Donald Trump, America First, dan Deglobalisasi: Bagaimana Kelanjutannya?

Helsi Eka Putri, Aspin Nur Arifin Rivai
{"title":"Donald Trump, America First, dan Deglobalisasi: Bagaimana Kelanjutannya?","authors":"Helsi Eka Putri, Aspin Nur Arifin Rivai","doi":"10.20884/1.INS.2019.6.1.1318","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nTerpilihnya Donald Trump di satu sisi menjadi primadona bagi basis politik ultra kanan atau kadang disebut the looser of globalization, di sisi lain sebagai ancaman bagi pendukung globalisasi khususnya mereka (baik negara, kelompok pebisnis, dan masyarakat transnasional) yang khawatir atas menguatnya fenomena deglobalisasi. Fenomena Trump dan deglobalisasi menjadi perhatian artikel ini, dengan mengajukan pertanyaan kunci yaitu: mengapa di tengah globalisasi yang berlangsung, kebijakan luar negeri Trump justru menempuh pendekatan ekonomi politik proteksionis? Tulisan ini pada dasarnya menguji kembali relasi antar negara dan globalisasi dengan temuan bahwa keterpilihan Trump merupakan perluasan tren deglobalisasi yang sebelumnya berlangsung pasca Krisis Finansial Global 2008. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pola deduktif deskriptif. Data akan berbentuk data sekunder dan data primer.  Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kebijakan Trump yang cenderung tertutup dalam kerjasama ekonomi-politik merupakan strategi rebalancing terhadap lawan utamanya yaitu China. Tulisan ini kemudian memprediksikan bahwa kebijakan ekonomi Trump dapat berkonstribusi pada AS sebagai negara superior yang semakin defisit. China lantas menjadi penyeimbang poros globalisasi (multilateral approach) disaat AS memilih proteksionis. \nKata kunci: America First, Deglobalisasi, Globalisasi , Krisis Finansial Global (KFG) \n  \nAbstract \nThe election of Donald Trump on the one hand is a prima donna for the ultra right political base or sometimes called the looser of globalization, on the other hand as a threat to supporters of globalization especially those who are concerned about the strengthening of the deglobalisation phenomenon (countries, business groups and transnational communities). Trump's phenomenon and deglobalisation are of concern to this article, by asking key questions, namely: why in the midst of the ongoing globalization, Trump's foreign policy has taken the approach of a protectionist political economy? This paper basically reexamines relations between countries and globalization with the finding that Trump's electability is an expansion of the previous globalization trend after the 2008 Global Financial Crisis. This paper uses qualitative methods with descriptive-deductive pattern. Data will be presented as secondary and primer. The results of this research show that Trump's policy which tends leaning to isolationism from political-economic cooperation is a rebalancing strategy towards its main opponents namely China. This paper then predicts that Trump's economic policies can contribute to the US as a superior country that is increasingly deficit. China then became the axis of balancing globalization (multilateral approach) when the US chose protectionism. \nKeywords: America First, Deglobalisation, Globalization, Global Financial Crisis (GFC)","PeriodicalId":365464,"journal":{"name":"Insignia: Journal of International Relations","volume":"101 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-03-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Insignia: Journal of International Relations","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20884/1.INS.2019.6.1.1318","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Abstrak Terpilihnya Donald Trump di satu sisi menjadi primadona bagi basis politik ultra kanan atau kadang disebut the looser of globalization, di sisi lain sebagai ancaman bagi pendukung globalisasi khususnya mereka (baik negara, kelompok pebisnis, dan masyarakat transnasional) yang khawatir atas menguatnya fenomena deglobalisasi. Fenomena Trump dan deglobalisasi menjadi perhatian artikel ini, dengan mengajukan pertanyaan kunci yaitu: mengapa di tengah globalisasi yang berlangsung, kebijakan luar negeri Trump justru menempuh pendekatan ekonomi politik proteksionis? Tulisan ini pada dasarnya menguji kembali relasi antar negara dan globalisasi dengan temuan bahwa keterpilihan Trump merupakan perluasan tren deglobalisasi yang sebelumnya berlangsung pasca Krisis Finansial Global 2008. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pola deduktif deskriptif. Data akan berbentuk data sekunder dan data primer.  Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kebijakan Trump yang cenderung tertutup dalam kerjasama ekonomi-politik merupakan strategi rebalancing terhadap lawan utamanya yaitu China. Tulisan ini kemudian memprediksikan bahwa kebijakan ekonomi Trump dapat berkonstribusi pada AS sebagai negara superior yang semakin defisit. China lantas menjadi penyeimbang poros globalisasi (multilateral approach) disaat AS memilih proteksionis. Kata kunci: America First, Deglobalisasi, Globalisasi , Krisis Finansial Global (KFG)   Abstract The election of Donald Trump on the one hand is a prima donna for the ultra right political base or sometimes called the looser of globalization, on the other hand as a threat to supporters of globalization especially those who are concerned about the strengthening of the deglobalisation phenomenon (countries, business groups and transnational communities). Trump's phenomenon and deglobalisation are of concern to this article, by asking key questions, namely: why in the midst of the ongoing globalization, Trump's foreign policy has taken the approach of a protectionist political economy? This paper basically reexamines relations between countries and globalization with the finding that Trump's electability is an expansion of the previous globalization trend after the 2008 Global Financial Crisis. This paper uses qualitative methods with descriptive-deductive pattern. Data will be presented as secondary and primer. The results of this research show that Trump's policy which tends leaning to isolationism from political-economic cooperation is a rebalancing strategy towards its main opponents namely China. This paper then predicts that Trump's economic policies can contribute to the US as a superior country that is increasingly deficit. China then became the axis of balancing globalization (multilateral approach) when the US chose protectionism. Keywords: America First, Deglobalisation, Globalization, Global Financial Crisis (GFC)
一方面,唐纳德·特朗普(Donald Trump)选择成为极端右翼政治基础的首席人物,有时也被称为全球化的放松者,另一方面,他们的全球化支持者(包括国家、商界团体和跨国社会)则担心全球化现象的日益增长。特朗普现象和脱全球化引起了本文的关注,它提出了一个关键问题:为什么在全球化的过程中,特朗普的外交政策采取了保护政治经济的方式?这篇文章基本上重新测试了国家间的关系和全球化,发现特朗普的选择是2008年全球金融危机后,早些时候的退全球化趋势的扩张。这篇文章采用了一种带有描述性演绎模式的定性研究方法。数据将以次要数据和主数据的形式出现。这项研究的结果表明,特朗普倾向于将其纳入经济合作关系的政策是针对中国主要对手的重新平衡战略。这篇文章后来预测,特朗普的经济政策将使美国成为一个日益赤字的大国。在美国选择保护主义者的同时,中国成为了全球化的多边轴心。关键词:美国第一Deglobalisasi全球化,全球金融危机(KFG)抽象唐纳德·特朗普选举》《一号手是ultra首席女歌手》对政治的基地或有时叫做殉道全球化,在《另一个手笨》美国威胁到supporters of殉道全球化强化》尤其是那些关心每英亩deglobalisation现象(发达国家,商业集团与跨国公司communities)。特朗普的现象和倒退与这篇文章有关,问题是:为什么特朗普的外国政策在政治经济抗议的中心得到了抗议政治经济的结果?这篇论文本质上反映了特朗普在2008年全球金融危机后发现的早先全球化趋势的关系。这篇论文的用户资格和描述的退化模式。数据将作为secondary和初级格式呈现。这项研究的结果表明,特朗普的政策倾向于政治经济合作的孤立主义是一种重复的策略,其主要目标是中美合作。这篇文章后来预测了特朗普的经济政策会把我们当作一个优越的国家来竞争,这是一种越来越严重的挑衅。当我们选择保护中国时,中国就变成了多边经济制裁的轴心。美国第一,全球金融危机,全球反腐败
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信