{"title":"Eksplorasi Limbah Kulit Kopi Ekselsa sebagai Pewarna Alam Tekstil pada Serat Rami","authors":"Evi Febri Rahmawati, Bintan Titisari","doi":"10.28932/srjd.v7i2.6466","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kopi ekselsa (Coffea liberica var. dewevrei) secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam kategori yang sama dengan kopi Liberika dan spesies Liberoid lainnya. Produksi kopi ekselsa pada industri pengolahan kopi di daerah Ngrayudan, Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur memproduksi dua ton kopi ekselsa sebagai produk unggulan, dengan limbah kulit kopi sebesar 40% dalam satu tahun. Limbah kulit kopi tersebut saat ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan jika tidak dimanfaatkan dengan baik dapat berpotensi mencemari lingkungan sekitar. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi limbah kulit kopi ekselsa untuk dijadikan pewarna alam untuk tekstil sebagai alternatif solusi pemanfaatan limbah kulit kopi yang mempunyai nilai guna. Eksplorasi pewarna alam diaplikasikan pada tekstil yang berasal dari serat alam yaitu serat rami (Boehmeria nivea) karena serat rami memiliki daya serap yang tinggi. Selain itu, serat rami memiliki sifat yang menyerupai serat kapas, sehingga serat rami dapat dijadikan alternatif pengganti kain kapas di masa depan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu studi literatur, observasi dan wawancara pada pengolahan kopi di Kabupaten Ngawi, serta eksplorasi limbah kulit kopi sebagai pewarna alam pada tekstil. Eksplorasi dilakukan dengan mengekstraksi pewarna alam dari limbah kulit kopi ekselsa dan melakukan eksperimen dengan empat jenis mordan dan empat metode mordanting pada serat rami. Jenis mordan yang digunakan yaitu tawas, cuka, kapur tohor dan tunjung, serta metode mordanting yang digunakan adalah metode pra-mordanting, simultan mordanting, post-mordanting dan pre-post-mordanting. Dari hasil eksplorasi, dapat disimpukan bahwa limbah kulit kopi ekselsa dapat menghasilkan variasi warna dengan nuansa coklat, krem dan abu-abu dengan mordant yang berbeda pada serat rami. Selain memberikan variasi warna, penggunaan mordant juga dapat meningkatkan tingkat ketahanan warna pada tekstil.","PeriodicalId":481210,"journal":{"name":"Serat Rupa","volume":"65 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Serat Rupa","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.28932/srjd.v7i2.6466","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kopi ekselsa (Coffea liberica var. dewevrei) secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam kategori yang sama dengan kopi Liberika dan spesies Liberoid lainnya. Produksi kopi ekselsa pada industri pengolahan kopi di daerah Ngrayudan, Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur memproduksi dua ton kopi ekselsa sebagai produk unggulan, dengan limbah kulit kopi sebesar 40% dalam satu tahun. Limbah kulit kopi tersebut saat ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan jika tidak dimanfaatkan dengan baik dapat berpotensi mencemari lingkungan sekitar. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi limbah kulit kopi ekselsa untuk dijadikan pewarna alam untuk tekstil sebagai alternatif solusi pemanfaatan limbah kulit kopi yang mempunyai nilai guna. Eksplorasi pewarna alam diaplikasikan pada tekstil yang berasal dari serat alam yaitu serat rami (Boehmeria nivea) karena serat rami memiliki daya serap yang tinggi. Selain itu, serat rami memiliki sifat yang menyerupai serat kapas, sehingga serat rami dapat dijadikan alternatif pengganti kain kapas di masa depan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu studi literatur, observasi dan wawancara pada pengolahan kopi di Kabupaten Ngawi, serta eksplorasi limbah kulit kopi sebagai pewarna alam pada tekstil. Eksplorasi dilakukan dengan mengekstraksi pewarna alam dari limbah kulit kopi ekselsa dan melakukan eksperimen dengan empat jenis mordan dan empat metode mordanting pada serat rami. Jenis mordan yang digunakan yaitu tawas, cuka, kapur tohor dan tunjung, serta metode mordanting yang digunakan adalah metode pra-mordanting, simultan mordanting, post-mordanting dan pre-post-mordanting. Dari hasil eksplorasi, dapat disimpukan bahwa limbah kulit kopi ekselsa dapat menghasilkan variasi warna dengan nuansa coklat, krem dan abu-abu dengan mordant yang berbeda pada serat rami. Selain memberikan variasi warna, penggunaan mordant juga dapat meningkatkan tingkat ketahanan warna pada tekstil.
ekselsa咖啡(Coffea liberica var. dewevrei)与Liberika咖啡和其他自由生物属于同一类别。东爪哇省Ngawi区Ngrayudan的咖啡加工厂生产excesa咖啡,生产2吨exselsa咖啡,一年内有40%的咖啡皮废物。这些咖啡皮废物目前只用作饲料,如果处理不当,可能会对环境产生污染。因此,这项研究的目的是探索exselsa潜在的咖啡皮废物,用于纺织,作为一种替代有价值的咖啡皮利用方案。对天然染料的探索被应用于亚麻纤维(Boehmeria nivea)的纺织,因为亚麻纤维具有高度的耐受性。此外,亚麻纤维具有棉花纤维的特征,因此亚麻纤维可以作为未来棉布的替代品。研究方法是定性方法,即在Ngawi区对咖啡加工的文献研究、观察和采访,以及对咖啡皮作为天然染料的勘探。勘探是通过从ecselsa的皮肤废物中提取天然染料,并在亚麻纤维中进行四种不同类型的吗啡和四种不同的方法的实验来进行的。一种用于明矾、醋、牛黄和调末的方法,以及使用的方法有前置的、同时的、后置的和后置的。从勘探中可以看出,废物exselsa的皮肤可以产生不同颜色的棕色、米色和灰色与亚麻纤维不同的黏稠剂。除了提供颜色的变化,模具的使用还可以提高纺织的颜色耐久性。