{"title":"Dekonstruksi Teologi Metafisik: Menunda Logosentrisme dalam Teologi","authors":"August Corneles Tamawiwy","doi":"10.30648/dun.v8i1.1056","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. Metaphysical theology that emphasizes the ability to reach “the truth,” or what is called logocentrism, about God has succeeded in giving rise to violent deviations from religious patterns. Deviations due to this metaphysical theology also lead to a crisis within the body of the philosophy of divinity. By drawing from Jacques Derrida's thoughts on deconstruction, this paper aims to show an attempt to delay logocentrism in metaphysical theology. Deconstruction uncovers the existence of différance which suspends the dependence of theology on logos through metaphor. Metaphors do not come from the mind (logos), but imagination (terra incognita). The talk about Godhead (Theos) through metaphor postpones logocentrism which believes that metaphysics and theology are a unity that can never be separated.Abstrak. Teologi metafisik yang menekankan kemampuan untuk menggapai “kebenaran utuh,” atau yang disebut logosentrisme, tentang Allah telah berhasil melahirkan penyimpangan pola beragama yang penuh kekerasan. Penyimpangan akibat teologi metafisik ini juga berujung pada krisis di dalam tubuh filsafat ketuhanan. Dengan menimba dari pemikiran Jacques Derrida tentang dekonstruksi, tulisan ini hendak memperlihatkan sebuah upaya menunda logosentrisme dalam teologi metafisik. Dekonstruksi membuka selubung keberadaan différance yang menunda ketergantungan teologi terhadap logos melalui metafor. Metafor tidak datang dari pikiran (logos), melainkan imajinasi (terra incognita). Pembicaraan tentang Allah (Theos) melalui metafor menunda logosentrisme yang meyakini bahwa metafisika dan teologi adalah satu kesatuan yang tidak pernah terpisahkan.","PeriodicalId":32879,"journal":{"name":"Dunamis Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani","volume":"EMC-19 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dunamis Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30648/dun.v8i1.1056","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract. Metaphysical theology that emphasizes the ability to reach “the truth,” or what is called logocentrism, about God has succeeded in giving rise to violent deviations from religious patterns. Deviations due to this metaphysical theology also lead to a crisis within the body of the philosophy of divinity. By drawing from Jacques Derrida's thoughts on deconstruction, this paper aims to show an attempt to delay logocentrism in metaphysical theology. Deconstruction uncovers the existence of différance which suspends the dependence of theology on logos through metaphor. Metaphors do not come from the mind (logos), but imagination (terra incognita). The talk about Godhead (Theos) through metaphor postpones logocentrism which believes that metaphysics and theology are a unity that can never be separated.Abstrak. Teologi metafisik yang menekankan kemampuan untuk menggapai “kebenaran utuh,” atau yang disebut logosentrisme, tentang Allah telah berhasil melahirkan penyimpangan pola beragama yang penuh kekerasan. Penyimpangan akibat teologi metafisik ini juga berujung pada krisis di dalam tubuh filsafat ketuhanan. Dengan menimba dari pemikiran Jacques Derrida tentang dekonstruksi, tulisan ini hendak memperlihatkan sebuah upaya menunda logosentrisme dalam teologi metafisik. Dekonstruksi membuka selubung keberadaan différance yang menunda ketergantungan teologi terhadap logos melalui metafor. Metafor tidak datang dari pikiran (logos), melainkan imajinasi (terra incognita). Pembicaraan tentang Allah (Theos) melalui metafor menunda logosentrisme yang meyakini bahwa metafisika dan teologi adalah satu kesatuan yang tidak pernah terpisahkan.
摘要形而上学神学强调达到“真理”的能力,或所谓的逻各斯中心主义,关于上帝已经成功地引起了对宗教模式的暴力偏离。这种形而上学神学的偏离也导致了神性哲学主体内部的危机。本文旨在借鉴德里达的解构主义思想,展示一种延缓形而上学神学中逻各斯中心主义的尝试。解构主义通过隐喻揭示了差异的存在,从而悬置了神学对逻各斯的依赖。隐喻不是来自头脑(logos),而是来自想象(terra incognita)。通过隐喻来谈论神性(Theos)推迟了逻各斯中心主义,后者认为形而上学和神学是一个不可分割的统一体。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”Penyimpangan akibat technology metafisik ini juga berujung pissis di dalam tubuh filsafat ketuhanan。Dengan menimba达里语pemikiran雅克·德里达tentang dekonstruksi,设定ini hendak memperlihatkan sebuah方便menunda”logosentrisme dalam teologi metafisik。Dekonstruksi membuka selubung keberadaan diffsamranance yang menunda ketergantungan tehadap logos melalui meta。元词tidak datang dari pikiran (logos), melainkan imajinasi (terra incognita)。Pembicaraan tentang真主(神)的melalui元menunda logosentrisme杨meyakini bahwa元afisika dan teologi adalah satu kesatuan杨tidak pernah terpisahkan。