Kadek Ayu Wikaningtyas Kusuma Giri, Ni Made Widi Astuti
{"title":"Pemanfaatan Kulit Jeruk Bali (Citrus Maxima) Sebagai Dietary Fiber Untuk Pengendalian Penyakit Radang Usus","authors":"Kadek Ayu Wikaningtyas Kusuma Giri, Ni Made Widi Astuti","doi":"10.59141/comserva.v3i06.1024","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penyakit Radang Usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) baru-baru ini meningkat di Asia dan Timur Tengah. Perubahan faktor lingkungan, khususnya gaya hidup kebarat-baratan, dianggap sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya prevalensi penyakit radang usus. Serat makanan atau dietary fiber (DF) adalah bagian tanaman yang dapat dimakan, yang dapat difermentasi seluruhnya atau sebagian di usus besar dengan tidak tercerna dan tidak dapat diserap di usus kecil manusia. dietary fiber dapat dibagi menjadi serat pangan larut dan serat pangan tidak larut. Dietary fiber memiliki efek meningkatkan kesehatan usus, karena dapat melindungi penghalang usus dan meningkatkan panjang usus, salah satu contoh serat makanan yang dapat dimanfaatkan yaitu jeruk. Dalam jeruk terdapat kandungan pektin yang sering ditemukan pada bagian kulit jeruk. Kulit jeruk bali mengandung pektin dalam konsentrasi tinggi. Pektin adalah suatu komponen serat yang terdapat pada dinding sel primer dan lapisan lamella tengah pada tanaman. Pektin banyak digunakan pada industri pangan karena memiliki kemampuan sebagai bahan dasar pembentuk jelly. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pektin pada kulit jeruk sebagai dietary fiber dalam upaya penurunan resiko radang usus. Metode yang digunakan dalam penyusun artikel ini adalah metode literature review. Hasil yang menunjukkan bahwa ditemukan beberapa studi yang melibatkan 170.776 wanita dewasa, yang diikuti secara prospektif selama 26 tahun, mengungkapkan bahwa konsumsi jangka panjang serat makanan dikaitkan dengan penurunan penyakit radang usus. Namun, sampai saat ini masih belum banyak buku dan situs web yang membahas mengenai kandungan pektin pada kulit jeruk sebagai dietary fiber dalam upaya penurunan resiko radang usus.","PeriodicalId":500902,"journal":{"name":"COMSERVA","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"COMSERVA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59141/comserva.v3i06.1024","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penyakit Radang Usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) baru-baru ini meningkat di Asia dan Timur Tengah. Perubahan faktor lingkungan, khususnya gaya hidup kebarat-baratan, dianggap sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya prevalensi penyakit radang usus. Serat makanan atau dietary fiber (DF) adalah bagian tanaman yang dapat dimakan, yang dapat difermentasi seluruhnya atau sebagian di usus besar dengan tidak tercerna dan tidak dapat diserap di usus kecil manusia. dietary fiber dapat dibagi menjadi serat pangan larut dan serat pangan tidak larut. Dietary fiber memiliki efek meningkatkan kesehatan usus, karena dapat melindungi penghalang usus dan meningkatkan panjang usus, salah satu contoh serat makanan yang dapat dimanfaatkan yaitu jeruk. Dalam jeruk terdapat kandungan pektin yang sering ditemukan pada bagian kulit jeruk. Kulit jeruk bali mengandung pektin dalam konsentrasi tinggi. Pektin adalah suatu komponen serat yang terdapat pada dinding sel primer dan lapisan lamella tengah pada tanaman. Pektin banyak digunakan pada industri pangan karena memiliki kemampuan sebagai bahan dasar pembentuk jelly. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pektin pada kulit jeruk sebagai dietary fiber dalam upaya penurunan resiko radang usus. Metode yang digunakan dalam penyusun artikel ini adalah metode literature review. Hasil yang menunjukkan bahwa ditemukan beberapa studi yang melibatkan 170.776 wanita dewasa, yang diikuti secara prospektif selama 26 tahun, mengungkapkan bahwa konsumsi jangka panjang serat makanan dikaitkan dengan penurunan penyakit radang usus. Namun, sampai saat ini masih belum banyak buku dan situs web yang membahas mengenai kandungan pektin pada kulit jeruk sebagai dietary fiber dalam upaya penurunan resiko radang usus.