{"title":"Analisis Volatilitas Harga Cabai Keriting di Indonesia dengan Pendekatan ARCH GARCH","authors":"Rizka Amalia Nugrahapsari, Idha Widi Arsanti","doi":"10.21082/jae.v36n1.2018.25-37","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"EnglishChili includes a strategic commodity in Indonesia because of its high price volatility that makes it a major determinant of national inflation dynamics. The government always tries to improve its capability in implementing the chili price stabilization policy. The objective of the study is to assess the volatility of curly chili price volatility in Indonesia by using the ARCH GARCH approach with daily price data of January 2011 to December 2015. The results showed that the right model to calculate chili price volatility is ARCH (1). The price volatility was low and price movement was only influenced by the volatility in the previous day, not by the price variant, so the chili price volatility in the future will be smaller. Low volatility indicates that demand and supply characteristics were predictable. Price changes gradually and predictable. Farmers’ protection policy through import restrictions improves stability of domestic supply. The policy reduces the risk of drastic decline in prices due to imported chili, so the price volatility of chili in the period 2011–2015 was lower than the previous period. However, the seasonal price variation remains. Therefore, the policy should be supported with all season chili availability assurance.IndonesianCabai termasuk komoditas strategis di Indonesia karena harganya volatil sehingga menjadi salah satu penentu utama dinamika inflasi nasional. Untuk itu, pemerintah senantiasa berusaha meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan kebijakan stabilisasi harga cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji volatilitas harga cabai keriting di Indonesia dengan pendekatan ARCH GARCH dan data harga harian cabai keriting periode Januari 2011 hingga Desember 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang tepat untuk menghitung volatilitas harga cabai keriting adalah ARCH(1). Hasil pendugaan model menunjukkan volatilitas harga cabai keriting rendah dan pergerakan harga hanya dipengaruhi oleh volatilitas pada satu hari sebelumnya, tidak dipengaruhi varian harga, sehingga diperkirakan volatilitas harga cabai keriting di masa datang akan semakin kecil. Volatilitas yang rendah menunjukkan karakteristik waktu permintaan dan penawaran cabai keriting dapat diprediksi. Perubahan harga terjadi bertahap dan dapat diperkirakan. Kebijakan perlindungan petani melalui pembatasan impor cabai menyebabkan penyediaan cabai di dalam negeri menjadi lebih stabil. Kebijakan ini mengurangi risiko penurunan harga secara drastis akibat masuknya cabai impor, sehingga volatilitas harga cabai pada periode 2011–2015 lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Namun, masih terdapat variasi harga musiman. Oleh karena itu, kebijakan ini perlu diperkuat dengan upaya jaminan sediaan cabai sepanjang musim.","PeriodicalId":162864,"journal":{"name":"Jurnal Agro Ekonomi","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"12","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Agro Ekonomi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21082/jae.v36n1.2018.25-37","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 12
Abstract
EnglishChili includes a strategic commodity in Indonesia because of its high price volatility that makes it a major determinant of national inflation dynamics. The government always tries to improve its capability in implementing the chili price stabilization policy. The objective of the study is to assess the volatility of curly chili price volatility in Indonesia by using the ARCH GARCH approach with daily price data of January 2011 to December 2015. The results showed that the right model to calculate chili price volatility is ARCH (1). The price volatility was low and price movement was only influenced by the volatility in the previous day, not by the price variant, so the chili price volatility in the future will be smaller. Low volatility indicates that demand and supply characteristics were predictable. Price changes gradually and predictable. Farmers’ protection policy through import restrictions improves stability of domestic supply. The policy reduces the risk of drastic decline in prices due to imported chili, so the price volatility of chili in the period 2011–2015 was lower than the previous period. However, the seasonal price variation remains. Therefore, the policy should be supported with all season chili availability assurance.IndonesianCabai termasuk komoditas strategis di Indonesia karena harganya volatil sehingga menjadi salah satu penentu utama dinamika inflasi nasional. Untuk itu, pemerintah senantiasa berusaha meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan kebijakan stabilisasi harga cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji volatilitas harga cabai keriting di Indonesia dengan pendekatan ARCH GARCH dan data harga harian cabai keriting periode Januari 2011 hingga Desember 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang tepat untuk menghitung volatilitas harga cabai keriting adalah ARCH(1). Hasil pendugaan model menunjukkan volatilitas harga cabai keriting rendah dan pergerakan harga hanya dipengaruhi oleh volatilitas pada satu hari sebelumnya, tidak dipengaruhi varian harga, sehingga diperkirakan volatilitas harga cabai keriting di masa datang akan semakin kecil. Volatilitas yang rendah menunjukkan karakteristik waktu permintaan dan penawaran cabai keriting dapat diprediksi. Perubahan harga terjadi bertahap dan dapat diperkirakan. Kebijakan perlindungan petani melalui pembatasan impor cabai menyebabkan penyediaan cabai di dalam negeri menjadi lebih stabil. Kebijakan ini mengurangi risiko penurunan harga secara drastis akibat masuknya cabai impor, sehingga volatilitas harga cabai pada periode 2011–2015 lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Namun, masih terdapat variasi harga musiman. Oleh karena itu, kebijakan ini perlu diperkuat dengan upaya jaminan sediaan cabai sepanjang musim.
辣椒是印尼的一种战略商品,因为它的价格波动很大,是该国通胀动态的主要决定因素。政府一直在努力提高其执行辣椒价格稳定政策的能力。本研究的目的是利用2011年1月至2015年12月的每日价格数据,采用ARCH GARCH方法评估印尼卷曲辣椒价格波动的波动性。结果表明,计算辣椒价格波动率的正确模型为ARCH(1),价格波动率较低,价格变动只受前一天波动率的影响,不受价格变异的影响,因此未来辣椒价格波动率较小。低波动性表明需求和供应特征是可预测的。价格变化是渐进的,可预测的。通过限制进口的农民保护政策提高了国内供应的稳定性。该政策降低了进口辣椒导致价格大幅下跌的风险,因此2011-2015年期间辣椒价格波动幅度低于前期。然而,季节性的价格变化仍然存在。因此,该政策应支持所有季节的辣椒供应保证。印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳,加纳Untuk itu, pemerintah senantiasa berusha meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan kebijakan stabilisasi harga cabai。Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji volatilitas harga cabai keriting di Indonesia dengan pendekatan ARCH GARCH dan数据harga harian cabai keriting期间为2011年1月至2015年12月。Hasil penelitian menunjukkan bahwa模型yang tepat untuk menghitung volatilitas harga cabai keriting adalah ARCH(1)。Hasil pendugaan模型menunjukkan volatilitas harga cabai keriting rendah dan pergerakan harga hanya dipengaruhi oleh volatilitas paada satu hari sebelumnya, tidak dipengaruhi varian harga, seingga diperkirakan volatilitas harga cabai keriting di masa datang akan semakin keecil。挥发性物质yang rendah menunjukkan karakteristik waktu permintaan dan penawaran cabai keriting dapat diprediksi。Perubahan harga terjadi bertahap dan dapat diperkirakan。这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”Kebijakan ini mengurangi risiko penurunan harga secara drastis akibat masuknya cabai import, sehinga volatilitas harga cabai pada period 2011-2015 lebih rendah dibandingkan period sebelumnya。Namun, masih terdapat varasi harga musiman。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。