Muhammad Febryansyah Kelly, Dyah Iriani Widyastuti, Fuddoly Fuddoly
{"title":"Perencanaan Terminal Khusus PLTU Timor-1 untuk Pemenuhan Kebutuhan Operasional Bahan Bakar Batu Bara dengan Kapal Barge 12000 DWT","authors":"Muhammad Febryansyah Kelly, Dyah Iriani Widyastuti, Fuddoly Fuddoly","doi":"10.12962/j23373539.v12i2.122548","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemerataan kebutuhan listrik di Indonesia masih bisa dibilang kurang. Hal ini dibuktikan dengan program pemerintah Pembangunan Pembangkit 35000 MW. Salah satu perwujudan program ini adalah dengan munculnya proyek pembangunan PLTU Timor-1 2 x 50 MW yang berada di Nusa Tenggara Timur. PLTU tersebut direncanakan beroperasional dengan kebutuhan bahan bakar batu bara Namun, di Nusa Tenggara Timur, tidak terdapat pertambangan batu bara ataupun potensi pertambangan batu bara sebagai pensuplai kebutuhan operasionalnya. Oleh karena itu, dibutuhkan transportasi batu bara melalui jalur laut dari daerah atau pulau lain dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya. Melihat Pelabuhan laut terdekat dari lokasi proyek PLTU Timor-1 berjarak sekitar kurang lebih 30 km, yang tentunya membutuhkan waktu dan biaya lebih untuk bongkar-muat hingga transportasi darat batu bara dari Pelabuhan menuju PLTU Timor-1. Maka dari itu, akan dilakukan perencanaan pembangunan terminal khusus sebagai fasilitas transportasi batu bara yang difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan operasional PLTU-Timor 1. Hasil dari perencanaan terminal khusus PLTU Timor 1, didapatkan bahwa dermaga yang digunakan adalah jetty dengan dimensi panjang 125 m, lebar 22,5 m, dan elevasi +5,5 MLAT, yang kemudian disambung dengan trestle dengan dimensi panjang 122,5 m, lebar 15,5 m, dan elevasi +5,5 MLAT. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pembangunan terminal khusus ini dengan menggunakan metode pengecoran in-situ. Kemudian untuk total estimasi rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk pembangunan terminal khusus ini adalah Rp 74.690.742.253,00 (Tujuh Puluh Empat Milyar Enam Ratus Sembilan Puluh Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Dua Ribu Dua Rratus Lima Puluh Tiga Rupiah).","PeriodicalId":17733,"journal":{"name":"Jurnal Teknik ITS","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik ITS","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.12962/j23373539.v12i2.122548","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pemerataan kebutuhan listrik di Indonesia masih bisa dibilang kurang. Hal ini dibuktikan dengan program pemerintah Pembangunan Pembangkit 35000 MW. Salah satu perwujudan program ini adalah dengan munculnya proyek pembangunan PLTU Timor-1 2 x 50 MW yang berada di Nusa Tenggara Timur. PLTU tersebut direncanakan beroperasional dengan kebutuhan bahan bakar batu bara Namun, di Nusa Tenggara Timur, tidak terdapat pertambangan batu bara ataupun potensi pertambangan batu bara sebagai pensuplai kebutuhan operasionalnya. Oleh karena itu, dibutuhkan transportasi batu bara melalui jalur laut dari daerah atau pulau lain dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya. Melihat Pelabuhan laut terdekat dari lokasi proyek PLTU Timor-1 berjarak sekitar kurang lebih 30 km, yang tentunya membutuhkan waktu dan biaya lebih untuk bongkar-muat hingga transportasi darat batu bara dari Pelabuhan menuju PLTU Timor-1. Maka dari itu, akan dilakukan perencanaan pembangunan terminal khusus sebagai fasilitas transportasi batu bara yang difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan operasional PLTU-Timor 1. Hasil dari perencanaan terminal khusus PLTU Timor 1, didapatkan bahwa dermaga yang digunakan adalah jetty dengan dimensi panjang 125 m, lebar 22,5 m, dan elevasi +5,5 MLAT, yang kemudian disambung dengan trestle dengan dimensi panjang 122,5 m, lebar 15,5 m, dan elevasi +5,5 MLAT. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pembangunan terminal khusus ini dengan menggunakan metode pengecoran in-situ. Kemudian untuk total estimasi rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk pembangunan terminal khusus ini adalah Rp 74.690.742.253,00 (Tujuh Puluh Empat Milyar Enam Ratus Sembilan Puluh Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Dua Ribu Dua Rratus Lima Puluh Tiga Rupiah).