Widyastutik, M. Firdaus, Mimin Aminah, D. Panjaitan
{"title":"Analisis Cost Benefit Pemupukan Berimbang Dalam Rangka Pemenuhan Unsur Hara Optimal: Pendekatan RIA","authors":"Widyastutik, M. Firdaus, Mimin Aminah, D. Panjaitan","doi":"10.29244/jekp.11.1.2022.35-55","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemerintah menyusun rekomendasi pemupukan optimal yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, optimum untuk meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Saat ini, kondisi lahan pertanian di Indonesia menunjukkan bahwa terjadi kelebihan hara P dan K dari penggunaan NPK 15-15-15 sehingga dalam jangka panjang tanah menjadi jenuh, pemborosan, dan biaya impor yang tinggi. Untuk itu pemerintah melakukan Reformulasi Pupuk Majemuk NPK 15-15-15 menjadi 15 10 12. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manfaat dan biaya dari perubahan formulasi ini dengan menggunakan metode RIA (Regulatory Impact Assessment) dengan tiga skenario. Berdasarkan hasil perhitungan benefit dan cost formulasi pupuk NPK yang paling banyak memberikan benefit adalah skenario 3 yaitu penggunaan formula NPK 15 10 12 dengan inovasi pembenaman jerami dan penggunaan penggunaan perangkat uji tanah dan tanaman. Total benefit yang diperoleh sebesar Rp 323,988,364.65. Jerami sebagai sumber Kalium (K), Silika (Si), dan unsur mikro serta sumber energi bagi mikroorganisme tanah di rekomendasikan untuk dikembalikan ke lahan sawah untuk meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah, memperbaiki dan memelihara kesehatan tanah dan kualitas lingkungan. Efektifitas kebijakan reformulasi NPK 15 15 15 menjadi NPK 15 10 12 perlu didukung dengan advokasi pada petani mengenai benefit yang akan diperoleh apabila mengimplementasikan pupuk secara berimbang untuk memperoleh hasil tanaman yang optimal. Lesson learned dari petani yang sukses membenamkan jerami yang berdampak pada peningkatan produksi dan produktivitas padi perlu disosialisasikan ke petani lainnya.","PeriodicalId":223841,"journal":{"name":"JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN","volume":"213 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29244/jekp.11.1.2022.35-55","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pemerintah menyusun rekomendasi pemupukan optimal yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, optimum untuk meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Saat ini, kondisi lahan pertanian di Indonesia menunjukkan bahwa terjadi kelebihan hara P dan K dari penggunaan NPK 15-15-15 sehingga dalam jangka panjang tanah menjadi jenuh, pemborosan, dan biaya impor yang tinggi. Untuk itu pemerintah melakukan Reformulasi Pupuk Majemuk NPK 15-15-15 menjadi 15 10 12. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manfaat dan biaya dari perubahan formulasi ini dengan menggunakan metode RIA (Regulatory Impact Assessment) dengan tiga skenario. Berdasarkan hasil perhitungan benefit dan cost formulasi pupuk NPK yang paling banyak memberikan benefit adalah skenario 3 yaitu penggunaan formula NPK 15 10 12 dengan inovasi pembenaman jerami dan penggunaan penggunaan perangkat uji tanah dan tanaman. Total benefit yang diperoleh sebesar Rp 323,988,364.65. Jerami sebagai sumber Kalium (K), Silika (Si), dan unsur mikro serta sumber energi bagi mikroorganisme tanah di rekomendasikan untuk dikembalikan ke lahan sawah untuk meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah, memperbaiki dan memelihara kesehatan tanah dan kualitas lingkungan. Efektifitas kebijakan reformulasi NPK 15 15 15 menjadi NPK 15 10 12 perlu didukung dengan advokasi pada petani mengenai benefit yang akan diperoleh apabila mengimplementasikan pupuk secara berimbang untuk memperoleh hasil tanaman yang optimal. Lesson learned dari petani yang sukses membenamkan jerami yang berdampak pada peningkatan produksi dan produktivitas padi perlu disosialisasikan ke petani lainnya.