Diplomasi Indonesia Dalam Perdagangan Kayu Ke Uni Eropa : Studi Kasus Penundaan Implementasi Lisensi FLEGT

Riska Putri Hariyadi, Nurul Isnaeni
{"title":"Diplomasi Indonesia Dalam Perdagangan Kayu Ke Uni Eropa : Studi Kasus Penundaan Implementasi Lisensi FLEGT","authors":"Riska Putri Hariyadi, Nurul Isnaeni","doi":"10.24198/intermestic.v6n1.2","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara pertama yang berhasil menerbitkan Lisensi Forest Law Environment, Governance and Trade (FLEGT), sebuah regulasi internasional berbasis mekanisme pasar yang diinisiasi oleh Uni Eropa untuk mendorong tata kelola hutan yang berkerlanjutan, khususnya di negara-negara berkembang. Capaian ini seringkali dianggap sebagai keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia. Namun, temuan awal menunjukan terdapat perubahan sikap yang dilakukan Indonesia pada proses negosiasi bersama Uni Eropa pada kurun waktu 2015-2016. Oleh karenaitu, artikel ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi perubahan sikap Indonesia dalam proses negosiasi penerbitan Lisensi FLEGT. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus tunggal yang dipandu oleh Teori Faktor-Faktor Pembentuk Diplomasi Ekonomidari Stephen Woolcock (2016). Tulisan ini berargumen bahwa sikap Indonesia didasari oleh adanya hubungan asimetris antara Indonesia dan Uni Eropa dalam implementasi FLEGT, inkoherensi kebijakan antara kementerian dan lembaga terkait, dan perbedaan persepsi antara aktor pemangku kepentingan terkait kewajiban SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu). Penelitian ini menemukan bahwa proses pembentukan kebijakan negara dalam diplomasi ekonomi terkait dengan pertimbangan dari faktor sistemik, domestik dan ideasional berupa perbedaan persepsi antara aktor-aktor yang berkepentingan.","PeriodicalId":111531,"journal":{"name":"Intermestic: Journal of International Studies","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Intermestic: Journal of International Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/intermestic.v6n1.2","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Indonesia merupakan negara pertama yang berhasil menerbitkan Lisensi Forest Law Environment, Governance and Trade (FLEGT), sebuah regulasi internasional berbasis mekanisme pasar yang diinisiasi oleh Uni Eropa untuk mendorong tata kelola hutan yang berkerlanjutan, khususnya di negara-negara berkembang. Capaian ini seringkali dianggap sebagai keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia. Namun, temuan awal menunjukan terdapat perubahan sikap yang dilakukan Indonesia pada proses negosiasi bersama Uni Eropa pada kurun waktu 2015-2016. Oleh karenaitu, artikel ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi perubahan sikap Indonesia dalam proses negosiasi penerbitan Lisensi FLEGT. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus tunggal yang dipandu oleh Teori Faktor-Faktor Pembentuk Diplomasi Ekonomidari Stephen Woolcock (2016). Tulisan ini berargumen bahwa sikap Indonesia didasari oleh adanya hubungan asimetris antara Indonesia dan Uni Eropa dalam implementasi FLEGT, inkoherensi kebijakan antara kementerian dan lembaga terkait, dan perbedaan persepsi antara aktor pemangku kepentingan terkait kewajiban SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu). Penelitian ini menemukan bahwa proses pembentukan kebijakan negara dalam diplomasi ekonomi terkait dengan pertimbangan dari faktor sistemik, domestik dan ideasional berupa perbedaan persepsi antara aktor-aktor yang berkepentingan.
印尼对欧盟木材贸易的外交:一个拖延执行许可证的案例研究
印度尼西亚是第一个成功发布森林法律环境、治理与贸易许可证的国家,这是欧盟建立的一种国际市场监管机制,旨在促进可持续的森林治理,特别是在发展中国家。这些成就通常被认为是印尼经济外交的成功。然而,初步调查结果显示,印尼在2016年至2016年与欧盟的谈判过程中态度发生了变化。因此,这篇文章的目的是分析印尼在发放许可证谈判过程中态度转变的原因。使用定性研究方法和单一案例研究方法,由斯蒂芬·伍尔考克(Stephen Woolcock)理论理论指导(2016)。这篇文章认为,印尼的态度是由印尼和欧盟在FLEGT实施、外交部和相关机构之间的政策不一致以及对SVLK义务相关利益参与者之间存在分歧所推动的。这项研究发现,国家外交政策的形成过程与系统、国内和理想因素对参与者的感知差异有关。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信