{"title":"FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI ATLET BELA DIRI SELAMA PERIODISASI LATIHAN","authors":"Salwa Khalishah, I. Budiono","doi":"10.37311/jhsj.v5i2.18980","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tingkat konsumsi energi yang mencukupi berperan penting dalam menunjang performa latihan dan bertanding pada atlet remaja. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil survei pendahuluan pada tahun 2022 di Balai Pemusatan Pelatihan dan Pendidikan Olahraga Pelajar (BPPLOP) Jawa Tengah terkait pemenuhan konsumsi energi atlet cabang bela diri tinju dan taekwondo berada dalam kategori kurang yakni sebesar 76,8 %.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat konsumsi energi pada atlet cabang bela diri selama masa periodisasi latihan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan studi potong lintang. Populasi penelitian sebanyak 66 atlet dengan penarikan sampel sebesar 53 atlet dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan formulir The Nutrition for Sport Knowledge Questionnaire/(NSKQ’s), The Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C) and Adolescents (PAQ-A) dan food recall 3x24. Analisis data menggunakan Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan faktor yang berhubungan dengan tingkat konsumsi energi atlet bela diri antara lain pengetahuan gizi (p = 0.048), status gizi (p = 0,004) dan frekuensi konsumsi makanan di luar training centre (p = 0.003). Adapun faktor yang tidak berhubungan adalah aktifitas fisik (p = 0.748). Kesimpulan pada penelitian ini yakni berdasarkan hasil analisis data variabel pengetahuan gizi, status gizi, dan frekuensi konsumsi makanan di luar training centre memiliki hubungan terhadap tingkat konsumsi energi. Sedangkan aktifitas fisik tidak memiliki hubungan yang signifikan.","PeriodicalId":228381,"journal":{"name":"Jambura Health and Sport Journal","volume":"501 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jambura Health and Sport Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37311/jhsj.v5i2.18980","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tingkat konsumsi energi yang mencukupi berperan penting dalam menunjang performa latihan dan bertanding pada atlet remaja. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil survei pendahuluan pada tahun 2022 di Balai Pemusatan Pelatihan dan Pendidikan Olahraga Pelajar (BPPLOP) Jawa Tengah terkait pemenuhan konsumsi energi atlet cabang bela diri tinju dan taekwondo berada dalam kategori kurang yakni sebesar 76,8 %.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat konsumsi energi pada atlet cabang bela diri selama masa periodisasi latihan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan studi potong lintang. Populasi penelitian sebanyak 66 atlet dengan penarikan sampel sebesar 53 atlet dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan formulir The Nutrition for Sport Knowledge Questionnaire/(NSKQ’s), The Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C) and Adolescents (PAQ-A) dan food recall 3x24. Analisis data menggunakan Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan faktor yang berhubungan dengan tingkat konsumsi energi atlet bela diri antara lain pengetahuan gizi (p = 0.048), status gizi (p = 0,004) dan frekuensi konsumsi makanan di luar training centre (p = 0.003). Adapun faktor yang tidak berhubungan adalah aktifitas fisik (p = 0.748). Kesimpulan pada penelitian ini yakni berdasarkan hasil analisis data variabel pengetahuan gizi, status gizi, dan frekuensi konsumsi makanan di luar training centre memiliki hubungan terhadap tingkat konsumsi energi. Sedangkan aktifitas fisik tidak memiliki hubungan yang signifikan.