{"title":"Perbandingan Profil Vertikal Divergensi dan Vortisitas Model ECMWF dan Luaran SATAID saat Kejadian Hujan di Mamuju","authors":"Arizka Asmita, Jasruddin Daud Malago, Subaer Subaer","doi":"10.25077/jfu.12.4.658-666.2023","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Divergensi dan vortisitas merupakan parameter meteorologi yang sering digunakan untuk analisis kondisi atmosfer karena berkaitan dengan proses konveksi atau pembentukan awan. Model numerik yang biasa digunakan untuk menampilkan kedua parameter cuaca ini adalah model European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) dan Satellite Animations and Interactive Diagnosis (SATAID) khususnya saat kejadian cuaca buruk seperti hujan. Penulisan ini mencoba membandingkan nilai divergensi dan vortisitas hasil pengolahan kedua model tersebut pada kejadian hujan yang terjadi di wilayah Kalukku, Mamuju tanggal 24 Oktober 2021 sehingga dapat diketahui model yang baik dalam menampilkan kondisi atmosfer yang berkaitan dengan pembentukan awan saat kejadian hujan khususnya pada musim hujan. Hasil pengolahan data menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan yaitu nilai divergensi dan vortisitas model ECMWF lebih tinggi dibandingkan SATAID. Kemudian, pola pergerakan nilai divergensi dan vortisitas secara temporal pada tiap lapisan isobarik berbeda sehingga menyebabkan nilai korelasi yang rendah dan nilai RMSE yang besar antara model ECMWF dan SATAID. Namun, jika dibandingkan dengan hasil pengamatan curah hujan pada Agroclimate Automatic Weather Station (AAWS) Kalukku sebagai acuan proses pembentukan awan terlihat nilai divergensi dan vortisitas model ECMWF lebih fluktuatif sehingga mampu mengidentifikasi potensi pembentukan awan sebelum terjadi hujan dan peluruhan awan setelah terjadi hujan dengan baik pada kasus kejadian hujan di musim hujan.","PeriodicalId":497807,"journal":{"name":"Jurnal Fisika Unand","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Fisika Unand","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25077/jfu.12.4.658-666.2023","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Divergensi dan vortisitas merupakan parameter meteorologi yang sering digunakan untuk analisis kondisi atmosfer karena berkaitan dengan proses konveksi atau pembentukan awan. Model numerik yang biasa digunakan untuk menampilkan kedua parameter cuaca ini adalah model European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) dan Satellite Animations and Interactive Diagnosis (SATAID) khususnya saat kejadian cuaca buruk seperti hujan. Penulisan ini mencoba membandingkan nilai divergensi dan vortisitas hasil pengolahan kedua model tersebut pada kejadian hujan yang terjadi di wilayah Kalukku, Mamuju tanggal 24 Oktober 2021 sehingga dapat diketahui model yang baik dalam menampilkan kondisi atmosfer yang berkaitan dengan pembentukan awan saat kejadian hujan khususnya pada musim hujan. Hasil pengolahan data menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan yaitu nilai divergensi dan vortisitas model ECMWF lebih tinggi dibandingkan SATAID. Kemudian, pola pergerakan nilai divergensi dan vortisitas secara temporal pada tiap lapisan isobarik berbeda sehingga menyebabkan nilai korelasi yang rendah dan nilai RMSE yang besar antara model ECMWF dan SATAID. Namun, jika dibandingkan dengan hasil pengamatan curah hujan pada Agroclimate Automatic Weather Station (AAWS) Kalukku sebagai acuan proses pembentukan awan terlihat nilai divergensi dan vortisitas model ECMWF lebih fluktuatif sehingga mampu mengidentifikasi potensi pembentukan awan sebelum terjadi hujan dan peluruhan awan setelah terjadi hujan dengan baik pada kasus kejadian hujan di musim hujan.