I. Wulandari, Oekan S Abdoellah, Yusep Suparman, Dede - Mulyanto, Rahma Maulia Fadli Basagevan, Nafa Destri Fianti
{"title":"PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP MANFAAT KEGIATAN URBAN FARMING","authors":"I. Wulandari, Oekan S Abdoellah, Yusep Suparman, Dede - Mulyanto, Rahma Maulia Fadli Basagevan, Nafa Destri Fianti","doi":"10.24198/kumawula.v6i2.45634","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Untuk memenuhi kebutuhan pangan di wilayah perkotaan, umumnya mengandalkan hasil produksi pertanian dari wilayah pedesaan. Namun, hal ini menyebabkan alih fungsi lahan di wilayah pedesaan, yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Dengan demikian, masyarakat di wilayah perkotaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Upaya yang dapat dilakuakn ileh masyarakat perkotaan adalah dengan melakukan kegiatan urban farming. Disamping memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan sebagai bentuk ketahanan pangan, urban farming juga memberikan manfaat lain dan belum banyak dipahami oleh masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan atau meningkatkan pemahaman pada masyarakat terhadap manfat urban farming. Pengumpulan data dilakukan dengan metode campuran (mix method) antara metode kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif adalah dengan wawancara mendalam pada informan dan untuk data kuantitatif dengan menyelenggarakan pre-test dan post-test pada responden, yang akhirnya dilakukan penilaian terhadap masing-masing tes. Masyarakat memahami pentingnya kegiatan pertanian untuk ketahanan pangan dan memiliki keingintahuan untuk melakukannya. Akan tetapi, masyarakat belum memahami manfaat kegiatan urban farming lainnya, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan. Setelah dilakukan pemberian materi dan informasi mengenai tujuan dan manfaat urban farming, melalui skema penyuluhan, terjadi peningkatan pemahaman pada responden. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil penilaian post-test dibandingkan pre-test sebesar 20%. Dengan mengikuti kegiatan penyuluhan ini masyarakat memahami bahwa urban farming penting untuk ketahanan pangan serta juga memberikan pendapatan rumah tangga dan meningkatkan kualitas lingkungan di wilayah perkotaan.","PeriodicalId":170937,"journal":{"name":"Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/kumawula.v6i2.45634","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Untuk memenuhi kebutuhan pangan di wilayah perkotaan, umumnya mengandalkan hasil produksi pertanian dari wilayah pedesaan. Namun, hal ini menyebabkan alih fungsi lahan di wilayah pedesaan, yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Dengan demikian, masyarakat di wilayah perkotaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Upaya yang dapat dilakuakn ileh masyarakat perkotaan adalah dengan melakukan kegiatan urban farming. Disamping memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan sebagai bentuk ketahanan pangan, urban farming juga memberikan manfaat lain dan belum banyak dipahami oleh masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan atau meningkatkan pemahaman pada masyarakat terhadap manfat urban farming. Pengumpulan data dilakukan dengan metode campuran (mix method) antara metode kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif adalah dengan wawancara mendalam pada informan dan untuk data kuantitatif dengan menyelenggarakan pre-test dan post-test pada responden, yang akhirnya dilakukan penilaian terhadap masing-masing tes. Masyarakat memahami pentingnya kegiatan pertanian untuk ketahanan pangan dan memiliki keingintahuan untuk melakukannya. Akan tetapi, masyarakat belum memahami manfaat kegiatan urban farming lainnya, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan. Setelah dilakukan pemberian materi dan informasi mengenai tujuan dan manfaat urban farming, melalui skema penyuluhan, terjadi peningkatan pemahaman pada responden. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil penilaian post-test dibandingkan pre-test sebesar 20%. Dengan mengikuti kegiatan penyuluhan ini masyarakat memahami bahwa urban farming penting untuk ketahanan pangan serta juga memberikan pendapatan rumah tangga dan meningkatkan kualitas lingkungan di wilayah perkotaan.