{"title":"Analisis kerangka kerja yang logis untuk menyusun sop penanganan pertama pada cctv","authors":"Danang Mulyadipa Suratno, Alya Triska Sutrisno, Novrianti Novrianti","doi":"10.33292/ost.vol2no2.2022.67","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ketika petugas berwenang melakukan aktivitas investigasi forensik digital, hal penting yang harus diperhatikan adalah menggunakan dan mengikuti proses di setiap tahapan yang ada pada kerangka investigasi. Tidak hanya mengikuti mekanisme yang tepat tetapi juga harus mengikuti aturan hukum yang berlaku. Namun ditemukan kejadian saat barang bukti yang dihadirkan dipersidangan ditolak pada perkara nomor: 85/PID.B/2012/PN.pwt, dikarenakan hasil rekaman CCTV tidak disertai alat bukti proses hashing yang dicetak dalam bentuk surat untuk melihat keaslian dari suatu file. Hal ini menunjukkan bahwa pihak pengadilan tidak bisa menerima begitu saja bukti yang diserahkan jika mereka tidak bisa memastikan bagaimana bukti tersebut ditangani. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk menghasilkan framework penangan awal untuk forensik CCTV melalui identifikasi ketentuan dan proses penting dari standar yang berlaku. Pengamatan pada penelitian ini menggunakan kolaborasi dari dokumen SNI 27037:2014 dan SWGIT 1.0 2013.09.27, sehingga diperoleh tahapan kegiatan terhadap alat bukti digital dimulai dari perolehan hingga diputarkan di pengadilan, dan sesuai dengan prosedur ini maka alat bukti digital tersebut dinyatakan sah di persidangan. Metode teknik analisa yang logis terhadap kerangka kerja yang akan dilakukan (logical framework approach (LFA) dapat diterapkan dalam menyusun sebuah framework forensik untuk penanganan awal forensik barang bukti sistem kamera pengawas CCTV Time the authorized officer does the digital forensic investigation activity, the important point that surely concern is using and following the process at every step of the investigation framework. Not only following the certain mechanism but also standing by the rule of duty. Unfortunately, there was criminal evidence in the judge ignored at the case with number 85/PID.B/2012/PN.pwt because there was no evidence of hashing proceed tool for CCTV recording that printed as the letter for the originality document of the file. This showed that the people at the judge cannot receive the things for the evidence offhand delivered if they cannot guarantee how that thing is handled. Therefore, this research did in resulting the first response to the framework for CCTV forensics by identifying the rule and important processes from the applied standard. This research used the document SNI 27037:2014 and SWGIT 1.0 2013.09.27, such that yield the recording of CCTV as the legal digital evidence for the judge.","PeriodicalId":19674,"journal":{"name":"Open Access Journal of Science and Technology","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Open Access Journal of Science and Technology","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33292/ost.vol2no2.2022.67","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Ketika petugas berwenang melakukan aktivitas investigasi forensik digital, hal penting yang harus diperhatikan adalah menggunakan dan mengikuti proses di setiap tahapan yang ada pada kerangka investigasi. Tidak hanya mengikuti mekanisme yang tepat tetapi juga harus mengikuti aturan hukum yang berlaku. Namun ditemukan kejadian saat barang bukti yang dihadirkan dipersidangan ditolak pada perkara nomor: 85/PID.B/2012/PN.pwt, dikarenakan hasil rekaman CCTV tidak disertai alat bukti proses hashing yang dicetak dalam bentuk surat untuk melihat keaslian dari suatu file. Hal ini menunjukkan bahwa pihak pengadilan tidak bisa menerima begitu saja bukti yang diserahkan jika mereka tidak bisa memastikan bagaimana bukti tersebut ditangani. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk menghasilkan framework penangan awal untuk forensik CCTV melalui identifikasi ketentuan dan proses penting dari standar yang berlaku. Pengamatan pada penelitian ini menggunakan kolaborasi dari dokumen SNI 27037:2014 dan SWGIT 1.0 2013.09.27, sehingga diperoleh tahapan kegiatan terhadap alat bukti digital dimulai dari perolehan hingga diputarkan di pengadilan, dan sesuai dengan prosedur ini maka alat bukti digital tersebut dinyatakan sah di persidangan. Metode teknik analisa yang logis terhadap kerangka kerja yang akan dilakukan (logical framework approach (LFA) dapat diterapkan dalam menyusun sebuah framework forensik untuk penanganan awal forensik barang bukti sistem kamera pengawas CCTV Time the authorized officer does the digital forensic investigation activity, the important point that surely concern is using and following the process at every step of the investigation framework. Not only following the certain mechanism but also standing by the rule of duty. Unfortunately, there was criminal evidence in the judge ignored at the case with number 85/PID.B/2012/PN.pwt because there was no evidence of hashing proceed tool for CCTV recording that printed as the letter for the originality document of the file. This showed that the people at the judge cannot receive the things for the evidence offhand delivered if they cannot guarantee how that thing is handled. Therefore, this research did in resulting the first response to the framework for CCTV forensics by identifying the rule and important processes from the applied standard. This research used the document SNI 27037:2014 and SWGIT 1.0 2013.09.27, such that yield the recording of CCTV as the legal digital evidence for the judge.