{"title":"Deus Absconditus: Dialektika Pemazmur dan Meister Eckhart untuk Menemukan Jalan Spiritual Mistik di Tengah Penderitaan","authors":"Stefanus Christian Haryono","doi":"10.30648/dun.v8i1.1118","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. This article focuses on the dialectical encounter of the cataphatic and apophatic spirituality paths which are by psalmist based on “why” and Meister Eckhart on “without why” in responding to the reality of life, especially amid suffering. For the psalmist, the where, why, and when questions arise not from doubt but from Yahweh’s steadfast love (ḥesed). Even though the psalmist and Eckhart have different perspectives, the dialectic leads to discovery of the other side of God’s face, namely Deus absconditus, the absent God. The dialectically contributed theologically to the form of discovering mystical spirituality amid the agony. At the same time, this enlightens Christians about a mystical path that the face of God can be found not only in Immanuel but also in Deus absconditus; God’s presence is through His absence.Abstrak. Artikel ini berfokus pada perjumpaan dialektik jalan spiritualitas katafatik dan apofatik oleh pemazmur yang mendasarkan pada “mengapa” dan Meister Eckhart pada “tanpa mengapa” dalam menyikapi realitas kehidupan, terkhusus di tengah penderitaan. Bagi pemazmur, pertanyaan di mana, mengapa, dan kapan, bukan muncul dari keraguan melainkan dari keyakinan pada kasih setia (ḥesed) Yahweh. Sekalipun pemazmur dan Eckhart memiliki perspektif yang berbeda, namun dialektika tersebut menuju pada penemuan sisi lain wajah Allah, yaitu Deus absconditus, Allah yang absen. Perjumpaan dialektik tersebut memberikan kontribusi secara teologis berupa penemuan spiritualitas mistik di penderitaan. Ini sekaligus memberikan pencerahan bagi orang Kristen tentang jalan mistik bahwa wajah Allah dapat ditemukan tidak hanya pada Immanuel melainkan juga pada Deus absconditus; Allah yang hadir melalui ketidakhadiranNya.","PeriodicalId":32879,"journal":{"name":"Dunamis Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani","volume":"40 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dunamis Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30648/dun.v8i1.1118","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract. This article focuses on the dialectical encounter of the cataphatic and apophatic spirituality paths which are by psalmist based on “why” and Meister Eckhart on “without why” in responding to the reality of life, especially amid suffering. For the psalmist, the where, why, and when questions arise not from doubt but from Yahweh’s steadfast love (ḥesed). Even though the psalmist and Eckhart have different perspectives, the dialectic leads to discovery of the other side of God’s face, namely Deus absconditus, the absent God. The dialectically contributed theologically to the form of discovering mystical spirituality amid the agony. At the same time, this enlightens Christians about a mystical path that the face of God can be found not only in Immanuel but also in Deus absconditus; God’s presence is through His absence.Abstrak. Artikel ini berfokus pada perjumpaan dialektik jalan spiritualitas katafatik dan apofatik oleh pemazmur yang mendasarkan pada “mengapa” dan Meister Eckhart pada “tanpa mengapa” dalam menyikapi realitas kehidupan, terkhusus di tengah penderitaan. Bagi pemazmur, pertanyaan di mana, mengapa, dan kapan, bukan muncul dari keraguan melainkan dari keyakinan pada kasih setia (ḥesed) Yahweh. Sekalipun pemazmur dan Eckhart memiliki perspektif yang berbeda, namun dialektika tersebut menuju pada penemuan sisi lain wajah Allah, yaitu Deus absconditus, Allah yang absen. Perjumpaan dialektik tersebut memberikan kontribusi secara teologis berupa penemuan spiritualitas mistik di penderitaan. Ini sekaligus memberikan pencerahan bagi orang Kristen tentang jalan mistik bahwa wajah Allah dapat ditemukan tidak hanya pada Immanuel melainkan juga pada Deus absconditus; Allah yang hadir melalui ketidakhadiranNya.
摘要本文着重探讨了诗人以“为什么”为基础,埃克哈特以“没有为什么”为基础的两种灵修路径的辩证相遇,以回应生活的现实,特别是面对苦难的现实。对于诗人来说,在哪里,为什么,什么时候出现的问题不是来自怀疑,而是来自耶和华坚定的爱(ḥesed)。尽管诗人和埃克哈特有不同的观点,但辩证法导致发现上帝面孔的另一面,即Deus absconditus,缺席的上帝。辩证地在神学上促成了在痛苦中发现神秘灵性的形式。同时,这也启发了基督徒一条神秘的道路,上帝的面容不仅可以在《以马内利》中找到,也可以在《逃避的上帝》中找到;上帝的存在是通过他的不存在来实现的。Artikel ini berfkus pada perjumpaan dialektik jalan spiritualitas katafatik danapofatik oleh pemazmur yang mendasarkan pada " mengapa " danister Eckhart pada " tanpa mengapa " dalam menikapi realitas kehidupan, terkhusus di tengah penderitaan。Bagi pemazmur, pertanyaan di mana, mengapa, dan kapan, bukan muncul dari keraguan melainkan dari keyakinan padashih setia (ḥesed)耶和华。Sekalipun pemazmur dan Eckhart memiliki perspektif yang berbeda, namun dialektika tersebut menuju pada penemuan sisi lain wajah Allah, yitu Deus潜逃,Allah yang缺席。Perjumpaan dialektik tersean,但成员kontribusi secara technologia berupa penemutualitas mistik di penderitaan。Ini sekaligus成员,kan penerahan bagi orang Kristen tentang jalan mistik bahwa wajah Allah dapat ditemukan tidak hanya pada Immanuel melainkan juga pada Deus潜逃;安拉,我的主啊,我的主啊。