaan. Infeksi yang disebabkan oleh E. coli dapat dihambat dengan pemberian antibiotik. Ciprofloxacin merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri, salah satunya adalah E. coli. Namun, saat ini, banyak insiden resistensi antibiotik meningkatkan lamanya seseorang menderita suatu penyakit dan lamanya tinggal di rumah sakit. Tujuan: Untuk melihat sejauh mana pengaruh efektivitas antibiotik yang sering diresepkan bagi penderita infeksi, pengujian antibiotik dapat dilakukan dengan pengujian sensitivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan antibiotik ciprofloxacin terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental. Sampel penelitian ini adalah isolat bakteri E. coli. Metode: Metode yang digunakan adalah uji difusi cakram, menggunakan konsentrasi ciprofloxacin 125 mg/ml, 250 mg/ml, 500 mg/ml, dan 750 mg/ml. Hasil: Hasil penelitian pada konsentrasi ciprofloxacin 500 mg/ml dan 750 mg/ml dengan 6 kali pengulangan menunjukkan terbentuknya zona hambat >21 mm yang artinya sensitif terhadap bakteri E. coli. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh penggunaan antibiotik ciprofloxacin terhadap bakteri E. coli secara in vitro bersifat sensitif. Hal ini dikarenakan ciprofloxacin masih dapat bekerja menghambat aktivitas topoisomerase II (DNA girase) dan topoisomerase IV yang dibutuhkan oleh E. coli untuk replikasi DNA. Dari hasil penelitian tersebut, ciprofloxacin masih layak digunakan sebagai antibiotik untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh E. coli.","PeriodicalId":484379,"journal":{"name":"JIC (Jurnal Insan Cendekia)","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIC (Jurnal Insan Cendekia)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35874/jic.v10i3.1187","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pendahuluan: Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri yang dapat hidup dan bertahan hidup di saluran pencernaan. Infeksi yang disebabkan oleh E. coli dapat dihambat dengan pemberian antibiotik. Ciprofloxacin merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri, salah satunya adalah E. coli. Namun, saat ini, banyak insiden resistensi antibiotik meningkatkan lamanya seseorang menderita suatu penyakit dan lamanya tinggal di rumah sakit. Tujuan: Untuk melihat sejauh mana pengaruh efektivitas antibiotik yang sering diresepkan bagi penderita infeksi, pengujian antibiotik dapat dilakukan dengan pengujian sensitivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan antibiotik ciprofloxacin terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental. Sampel penelitian ini adalah isolat bakteri E. coli. Metode: Metode yang digunakan adalah uji difusi cakram, menggunakan konsentrasi ciprofloxacin 125 mg/ml, 250 mg/ml, 500 mg/ml, dan 750 mg/ml. Hasil: Hasil penelitian pada konsentrasi ciprofloxacin 500 mg/ml dan 750 mg/ml dengan 6 kali pengulangan menunjukkan terbentuknya zona hambat >21 mm yang artinya sensitif terhadap bakteri E. coli. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh penggunaan antibiotik ciprofloxacin terhadap bakteri E. coli secara in vitro bersifat sensitif. Hal ini dikarenakan ciprofloxacin masih dapat bekerja menghambat aktivitas topoisomerase II (DNA girase) dan topoisomerase IV yang dibutuhkan oleh E. coli untuk replikasi DNA. Dari hasil penelitian tersebut, ciprofloxacin masih layak digunakan sebagai antibiotik untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh E. coli.