F. Fathya, Ana Himatul Wahidah, Usi Uswatun Hasanah, Melisa Indri Hartanti, Arifah Fajrina
{"title":"Potensi Perdagangan Komoditas Lada dari Indonesia ke Vietnam sebagai Salah Satu Pasar Non-Tradisional","authors":"F. Fathya, Ana Himatul Wahidah, Usi Uswatun Hasanah, Melisa Indri Hartanti, Arifah Fajrina","doi":"10.29244/jekp.10.1.2021.55-71","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kecenderungan perlambatan permintaan ekspor dari negara tujuan ekspor utama Indonesia saat ini menuntut Indonesia untuk diversifikasi ekspor ke negara lain. Vietnam merupakan negara yang berpotensi sebagai negara tujuan diversifikasi ekspor. Produk yang paling berpotensi untuk dimanfaatkan dalam diversifikasi ekspor ini ialah lada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan daya saing ekspor komoditas lada di pasar Vietnam; dan menganalisis hambatan tarif serta non-tarif ekspor lada ke pasar Vietnam. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series tahun 2010-2019 yang bersumber dari United Nations of Commodity Trade Database (UN-Comtrade) dan World Integrated Trade Solution (WITS). Metode analisis data yang digunakan adalah ISP, IIT, RCA, EPD, X-Model, serta FI dan CR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi perdagangan antara Indonesia dan Vietnam masih sangat lemah (IIT), daya saing komoditi lada Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain di pasar Vietnam (EPD), dan ekspor lada Indonesia ke Vietnam terdampak Non-Tariff Measure/NTM (FI dan CR). Meskipun, komoditas lada Indonesia di pasar Vietnam merupakan komoditas yang paling unggul (ISP), sangat potensial (RCA), dan memiliki daya saing yang cukup tinggi (X-Model). Maka dari itu, upaya yang direkomendasikan pada pemerintah adalah peningkatan kerja sama perdagangan dunia; pembenahan internal melalui pembentukan kelembagaan petani lada, melakukan diversifikasi produk, serta meningkatkan kualitas lada; dan memperhatikan pengawasan terhadap aspek Quality Control lada.","PeriodicalId":223841,"journal":{"name":"JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29244/jekp.10.1.2021.55-71","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kecenderungan perlambatan permintaan ekspor dari negara tujuan ekspor utama Indonesia saat ini menuntut Indonesia untuk diversifikasi ekspor ke negara lain. Vietnam merupakan negara yang berpotensi sebagai negara tujuan diversifikasi ekspor. Produk yang paling berpotensi untuk dimanfaatkan dalam diversifikasi ekspor ini ialah lada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan daya saing ekspor komoditas lada di pasar Vietnam; dan menganalisis hambatan tarif serta non-tarif ekspor lada ke pasar Vietnam. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series tahun 2010-2019 yang bersumber dari United Nations of Commodity Trade Database (UN-Comtrade) dan World Integrated Trade Solution (WITS). Metode analisis data yang digunakan adalah ISP, IIT, RCA, EPD, X-Model, serta FI dan CR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi perdagangan antara Indonesia dan Vietnam masih sangat lemah (IIT), daya saing komoditi lada Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain di pasar Vietnam (EPD), dan ekspor lada Indonesia ke Vietnam terdampak Non-Tariff Measure/NTM (FI dan CR). Meskipun, komoditas lada Indonesia di pasar Vietnam merupakan komoditas yang paling unggul (ISP), sangat potensial (RCA), dan memiliki daya saing yang cukup tinggi (X-Model). Maka dari itu, upaya yang direkomendasikan pada pemerintah adalah peningkatan kerja sama perdagangan dunia; pembenahan internal melalui pembentukan kelembagaan petani lada, melakukan diversifikasi produk, serta meningkatkan kualitas lada; dan memperhatikan pengawasan terhadap aspek Quality Control lada.