Hanum Mukti Rahayu, D. Diana, A. Sunandar, Mahwar Qurbaniah, Anandita Eka Setiadi, Ahmad Faisal Amri, Delva Hernanda
{"title":"Pelatihan media pembelajaran Articulate Storyline Bagi Guru SMA di kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya","authors":"Hanum Mukti Rahayu, D. Diana, A. Sunandar, Mahwar Qurbaniah, Anandita Eka Setiadi, Ahmad Faisal Amri, Delva Hernanda","doi":"10.29408/ab.v4i1.7365","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pandemi covid-19 menyebabkan terjadinya transfomasi pembelajaran dari luring menjadi daring. Perubahan tersebut membawa konsekuensi yaitu berkembangnya penggunaan perangkat pembelajaran berbasis digital. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan yaitu articulate storyline, yang dapat memfasilitasi guru dalam membuat media ajar berbasis digital. Sehingga dapat mengakomodir peserta didik dalam proses pmebelajaran. Berdasarkan letak geografis, sebagian besar Sekolah Menengah Atas (SMA) diwilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya berada pada daerah dengan cakupan jaringan internet yang memadai. Namun, pembuatan media ajar berbasis digital belum banyak dilakukan oleh guru diarea tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan kegiatan pengabdian untuk meningkatkan keterampilan guru di wilayah Kota Pontianak dan Kabuaten Kubu Raya. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan pengabdian yaitu; kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran menggunakan aplikasi articulate storyline; praktik dan pendampingan pembuatan media pembelajaran menggunakan aplikasi articulate storyline; dan evaluasi kegiatan pengabdian. Kegiatan pengabdian dihadiri oleh 21 guru yang berasal dari 10 SMA Negeri dan Swasta di wilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Hasil angket menunjukkan bahwa 84,6% peserta pelatihan belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran menggunakan Articulate Storyline, 92,3% materi pelatihan yang diberikan menambah pengetahun baru bagi peserta, 76,9% peserta menilai kegiatan pelatihan dapat dilakukan kembali kepada para guru lainnya dan dapat membantu guru dalam menyiapkan media ajar, 92,3% peserta menilai materi pelatihan relevan untuk pembelajaran di era blended learning, dan 100% peserta setuju untuk menerapkan materi pelatihan dalam membuat media ajar.","PeriodicalId":268297,"journal":{"name":"ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat","volume":"138 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29408/ab.v4i1.7365","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pandemi covid-19 menyebabkan terjadinya transfomasi pembelajaran dari luring menjadi daring. Perubahan tersebut membawa konsekuensi yaitu berkembangnya penggunaan perangkat pembelajaran berbasis digital. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan yaitu articulate storyline, yang dapat memfasilitasi guru dalam membuat media ajar berbasis digital. Sehingga dapat mengakomodir peserta didik dalam proses pmebelajaran. Berdasarkan letak geografis, sebagian besar Sekolah Menengah Atas (SMA) diwilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya berada pada daerah dengan cakupan jaringan internet yang memadai. Namun, pembuatan media ajar berbasis digital belum banyak dilakukan oleh guru diarea tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan kegiatan pengabdian untuk meningkatkan keterampilan guru di wilayah Kota Pontianak dan Kabuaten Kubu Raya. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan pengabdian yaitu; kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran menggunakan aplikasi articulate storyline; praktik dan pendampingan pembuatan media pembelajaran menggunakan aplikasi articulate storyline; dan evaluasi kegiatan pengabdian. Kegiatan pengabdian dihadiri oleh 21 guru yang berasal dari 10 SMA Negeri dan Swasta di wilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Hasil angket menunjukkan bahwa 84,6% peserta pelatihan belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran menggunakan Articulate Storyline, 92,3% materi pelatihan yang diberikan menambah pengetahun baru bagi peserta, 76,9% peserta menilai kegiatan pelatihan dapat dilakukan kembali kepada para guru lainnya dan dapat membantu guru dalam menyiapkan media ajar, 92,3% peserta menilai materi pelatihan relevan untuk pembelajaran di era blended learning, dan 100% peserta setuju untuk menerapkan materi pelatihan dalam membuat media ajar.