Nunung Puji Rahayu, Piter Joko Nugroho, Teti Berliani
{"title":"PEMBINAAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR DAERAH TERPENCIL","authors":"Nunung Puji Rahayu, Piter Joko Nugroho, Teti Berliani","doi":"10.37304/eej.v1i1.1554","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: This study aims to describe the professional development of elementary school teachers in remote areas in the UPTD Damang Batu working area, seen from the aspects of: (1) elementary teacher professional development through: (a) Intensive Development, (b) Cooperative Development, (c) Self Directed Development, and (2) Supporting factors and obstacles encountered in the professional development of remote area elementary school teachers. This research is a qualitative research with a case study design. Data collection is done by methods: in-depth interviews (indepth interview), participant observation (participant observation), and study documentation (study of document). Determination of data sources is done by using purposive sampling technique. Data analysis was performed using the interactive patterns of Miles and Huberman (1994). Checking the validity of the data is done by using a degree of credibility through both source and method triangulation techniques. The results of the study show that: (1) Professional development of elementary school teachers in remote areas, through: (a) Intensive Development, carried out through activities commonly aimed at developing teacher professionals and program activities that are tailored to the needs of teachers; (b) Cooperative Development, carried out through visits to other schools, sharing experiences with colleagues, being active in MGMP activities, and supporting each other to increase work motivation; and (c) Self-Directed Development, carried out through teaching media manufacturing activities, actively reading books in school libraries, actively participating in seminars / training, and actively seeking new teaching materials if they have the opportunity to access the internet; and (2) Supporting factors include the establishment of synergic cooperation between the Education Office, UPTD, supervisors, school principals and teachers; while the constraint factor is not all teachers have the opportunity to participate in a professional development program due to geographical conditions and the difficulty of access to and from the school.\nKeywords: Professional Development, Elementary Teacher, Remote Area\nAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Pembinaan profesional guru SD daerah terpencil di wilayah kerja UPTD Kecamatan Damang Batu, dilihat dari aspek: (1) Pembinaan professional guru SD melalui: (a) Intensive Development, (b) Cooperative Development, (c) Self- Directed Development, dan (2) Faktor pendukung dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan profesional guru SD daerah terpencil. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Penetapan sumber data dilakukan dengan teknikpurposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pola interaktif Miles dan Huberman (1994). Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan derajat kepercayaan (credibility) melalui teknik triangulasi baik sumber maupun metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembinaan profesional guru SD daerah terpencil, melalui: (a) Intensive Development, dilaksanakan melalui kegiatan yang lazim ditujukan untuk mengembangkan profesional guru serta program kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan guru; (b) Cooperative Development, dilaksanakan melalui kegiatan kunjungan ke sekolah lain, sharing pengalaman dengan sejawat, aktif dalam kegiatan MGMP, serta saling mendukung untuk meningkatkan motivasi kerja; dan (c) Self- Directed Development, dilaksanakan melalui kegiatan pembuatan media ajar, aktif membaca buku di perpustakaan sekolah, aktif mengikuti seminar/pelatihan, serta aktif mencari bahan ajar baru jika memiliki kesempatan untuk mengakses internet; dan (2) Faktor pendukung meliputi terjalinnya kerjasama yang sinergis antara Dinas Pendidikan, UPTD, pengawas, kepala sekolah dan guru; sedangkan faktor kendala belum semua guru mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pembinaan profesional disebabkan kondisi geografis serta sukarnya akses dari dan menuju ke sekolah tersebut.\nKata Kunci: Pembinaan Profesional, Guru Sekolah Dasar, Daerah Terpencil\n \nReferences:\nArifin. (2011). Kompetensi Guru dan Strategi Pengembanganya. Yogyakarta: Penerbit LILIN.\nArnold, P. (2001). Review of Contemporary Issues for Rural Schools. Education in Rural Australia, 11 (1), 30-42.\nBafadal, I. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar: Dalam Rangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.\nCollette, A.T., & Chiappetta, E. L. (1994). Science Instruction in the Middle and Secondary Schools(3rd Edition). New York: Merrill.\nDepartemen Pendidikan Nasional. (2005). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.Departemen Pendidikan Nasional.\nDinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas. (2010). Laporan Tahunan DinasPendidikan Kabupaten Gunung Mas Tahun 2010.\nDinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas. (2016). Data Hasil UKG Tahun 2015.\nGaffar, F. M. (1987). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: Depdikbud.\nGlatthorn, A. A. (1995). Teacher Development. In: Anderson, L. (Ed.). International Encyclopedia of Teaching and Teacher Education. Second Edition.London: Pergamon Press.\nGorton, R. A. (1976). School Administration Challenge and Opportunity for Leadership.New York: Wm. C. Brown Company Publishers.\nHanson, M. E. (1985). Educational Administration and Organizational Behavior. Third Edition. Boston Allyn and Bacon.\nHeslop, J. (1996). A Model for The Development of Teacher in a Remote Area of Western Australia.Australian Journal of Education. Vol.21: Iss.1, Article 1. Available at: http://ro.ecu.edu.au/ajte/vol21/iss1/1.\nKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2012). Pedoman Uji Kompetensi Guru.Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu.\nKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2015). Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru.Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.\nKhasanah, N. (2014). Ternyata ini Alasan Pendidikan di Jawa Lebih Berkualitas. Diakses pada tanggal 20 Juli 2018, dari: https://www.kompasiana.com/noerchasanahkinar/ 54f868f5a333113a038b4577/ternyata-ini-alasan-pendidikan-di-jawa-lebih-berkualitas.\nKoswara, D. D., & Triatna, C. (2011). Manajemen Pendidikan: Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan.Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Alfabeta.\nMcPherson, R. B. (1986). Managing Uncertainty: Administrative Theory and Practice in Education. Colombus: Charles E. Merrill Publishing Company.\nMiles, M., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.\nMulyasa, E. (2013). Uji Kompetensi Guru dan Penilaian Kinerja Guru.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.\nMustofa. (2007). Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia.Jurnal Ekonomi Pendidikan, Vol.4 (1).\nNugroho, P. J. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Daratan Pedalaman Kabupaten Gunung Mas.Prosiding Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2013. Dies Natalis Universitas Palangka Raya. ISSN: 2354-6727.\nNugroho, P. J. (2017). Pengembangan Model Pelatihan Inovatif untuk Meningkatkan Kompetensi Guru SD Daerah Terpencil. Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik, Vol.26 (2).\nPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.\nPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.\nRohani, N. K. (2004). Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru SLTP Negeri di Kota Surabaya.Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.5 (1).\nSaud, U. S. (2009). Pengembangan Profesi Guru SD/MI. Bandung: Alfabeta.\nSher, J. P., & Sher, K. R. (1994). Beyond the Conventional Wisdom: Rural Develop-ment as if Australia’s Rural People and Communities Really Mattered. Journal of Research in Rural Education, Vol 10 No 1.\nSiram, R. (1992). Pelaksanaan Model Sistem Guru Kunjung Suatu Alternatif Pemerataan Pendidikan Sekolah Dasar Daerah Terpencil di Kalimantan Tengah.Tesis tidak dipublikasikan, PPS IKIP Malang.\nSnyder, K. J., & Anderson, R. H. (1986). Managing Productivity Schools. Orlando: Academic Press College Division.\nSupriadi, D. (1990). Pendidikan di Daerah Terpencil: Masalah dan Penanganannya. Analisis CSIS No. 5. Bandung: IKIP Bandung.\nTjalla, A. (2010). Potret Mutu Pendidikan Indonesia ditinjau dari Hasil-Hasil Studi Internasional.Diakses tanggal 20 Juli 2018 dari: http://repository.ut.ac.id/2609/1/fkip201047.pdf.\nUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.","PeriodicalId":328965,"journal":{"name":"Equity In Education Journal","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Equity In Education Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37304/eej.v1i1.1554","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Abstract: This study aims to describe the professional development of elementary school teachers in remote areas in the UPTD Damang Batu working area, seen from the aspects of: (1) elementary teacher professional development through: (a) Intensive Development, (b) Cooperative Development, (c) Self Directed Development, and (2) Supporting factors and obstacles encountered in the professional development of remote area elementary school teachers. This research is a qualitative research with a case study design. Data collection is done by methods: in-depth interviews (indepth interview), participant observation (participant observation), and study documentation (study of document). Determination of data sources is done by using purposive sampling technique. Data analysis was performed using the interactive patterns of Miles and Huberman (1994). Checking the validity of the data is done by using a degree of credibility through both source and method triangulation techniques. The results of the study show that: (1) Professional development of elementary school teachers in remote areas, through: (a) Intensive Development, carried out through activities commonly aimed at developing teacher professionals and program activities that are tailored to the needs of teachers; (b) Cooperative Development, carried out through visits to other schools, sharing experiences with colleagues, being active in MGMP activities, and supporting each other to increase work motivation; and (c) Self-Directed Development, carried out through teaching media manufacturing activities, actively reading books in school libraries, actively participating in seminars / training, and actively seeking new teaching materials if they have the opportunity to access the internet; and (2) Supporting factors include the establishment of synergic cooperation between the Education Office, UPTD, supervisors, school principals and teachers; while the constraint factor is not all teachers have the opportunity to participate in a professional development program due to geographical conditions and the difficulty of access to and from the school.
Keywords: Professional Development, Elementary Teacher, Remote Area
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Pembinaan profesional guru SD daerah terpencil di wilayah kerja UPTD Kecamatan Damang Batu, dilihat dari aspek: (1) Pembinaan professional guru SD melalui: (a) Intensive Development, (b) Cooperative Development, (c) Self- Directed Development, dan (2) Faktor pendukung dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan profesional guru SD daerah terpencil. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Penetapan sumber data dilakukan dengan teknikpurposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pola interaktif Miles dan Huberman (1994). Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan derajat kepercayaan (credibility) melalui teknik triangulasi baik sumber maupun metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembinaan profesional guru SD daerah terpencil, melalui: (a) Intensive Development, dilaksanakan melalui kegiatan yang lazim ditujukan untuk mengembangkan profesional guru serta program kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan guru; (b) Cooperative Development, dilaksanakan melalui kegiatan kunjungan ke sekolah lain, sharing pengalaman dengan sejawat, aktif dalam kegiatan MGMP, serta saling mendukung untuk meningkatkan motivasi kerja; dan (c) Self- Directed Development, dilaksanakan melalui kegiatan pembuatan media ajar, aktif membaca buku di perpustakaan sekolah, aktif mengikuti seminar/pelatihan, serta aktif mencari bahan ajar baru jika memiliki kesempatan untuk mengakses internet; dan (2) Faktor pendukung meliputi terjalinnya kerjasama yang sinergis antara Dinas Pendidikan, UPTD, pengawas, kepala sekolah dan guru; sedangkan faktor kendala belum semua guru mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pembinaan profesional disebabkan kondisi geografis serta sukarnya akses dari dan menuju ke sekolah tersebut.
Kata Kunci: Pembinaan Profesional, Guru Sekolah Dasar, Daerah Terpencil
References:
Arifin. (2011). Kompetensi Guru dan Strategi Pengembanganya. Yogyakarta: Penerbit LILIN.
Arnold, P. (2001). Review of Contemporary Issues for Rural Schools. Education in Rural Australia, 11 (1), 30-42.
Bafadal, I. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar: Dalam Rangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Collette, A.T., & Chiappetta, E. L. (1994). Science Instruction in the Middle and Secondary Schools(3rd Edition). New York: Merrill.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.Departemen Pendidikan Nasional.
Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas. (2010). Laporan Tahunan DinasPendidikan Kabupaten Gunung Mas Tahun 2010.
Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas. (2016). Data Hasil UKG Tahun 2015.
Gaffar, F. M. (1987). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: Depdikbud.
Glatthorn, A. A. (1995). Teacher Development. In: Anderson, L. (Ed.). International Encyclopedia of Teaching and Teacher Education. Second Edition.London: Pergamon Press.
Gorton, R. A. (1976). School Administration Challenge and Opportunity for Leadership.New York: Wm. C. Brown Company Publishers.
Hanson, M. E. (1985). Educational Administration and Organizational Behavior. Third Edition. Boston Allyn and Bacon.
Heslop, J. (1996). A Model for The Development of Teacher in a Remote Area of Western Australia.Australian Journal of Education. Vol.21: Iss.1, Article 1. Available at: http://ro.ecu.edu.au/ajte/vol21/iss1/1.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2012). Pedoman Uji Kompetensi Guru.Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2015). Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru.Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Khasanah, N. (2014). Ternyata ini Alasan Pendidikan di Jawa Lebih Berkualitas. Diakses pada tanggal 20 Juli 2018, dari: https://www.kompasiana.com/noerchasanahkinar/ 54f868f5a333113a038b4577/ternyata-ini-alasan-pendidikan-di-jawa-lebih-berkualitas.
Koswara, D. D., & Triatna, C. (2011). Manajemen Pendidikan: Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan.Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Alfabeta.
McPherson, R. B. (1986). Managing Uncertainty: Administrative Theory and Practice in Education. Colombus: Charles E. Merrill Publishing Company.
Miles, M., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.
Mulyasa, E. (2013). Uji Kompetensi Guru dan Penilaian Kinerja Guru.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Mustofa. (2007). Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia.Jurnal Ekonomi Pendidikan, Vol.4 (1).
Nugroho, P. J. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Daratan Pedalaman Kabupaten Gunung Mas.Prosiding Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2013. Dies Natalis Universitas Palangka Raya. ISSN: 2354-6727.
Nugroho, P. J. (2017). Pengembangan Model Pelatihan Inovatif untuk Meningkatkan Kompetensi Guru SD Daerah Terpencil. Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik, Vol.26 (2).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Rohani, N. K. (2004). Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru SLTP Negeri di Kota Surabaya.Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.5 (1).
Saud, U. S. (2009). Pengembangan Profesi Guru SD/MI. Bandung: Alfabeta.
Sher, J. P., & Sher, K. R. (1994). Beyond the Conventional Wisdom: Rural Develop-ment as if Australia’s Rural People and Communities Really Mattered. Journal of Research in Rural Education, Vol 10 No 1.
Siram, R. (1992). Pelaksanaan Model Sistem Guru Kunjung Suatu Alternatif Pemerataan Pendidikan Sekolah Dasar Daerah Terpencil di Kalimantan Tengah.Tesis tidak dipublikasikan, PPS IKIP Malang.
Snyder, K. J., & Anderson, R. H. (1986). Managing Productivity Schools. Orlando: Academic Press College Division.
Supriadi, D. (1990). Pendidikan di Daerah Terpencil: Masalah dan Penanganannya. Analisis CSIS No. 5. Bandung: IKIP Bandung.
Tjalla, A. (2010). Potret Mutu Pendidikan Indonesia ditinjau dari Hasil-Hasil Studi Internasional.Diakses tanggal 20 Juli 2018 dari: http://repository.ut.ac.id/2609/1/fkip201047.pdf.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
摘要:本研究旨在从以下几个方面描述UPTD达曼巴图工作区内偏远地区小学教师的专业发展:(1)通过(a)集约化发展、(b)合作发展、(c)自我导向发展的小学教师专业发展;(2)偏远地区小学教师专业发展的支持因素和遇到的障碍。本研究采用案例研究设计的定性研究。数据收集采用深度访谈(depth interview)、参与观察(participant observation)和文献研究(study documentation)三种方法。数据来源的确定采用目的性抽样技术。使用Miles和Huberman(1994)的交互模式进行数据分析。检查数据的有效性是通过源和方法三角测量技术使用一定程度的可信度来完成的。研究结果显示:(1)偏远地区小学教师的专业发展,可透过:(a)集约化发展,透过一般旨在发展教师专业的活动,以及针对教师需求的专案活动来进行;(b)合作发展,透过参观其他学校、与同事分享经验、积极参与校友会活动、互相支持,以增加工作动力;(c)自我导向发展,透过教学媒体制造活动、在学校图书馆积极阅读书籍、积极参加研讨会/培训,以及在有机会接触互联网的情况下积极寻找新的教材;(2)支持因素包括教育办、校友会、主管、校长和教师之间建立协同合作关系;而制约因素是,由于地理条件和进出学校的困难,并非所有教师都有机会参加专业发展计划。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penbinaan专业导师SD daerah terpencil di wilayah kerja UPTD Kecamatan Damang Batu, dilihat dari演讲:(1)penbinaan专业导师SD melalui:(a)集约化发展,(b)合作发展,(c)自我导向发展,(2)Faktor pendukung dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan专业导师SD daerah terpencil。Penelitian ini merupakan Penelitian quality dengan rangangan研究原因。彭普兰资料:彭普兰资料、彭普兰资料、彭普兰资料、彭普兰资料、彭普兰资料、彭普兰资料、彭普兰资料、彭普兰资料、彭普兰资料。Penetapan的数量数据是有目的的抽样。[英]胡伯曼(1994)。peneckan keabsahan数据,dilakukan dengan menggunakan derajat keperayaan(可信度),melalui技术,triangulk, baik数量,maupun方法。Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) penbinaan专业大师SD daerah terpencil, melalui; (a)集约开发,dilaksanakan melalui kegiatan yang lazim ditujukan untuk mengembangkan专业大师serta program kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan大师;(b)合作发展、共享pengalaman dunan sejawat、aktif dalam kegiatan MGMP、serta sales mendukung untuk meningkatkan motivasi kerja;(c)自主发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展、发展中国家的发展;丹(2)Faktor pendukung meliputi terjalinya kerjasama yang sinergis antara Dinas Pendidikan, UPTD, pengawas, kepala sekolah dan guru;山当坎的肯达拉-贝隆-古鲁-门达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎-肯达坎。Kata Kunci: Pembinaan professional, Guru Sekolah Dasar, Daerah Terpencil参考资料:Arifin。(2011)。Kompetensi Guru dan Strategi Pengembanganya。日惹:Penerbit LILIN。阿诺德,P.(2001)。农村学校的当代问题回顾。澳大利亚农村教育,11(1),30-42。Bafadal, I.(2003)。Peningkatan专业大师Sekolah Dasar: Dalam Rangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah。雅加达:Bumi Aksara。Collette, a.t.,和Chiappetta, e.l.(1994)。中小学科学教学(第三版)。纽约:美林。国家Pendidikan部门。(2005)。管理Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah。雅加达:Pendidikan Menengah Umum主任。潘迪迪肯·达萨尔·丹·梅尼加将军。国家Pendidikan部门。Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas。(2010)。 Gunung Mas District Education Office.(2016).UKG Result Data 2015.Gaffar, F. M. (1987).Education Planning:Theory and Methodology.雅加达:Glatthorn, A. A. (1995).Teacher Development.In. Anderson, L. (Ed.):Anderson, L. (Ed.).International Encyclopedia of Teaching and Teacher Education.第二版。伦敦:Gorton, R. A. (1976).School Administration Challenge and Opportunity for Leadership.New York:Wm. C. Brown Company Publishers.C. Brown Company Publishers.Hanson, M. E. (1985).Educational Administration and Organizational Behaviour.Third Edition.Boston Allyn and Bacon.Heslop, J. (1996).A Model for the Development of Teachers in a Remote Area of Western Australia.Australian Journal of Education.第 21 卷:第 1 期,第 1 条。Available at: http://ro.ecu.edu.au/ajte/vol21/iss1/1.Kementerian Education and Culture (Kemendikbud).(2012).Teacher Competency Test Guidelines:教育和文化部(MoEC)。(2015).Teacher Competency Test Guidelines for Implementing the Teacher Competency Test.Jakarta:Khasanah, N. (2014).原来这就是爪哇教育更合格的原因。访问日期:2018 年 7 月 20 日,来自::https://www.kompasiana.com/noerchasanahkinar/ 54f868f5a333113a038b4577/this-is-the-reasoneducation-in-java-is-more-quality.Koswara, D. D., & Triatna, C. (2011).Education Management:Tim Dosen Pendidikan Administration University of Education Indonesia.万隆:Alfabeta.McPherson, R. B. (1986).Managing Uncertainty:管理不确定性:教育中的行政理论与实践》。Colombus:Miles, M., & Huberman, A. M. (1992).Qualitative Data Analysis:Miles, M., & Huberman, A. M. (1992).雅加达:UI Press.Mulyasa, E. (2013).Teacher Competency Test and Teacher Performance Assessment:PT. Remaja Rosda Karya.Mustofa.(2007).Efforts to Develop Teacher Professionalism in Indonesia.Journal of Economics of Education, Vol.4 (1).Nugroho, P. J. (2013).Nugroho, P. J. (2013). Factors Affecting the Professionalism of Elementary School Teachers in Remote Areas of the Inland Mainland of Gunung Mas Regency.Proceedings of Research and Community Service Results in 2013.Palangka Raya 大学周年纪念。ISSN:2354-6727.Nugroho, P. J. (2017).开发创新培训模式以提高偏远地区小学教师的能力》。Journal of Primary School:Journal of Primary School: Studies in Theory and Practice, Vol.26 (2).Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 19 of 2005 concerning National Education Standards.Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 32 of 2013 concerning Amendments to Government Regulation Number 19 of 2005.Rohani, N. K. (2004).Rohani, N. K. (2004). The Effect of Principal Coaching and Compensation on the Performance of Public Secondary School Teachers in Surabaya City.Journal of Basic Education, Vol.5 (1).Saud, U. S. (2009).小学/中学教师的专业发展》。万隆:Sher, J. P., & Sher, K. R. (1994).Beyond the Conventional Wisdom:Rural Development-ment as if Australia's Rural People and Communities Really Mattered.Journal of Research in Rural Education, Vol 10 No 1.Siram, R. (1992).Siram, R. (1992). Implementation of the Visiting Teacher System Model as an Alternative for Equitable Education in Remote Elementary Schools in Central Kalimantan.Unpublished thesis, PPS IKIP Malang.Snyder, K. J., & Anderson, R. H. (1986).Managing Productivity Schools.奥兰多:Snyder, K. J., & Anderson, R. H. (1986). Managing Productivity Schools.偏远地区的教育:Problems and Responses.CSIS Analysis No:Tjalla, A. (2010).Portrait of Indonesian Education Quality in Review of International Study Results.Accessed on 20 July 2018 from:http://repository.ut.ac.id/2609/1/fkip201047.pdf.Undang-Undang Republic of Indonesia Number 20 Year 2003 on National Education System.