{"title":"Keterikatan Pengambilan Keputusan, Konsistensi Sifat-Sifat Bijak dan Evaluasi Karakter dalam Pembentukan Integritas (Paralelisme Amsal 28:6; 19:1)","authors":"Farel Yosua Sualang","doi":"10.53547/diegesis.v6i1.378","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The groups of Proverbs 10-29 present a topical discussion, such as wealth, poverty, honesty, diligence, gentleness, etc. Proverbs 28:6; 19:1 speaks of the integrity of wise men who do not prioritize wealth. The problem is that interpreters limit the emphasis to elements essential to the formation of integrity in the assemblies of Proverbs 10-29, such as decision-making and character habituation. However, using a qualitative study of the sub-interpretive design of wisdom literature (especially considering the structure of parallelism, figurative language style), this article finds that there is an attachment between decision making, consistency in the nature of wisdom and character evaluation in the formation of integrity in a wise person. The attachment of these three elements is due to the existence of the wording pattern of item-evaluation and the character of the evaluation of parallelism Proverbs 28:6; 19:1.Keywords: Integrity; Parallelism; Book of Proverbs AbstrakKumpulan-kumpulan Amsal 10-29 menyuguhkan suatu pembahasan secara topikal, misalnya mengenai kekayaan, kemiskinan, kejujuran, ketekunan, kelemahlembutan, dll. Tidak terkecuali mengenai topik integritas, Amsal 28:6;19:1 membahas mengenai integritas dari orang bijak yang tidak mengutamakan harta kekayaan. Permasalahannya, para penafsir hanya membatasi penekanan elemem-elemen penting dalam pembentukan integritas dalam kumpulan-kumpulan Amsal 10-29, misalnya pengambilan keputusan dan pembiasaan karakter. Akan tetapi, dengan menggunakan kajian kualitatif sub interpretative design sastra hikmat (khususnya memperhatikan struktur paralelisme, gaya bahasa kiasan), artikel ini menemukan bahwa adanya keterikatan antara pengambilan keputusan, konsistensi pada sifat-sifat hikmat dan evaluasi karakter dalam pembentukan integritas pada seseorang yang bijak. Keterikatan ketiga elemen ini disebabkan oleh adanya pola perkataan item-evaluasi dan karakter evaluasi terhadap paralelisme Amsal 28:6; 19:1.Kata Kunci: Integritas; Paralelisme; Kitab Amsal.","PeriodicalId":491007,"journal":{"name":"Diegesis","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Diegesis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53547/diegesis.v6i1.378","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The groups of Proverbs 10-29 present a topical discussion, such as wealth, poverty, honesty, diligence, gentleness, etc. Proverbs 28:6; 19:1 speaks of the integrity of wise men who do not prioritize wealth. The problem is that interpreters limit the emphasis to elements essential to the formation of integrity in the assemblies of Proverbs 10-29, such as decision-making and character habituation. However, using a qualitative study of the sub-interpretive design of wisdom literature (especially considering the structure of parallelism, figurative language style), this article finds that there is an attachment between decision making, consistency in the nature of wisdom and character evaluation in the formation of integrity in a wise person. The attachment of these three elements is due to the existence of the wording pattern of item-evaluation and the character of the evaluation of parallelism Proverbs 28:6; 19:1.Keywords: Integrity; Parallelism; Book of Proverbs AbstrakKumpulan-kumpulan Amsal 10-29 menyuguhkan suatu pembahasan secara topikal, misalnya mengenai kekayaan, kemiskinan, kejujuran, ketekunan, kelemahlembutan, dll. Tidak terkecuali mengenai topik integritas, Amsal 28:6;19:1 membahas mengenai integritas dari orang bijak yang tidak mengutamakan harta kekayaan. Permasalahannya, para penafsir hanya membatasi penekanan elemem-elemen penting dalam pembentukan integritas dalam kumpulan-kumpulan Amsal 10-29, misalnya pengambilan keputusan dan pembiasaan karakter. Akan tetapi, dengan menggunakan kajian kualitatif sub interpretative design sastra hikmat (khususnya memperhatikan struktur paralelisme, gaya bahasa kiasan), artikel ini menemukan bahwa adanya keterikatan antara pengambilan keputusan, konsistensi pada sifat-sifat hikmat dan evaluasi karakter dalam pembentukan integritas pada seseorang yang bijak. Keterikatan ketiga elemen ini disebabkan oleh adanya pola perkataan item-evaluasi dan karakter evaluasi terhadap paralelisme Amsal 28:6; 19:1.Kata Kunci: Integritas; Paralelisme; Kitab Amsal.
《箴言》10-29章的章节讨论了财富、贫穷、诚实、勤奋、温柔等话题。箴言篇6节;19:1说到不以财富为优先的智者的正直。问题是,解经家把重点限制在箴言10-29章聚会中形成正直的基本要素上,比如决策和性格习惯。然而,通过对智慧文学亚解释设计的定性研究(特别是考虑到平行结构、比喻语言风格),本文发现在智慧人的诚信形成过程中,决策、智慧性质的一致性和品格评价之间存在着一种依恋关系。这三个要素的依附是由于项目评价的措辞模式的存在和平行评价的特点(箴言28:6);19:1。关键词:诚信;并行性;《箴言》第10章第29节:谚语摘要:kumpulan -kumpulan Amsal 10-29节:menyuguhkan suatu pembahasan secara topikal, misalnya mengenai, kekayaan, kemiskinan, kejujuran, ketekunan, kelemahlembutan, dll[中文]:membahas mengenai integritas, Amsal 28:6;19:1 membahas mengenai integritas dari orang bijak yang Tidak mengutamakan harta kekayaan。10-29, misalnya pengambilan keputusan dan pembiasaan karakter, Permasalahannya, para penafsir hanya membatasi penekanan element - element pendingdalam pembentukan integritas dalam kumpulan-kumpulan Amsal。阿坎人tetapi, dengan menggunakan kajian kualitatif子解释设计要hikmat (khususnya memperhatikan合写paralelisme,戈雅印尼语kiasan), artikel ini menemukan bahwa adanya keterikatan安塔拉pengambilan keputusan, konsistensi篇sifat-sifat hikmat丹evaluasi karakter dalam pembentukan integritas篇seseorang杨bijak。Keterikatan ketiga element ini disebabkan oleh adanya pola perkataan item-evaluasi dan karakter evaluasi terhadap parallel (Amsal 28:6);19:1。Kata Kunci:正直;Paralelisme;最初Amsal。