PERAN ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA DALAM KONSTRUKSI ETIKA SOSIAL DAN SPIRTUAL MASYARAKAT

Tejo Ismoyo, Lisniasari Lisniasari, Boniran Boniran
{"title":"PERAN ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA DALAM KONSTRUKSI ETIKA SOSIAL DAN SPIRTUAL MASYARAKAT","authors":"Tejo Ismoyo, Lisniasari Lisniasari, Boniran Boniran","doi":"10.56325/jpbisk.v3i2.48","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Agama mengajarkan dan membimbing pemeluknya dalam melakukan prosesi atau upacara keagamaan, khususnya dalam menghormati jiwa dan hati manusia dalam rangka mengenal Tuhan, suatu proses yang sering dikaitkan dengan proses pembentukan spiritual. Spiritualitas, spiritualitas, dan spiritualisme sendiri mengacu pada kata Spirit atau Spirius yang berarti nafas. Nilai dari spritualitas adalah keyakinan, norma dan etika yang dihormati. Transendensi dan sebuah pengalaman, kesadaran dan kesadaran akan dimensi transenden kehidupan tentang diri sendiri.Menghubungkan berarti membangkitkan kesadaran akan hubungan antara diri kita dengan orang lain dan antara Tuhan dan jiwa manusianya. Setiap agama memberikan doktrin kebenaran yang tidak dapat diubah oleh manusia. Agama menganggap wahyu itu mutlak, tetapi bisa dimaknai. Oleh karena itu, ketika agama bersinggungan dengan etika, tidak mungkin mengubah ajaran agama secara absolut, tetapi secara absolut, etika memiliki peran melindungi pelaku, bukan untuk bias. Dengan rasionalitas etis, agama dapat dipahami dalam konteks (Teichman, 2003: 3) Etika tidak dapat menggantikan agama.Agama adalah hal yang tepat untuk memberikan bimbingan moral. Religius menemukan orientasi fundamental kehidupan dalam agamanya. Religius mengharapkan  ajaran agamanya rasional. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dari sumber literatur yang mendukung data penulisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agama Buddha menerapkan berbagai ajaran untuk membentuk konstruksi etika sosial spiritualitas bagi masyarakat.","PeriodicalId":242336,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Buddha dan Isu Sosial Kontemporer (JPBISK)","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan Buddha dan Isu Sosial Kontemporer (JPBISK)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56325/jpbisk.v3i2.48","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Agama mengajarkan dan membimbing pemeluknya dalam melakukan prosesi atau upacara keagamaan, khususnya dalam menghormati jiwa dan hati manusia dalam rangka mengenal Tuhan, suatu proses yang sering dikaitkan dengan proses pembentukan spiritual. Spiritualitas, spiritualitas, dan spiritualisme sendiri mengacu pada kata Spirit atau Spirius yang berarti nafas. Nilai dari spritualitas adalah keyakinan, norma dan etika yang dihormati. Transendensi dan sebuah pengalaman, kesadaran dan kesadaran akan dimensi transenden kehidupan tentang diri sendiri.Menghubungkan berarti membangkitkan kesadaran akan hubungan antara diri kita dengan orang lain dan antara Tuhan dan jiwa manusianya. Setiap agama memberikan doktrin kebenaran yang tidak dapat diubah oleh manusia. Agama menganggap wahyu itu mutlak, tetapi bisa dimaknai. Oleh karena itu, ketika agama bersinggungan dengan etika, tidak mungkin mengubah ajaran agama secara absolut, tetapi secara absolut, etika memiliki peran melindungi pelaku, bukan untuk bias. Dengan rasionalitas etis, agama dapat dipahami dalam konteks (Teichman, 2003: 3) Etika tidak dapat menggantikan agama.Agama adalah hal yang tepat untuk memberikan bimbingan moral. Religius menemukan orientasi fundamental kehidupan dalam agamanya. Religius mengharapkan  ajaran agamanya rasional. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dari sumber literatur yang mendukung data penulisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agama Buddha menerapkan berbagai ajaran untuk membentuk konstruksi etika sosial spiritualitas bagi masyarakat.
佛教科学在社会和精神伦理的建设中所起的作用
宗教教导和引导信徒进行他们的仪式或仪式,特别是在尊重人们的灵魂和心灵来认识主的过程中,这是一个经常与精神形成过程联系在一起的过程。灵性,灵性和灵性本身指的是精神或精神,意思是呼吸。灵性的价值在于一种受人尊敬的信念、规范和伦理。超越和经验,意识和意识到生命中超越自我的维度。连接意味着唤醒我们与他人以及上帝和人类灵魂之间关系的意识。每一种宗教都提供了人类无法改变的真理教义。宗教认为启示是绝对的,但它是偶然的。因此,当宗教与伦理交织在一起时,绝对不可能改变宗教教义,但绝对不可能,道德有责任保护参与者,而不是偏袒。通过伦理理性,宗教可以理解在背景(Teichman, 2003: 3)伦理不能取代宗教。宗教是提供道德指导的正确方法。宗教在宗教中找到了生命的基本方向。宗教要求宗教教导是理性的。本研究方法采用文献资料来源的描述性定性。研究表明,佛教采用各种教义,为社会形成一种精神伦理的结构。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信