{"title":"Resilience of Families of Different Religions in Indonesia between Social and Religious Problems","authors":"Danu Aris Setiyanto","doi":"10.15642/alhukama.2022.12.2.47-73","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract : Families of different religions are a social fact in plural social life. However, interfaith marriage has always been a controversy and is considered to cause several problems, especially legal, social, and religious debates. Interestingly, some families of different religions can have good family resilience in their conditions facing social problems and religious debates. This article will answer academic anxiety about strengthening family resilience after marriage. We answer this problem with case studies and use a sociological approach. The purpose of this article is used to explain that interfaith families have specific strategies for maintaining the resilience of their families. So, the contribution of theories and experiences of families of different religions needs to be studied in more detail through this article and subsequent research. This article produces an answer that strengthening the resilience of families of couples of different religions is carried out by mutual agreement on childcare, sharing experiences for prospective families of different religions, consultations, and couple communication that does not lead to theological differences.\nAbstrak : Keluarga yang berbeda agama adalah fakta sosial dalam kehidupan sosial yang majemuk. Namun, pernikahan beda agam selalu menjadi kontroversi dan dianggap menimbulkan sejumlah masalah, terutama perdebatan hukum, sosial, dan agama. Menariknya, beberapa keluarga yang berbeda agama mampu memiliki ketahanan keluarga yang baik dalam kondisi menghadapi masalah sosial dan perdebatan agama. Artikel ini akan menjawab kecemasan akademis tentang penguatan ketahanan keluarga setelah menikah. Kami menjawab masalah ini dengan studi kasus dan menggunakan pendekatan sosiologis. Tujuan artikel ini digunakan untuk menjelaskan bahwa keluarga beda agama memiliki strategi khusus untuk menjaga ketahanan keluarga mereka. Jadi kontribusi teori dan pengalaman keluarga dari agama yang berbeda perlu dipelajari secara lebih rinci melalui artikel ini dan penelitian selanjutnya. Artikel ini menghasilkan jawaban bahwa penguatan ketahanan keluarga pasangan yang berbeda agama dilakukan dengan kesepakatan bersama tentang pengasuhan anak, berbagi pengalaman bagi calon keluarga yang berbeda agama, konsultasi, dan komunikasi pasangan yang tidak mengarah pada perbedaan teologis.","PeriodicalId":245959,"journal":{"name":"AL-HUKAMA'","volume":"11 16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AL-HUKAMA'","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15642/alhukama.2022.12.2.47-73","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract : Families of different religions are a social fact in plural social life. However, interfaith marriage has always been a controversy and is considered to cause several problems, especially legal, social, and religious debates. Interestingly, some families of different religions can have good family resilience in their conditions facing social problems and religious debates. This article will answer academic anxiety about strengthening family resilience after marriage. We answer this problem with case studies and use a sociological approach. The purpose of this article is used to explain that interfaith families have specific strategies for maintaining the resilience of their families. So, the contribution of theories and experiences of families of different religions needs to be studied in more detail through this article and subsequent research. This article produces an answer that strengthening the resilience of families of couples of different religions is carried out by mutual agreement on childcare, sharing experiences for prospective families of different religions, consultations, and couple communication that does not lead to theological differences.
Abstrak : Keluarga yang berbeda agama adalah fakta sosial dalam kehidupan sosial yang majemuk. Namun, pernikahan beda agam selalu menjadi kontroversi dan dianggap menimbulkan sejumlah masalah, terutama perdebatan hukum, sosial, dan agama. Menariknya, beberapa keluarga yang berbeda agama mampu memiliki ketahanan keluarga yang baik dalam kondisi menghadapi masalah sosial dan perdebatan agama. Artikel ini akan menjawab kecemasan akademis tentang penguatan ketahanan keluarga setelah menikah. Kami menjawab masalah ini dengan studi kasus dan menggunakan pendekatan sosiologis. Tujuan artikel ini digunakan untuk menjelaskan bahwa keluarga beda agama memiliki strategi khusus untuk menjaga ketahanan keluarga mereka. Jadi kontribusi teori dan pengalaman keluarga dari agama yang berbeda perlu dipelajari secara lebih rinci melalui artikel ini dan penelitian selanjutnya. Artikel ini menghasilkan jawaban bahwa penguatan ketahanan keluarga pasangan yang berbeda agama dilakukan dengan kesepakatan bersama tentang pengasuhan anak, berbagi pengalaman bagi calon keluarga yang berbeda agama, konsultasi, dan komunikasi pasangan yang tidak mengarah pada perbedaan teologis.
摘要:不同宗教家庭是多元社会生活中的一个社会事实。然而,跨宗教婚姻一直是一个有争议的问题,并被认为会引起一些问题,特别是法律、社会和宗教辩论。有趣的是,一些不同宗教的家庭在面对社会问题和宗教辩论的情况下可以有很好的家庭弹性。这篇文章将回答学术界对婚后加强家庭弹性的焦虑。我们用个案研究和社会学的方法来回答这个问题。这篇文章的目的是用来解释,不同信仰的家庭有特定的策略来维持他们的家庭的弹性。因此,不同宗教家庭的理论和经验的贡献需要通过本文和后续的研究进行更详细的研究。本文给出的答案是,加强不同宗教夫妇家庭的弹性是通过共同商定儿童保育,分享不同宗教未来家庭的经验,协商和不导致神学差异的夫妻沟通来实现的。摘要:Keluarga yang berbeda agama adalah fakta social dalam kehidupan social yang majemuk。Namun, pernikahan beda agam selalu menjadi kontroversi dananggap menimbulkan sejumlah masalah, terutama perdebatan hukum, social, dan agama。Menariknya, beberapa keluarga yang berbeda agama mampu memiliki ketahanan keluarga yang baik dalam kondisi menghadapi masalah social dan perdebatan agama。企鹅,企鹅,企鹅,企鹅,企鹅,企鹅,企鹅。Kami menjawab masalah ini dengan研究kasus dan menggunakan pendekatan生理学。图胡安·阿蒂克尔尼迪古纳坎尼·曼杰拉斯坎巴瓦·克鲁瓦尔加·贝达·阿格玛·梅利基战略·克鲁瓦尔加·曼杰加·克塔哈南·克鲁瓦尔加·梅雷卡。中国日报网讯:中国日报网讯:中国日报网讯:中国日报网讯:这句话的意思是:“我是企鹅,我是企鹅,我是企鹅,我是企鹅,我是企鹅。”