Perlindungan Hukum terhadap Teknologi Non-Fungible Token (NFT) sebagai Identitas Karya Intelektual

Amsir Law Journal Pub Date : 2023-04-30 DOI:10.36746/alj.v4i2.189

Recca Ayu Hapsari, Aprinisa Aprinisa, Rachel Anzani Putri

{"title":"Perlindungan Hukum terhadap Teknologi Non-Fungible Token (NFT) sebagai Identitas Karya Intelektual","authors":"Recca Ayu Hapsari, Aprinisa Aprinisa, Rachel Anzani Putri","doi":"10.36746/alj.v4i2.189","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Non-Fungible Token (NFT) is a new digital platform that helps artists empower their work with easy access and secure tools and methods that can be used easily. The problem is how is the legal protection of NFT technology as an intellectual work identity? How is the NFT form a solution in protecting Indonesia’s intellectual property rights in a review of Law Number 28 of 2014 concerning Copyright? The research method uses a juridical-empirical approach. By using primary and secondary legal materials obtained from literature and field studies by means of observation and interviews. The results of research on legal protection of NFT technology as the identity of intellectual works explain that in Indonesia itself there are no specific regulations that strictly regulate NFT as objects of legal protection, considering that NFTs are born through a process of creation (which is followed up with conversion/printing) where NFT is basically electronic data. NFTs become objects of digital artwork so that NFTs can be categorized as creations in accordance with the provisions of Article 1 Number 3 of Law Number 28 of 2014 concerning the Copyright Act and regulated in the provisions of Law Number 19 of 2016 concerning Information and Electronics, and Regulations Government Number 71 of 2019 concerning Implementation of Electronic Systems and Transactions. The NFT form can be a solution in protecting Intellectual Property Rights in Indonesia when viewed from Law Number 28 of 2014 concerning Copyright that the certainty of ownership rights in every digital artwork which is then converted into NFT has its own code or token. In addition, this form will be difficult to imitate from various forms of plagiarism in intellectual property. \n___ \nReferensi \nBuku dengan penulis: \nRamli, Ahmad M. (2010). Cyber Law dan Haki dalam Sistem Hukum Indonesia. Bandung: Refika Aditama. \nSaidin. (2015). Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights). Depok: Rajagrafindo Persada. \nSari, I. N., dan Putranto, W. A. (2023). Perlindungan Arsip Vital dan Penanganan Arsip Pascabencana. Yogyakarta: UGM Press. \nSoekanto, Soerjono., dan Mamudji, Sri. (2001). Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada. \nArtikel jurnal: \nAdinata, M. R., dan Hapsari, R. A. (2022). Tinjauan Yuridis Perlindungan Konsumen terhadap Masyarakat yang Melakukan Fintech Peer-To-Peer Lending atau Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) Dalam sebuah Aplikasi Pinjaman Online (Julo)(Studi Penelitian: Otoritas Jasa. Case Law, 4(1), 21-38. \nBenuf, K., dan Azhar, M. (2020). Metodologi Penelitian Hukum sebagai instrumen Mengurai Permasalahan Hukum Kontemporer. Gema Keadilan, 7(1), 20-33. \nDewi, Ni Kadek Risma Setya Cahyani, dan Sukihana, Ida Ayu. (2022). Perlindungan Hukum terhadap Karya Seni Dalam Bentuk Non-Fungible Token (NFT). Jurnal Kertha Wijaya, 11(4), 906–918. \nGidete, B. B., Amirulloh, M., dan Ramli, T. S. (2022). Pelindungan Hukum atas Pelanggaran Hak Cipta pada Karya Seni yang dijadikan Karya Non Fungible Token (NFT) pada Era Ekonomi Digital. Jurnal Fundamental Justice, 1-18. \nHariri, M. R., Ramli, A. M., dan Ramli, T. S. (2023). Tinjauan Hukum Praktik Komersialisasi Lagu dan/atau Musik Melalui Non-Fungible Token (NFT) Oleh Para Musisi di Indonesia. COMSERVA Indonesian Jurnal of Community Services and Development, 2(11), 2645-2657. \nLubis, U. S. (2020). Hak Kekayaan Intelektual Sebagai Objek Wakaf. Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum, 1(1), 31-38. \nManurung, P., dan Angelita, E. (2013). Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Karya Cipta Digital di Indonesia. Premise Law Journal, 1(2), 1-19. \nNoor, M. U. (2021). NFT (Non-Fungible Token): Masa Depan Arsip Digital? Atau Hanya Sekedar Buble?. Pustakaloka, 13(2), 223-234. \nPurwanda, S. (2022). Hilangnya Hak Eksklusif Tanaman Rempah Asli Indonesia. Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, 8(1), 137-152. \nSaroh, S., Achmad, L. I., Hamdan’Ainulyaqin, M., dan Edy, S. (2023). Analisis Transaksi Digital Non Fungible Token (NFT), Sebagai Instrumen Investasi dan Jual Beli Aset Virtual Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Transaksi Digital Virtual Asset NFT pada Platform OpenSea. io). Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(1), 378-386. \nSudjana, S. (2022). Efektivitas Penanggulangan Pembajakan Karya Cipta Dalam Perspektif Sistem Hukum. Res Nullius Law Journal, 4(1), 77-99. \nSulistianingsih, D., dan Kinanti, A. K. (2022). Hak Karya Cipta Non-Fungible Token (NFT) Dalam Sudut Pandang Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Krtha Bhayangkara, 16(1), 197-206. \nWang, Q., Li, R., Wang, Q., dan Chen, S. (2021). Non-Fungible Token (NFT): Overview, Evaluation, Opportunities and Challenges. arXiv preprint arXiv:2105.07447. \nWiradirja, I. R. (2013). Pelanggaran Hak Moral Atas Karya Cipta Dalam Penerbitan Elektronik. LITIGASI, 14(1), 1662-1697.","PeriodicalId":202883,"journal":{"name":"Amsir Law Journal","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Amsir Law Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36746/alj.v4i2.189","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}

引用次数: 1

Abstract

Non-Fungible Token (NFT) is a new digital platform that helps artists empower their work with easy access and secure tools and methods that can be used easily. The problem is how is the legal protection of NFT technology as an intellectual work identity? How is the NFT form a solution in protecting Indonesia’s intellectual property rights in a review of Law Number 28 of 2014 concerning Copyright? The research method uses a juridical-empirical approach. By using primary and secondary legal materials obtained from literature and field studies by means of observation and interviews. The results of research on legal protection of NFT technology as the identity of intellectual works explain that in Indonesia itself there are no specific regulations that strictly regulate NFT as objects of legal protection, considering that NFTs are born through a process of creation (which is followed up with conversion/printing) where NFT is basically electronic data. NFTs become objects of digital artwork so that NFTs can be categorized as creations in accordance with the provisions of Article 1 Number 3 of Law Number 28 of 2014 concerning the Copyright Act and regulated in the provisions of Law Number 19 of 2016 concerning Information and Electronics, and Regulations Government Number 71 of 2019 concerning Implementation of Electronic Systems and Transactions. The NFT form can be a solution in protecting Intellectual Property Rights in Indonesia when viewed from Law Number 28 of 2014 concerning Copyright that the certainty of ownership rights in every digital artwork which is then converted into NFT has its own code or token. In addition, this form will be difficult to imitate from various forms of plagiarism in intellectual property. ___ Referensi Buku dengan penulis: Ramli, Ahmad M. (2010). Cyber Law dan Haki dalam Sistem Hukum Indonesia. Bandung: Refika Aditama. Saidin. (2015). Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights). Depok: Rajagrafindo Persada. Sari, I. N., dan Putranto, W. A. (2023). Perlindungan Arsip Vital dan Penanganan Arsip Pascabencana. Yogyakarta: UGM Press. Soekanto, Soerjono., dan Mamudji, Sri. (2001). Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada. Artikel jurnal: Adinata, M. R., dan Hapsari, R. A. (2022). Tinjauan Yuridis Perlindungan Konsumen terhadap Masyarakat yang Melakukan Fintech Peer-To-Peer Lending atau Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) Dalam sebuah Aplikasi Pinjaman Online (Julo)(Studi Penelitian: Otoritas Jasa. Case Law, 4(1), 21-38. Benuf, K., dan Azhar, M. (2020). Metodologi Penelitian Hukum sebagai instrumen Mengurai Permasalahan Hukum Kontemporer. Gema Keadilan, 7(1), 20-33. Dewi, Ni Kadek Risma Setya Cahyani, dan Sukihana, Ida Ayu. (2022). Perlindungan Hukum terhadap Karya Seni Dalam Bentuk Non-Fungible Token (NFT). Jurnal Kertha Wijaya, 11(4), 906–918. Gidete, B. B., Amirulloh, M., dan Ramli, T. S. (2022). Pelindungan Hukum atas Pelanggaran Hak Cipta pada Karya Seni yang dijadikan Karya Non Fungible Token (NFT) pada Era Ekonomi Digital. Jurnal Fundamental Justice, 1-18. Hariri, M. R., Ramli, A. M., dan Ramli, T. S. (2023). Tinjauan Hukum Praktik Komersialisasi Lagu dan/atau Musik Melalui Non-Fungible Token (NFT) Oleh Para Musisi di Indonesia. COMSERVA Indonesian Jurnal of Community Services and Development, 2(11), 2645-2657. Lubis, U. S. (2020). Hak Kekayaan Intelektual Sebagai Objek Wakaf. Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum, 1(1), 31-38. Manurung, P., dan Angelita, E. (2013). Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Karya Cipta Digital di Indonesia. Premise Law Journal, 1(2), 1-19. Noor, M. U. (2021). NFT (Non-Fungible Token): Masa Depan Arsip Digital? Atau Hanya Sekedar Buble?. Pustakaloka, 13(2), 223-234. Purwanda, S. (2022). Hilangnya Hak Eksklusif Tanaman Rempah Asli Indonesia. Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, 8(1), 137-152. Saroh, S., Achmad, L. I., Hamdan’Ainulyaqin, M., dan Edy, S. (2023). Analisis Transaksi Digital Non Fungible Token (NFT), Sebagai Instrumen Investasi dan Jual Beli Aset Virtual Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Transaksi Digital Virtual Asset NFT pada Platform OpenSea. io). Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(1), 378-386. Sudjana, S. (2022). Efektivitas Penanggulangan Pembajakan Karya Cipta Dalam Perspektif Sistem Hukum. Res Nullius Law Journal, 4(1), 77-99. Sulistianingsih, D., dan Kinanti, A. K. (2022). Hak Karya Cipta Non-Fungible Token (NFT) Dalam Sudut Pandang Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Krtha Bhayangkara, 16(1), 197-206. Wang, Q., Li, R., Wang, Q., dan Chen, S. (2021). Non-Fungible Token (NFT): Overview, Evaluation, Opportunities and Challenges. arXiv preprint arXiv:2105.07447. Wiradirja, I. R. (2013). Pelanggaran Hak Moral Atas Karya Cipta Dalam Penerbitan Elektronik. LITIGASI, 14(1), 1662-1697.

查看原文本刊更多论文

法律保护非真菌令牌技术作为知识产权的身份

不可替代代币(NFT)是一个新的数字平台，可以帮助艺术家通过易于访问和安全的工具和方法来增强他们的工作能力。问题是法律如何保护NFT技术作为智力作品的身份?回顾2014年第28号版权法，NFT如何成为保护印尼知识产权的解决方案?研究方法采用司法-实证方法。通过观察和访谈，使用从文献和实地研究中获得的初级和二级法律材料。关于将NFT技术作为知识作品身份的法律保护的研究结果解释说，在印度尼西亚本身并没有严格规定NFT作为法律保护对象的具体法规，因为NFT是通过一个创作过程产生的(随后是转换/印刷)，而NFT基本上是电子数据。根据2014年第28号《著作权法》第1条第3款，2016年第19号《信息电子法》和2019年第71号《电子系统与交易的实施》的规定，nft成为数字艺术品的对象，因此可以将nft归类为创作。从2014年关于版权的第28号法律来看，NFT形式可以成为保护印度尼西亚知识产权的一种解决方案，即每个转换为NFT的数字艺术品的所有权都有自己的代码或令牌。此外，这种形式将难以模仿从各种形式的抄袭知识产权。[6][参考文献]M. Ramli(2010)。网络法律dan Haki dalam system Hukum Indonesia。万隆:Refika Aditama。力在。(2015)。Aspek Hukum Hak Kekayaan Intellectual(知识产权)。Depok: Rajagrafindo Persada。Sari, i.n, dan Putranto, w.a.(2023)。Perlindungan Arsip Vital dan Penanganan Arsip Pascabencana。日惹:UGM出版社。Soekanto Soerjono。丹·马穆吉，斯里兰卡。(2001)。Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat。雅加达:Radja Grafindo Persada。Artikel journal: Adinata, m.r.， dan Hapsari, r.a.(2022)。金融科技点对点借贷(p2p Lending)(p2p Lending)(p2p Lending)(p2p Lending)(p2p Lending)(p2p Lending)(p2p Lending)(p2p Lending)(p2p Lending)(p2p Lending)(p2p Lending)判例法，4(1)，21-38。Benuf, K.， dan Azhar, M.(2020)。方法:Penelitian Hukum sebagai仪器，Mengurai Permasalahan Hukum Kontemporer。Gema Keadilan, 7(1)， 20-33。Dewi, Ni Kadek Risma Setya Cahyani, dan Sukihana, Ida Ayu。(2022)。Perlindungan Hukum terhadap Karya Seni Dalam Bentuk不可替代代币(NFT)中国生物医学工程学报，11(4)，906-918。吉德特，b.b.，阿米鲁洛，M.，丹·拉姆利，t.s.(2022)。Pelindungan Hukum atas Pelanggaran Hak Cipta pada Karya Seni yang dijadikan Karya不可替代代币(NFT) pada Era Ekonomi Digital。《司法基础》，第1-18页。Hariri, m.r, Ramli, a.m, dan Ramli, t.s.(2023)。Tinjauan Hukum Praktik Komersialisasi Lagu dan/atau Musik Melalui不可替代代币(NFT) Oleh Para Musisi di Indonesia。印度尼西亚社区服务和发展杂志，2(11)，2645-2657。Lubis，美国(2020)。Hak Kekayaan知识分子Sebagai Objek Wakaf[j] .中文信息学报，2011，(1)，31-38。Manurung, P.， dan Angelita, E.(2013)。Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Karya Cipta Digital di Indonesia。前提法学，1(2)，1-19。努尔，m.u.(2021)。NFT(不可替代代币):Masa Depan Arsip Digital?阿陶·汉雅·塞克达尔·布尔?中华医学杂志，13(2)，223-234。Purwanda, S.(2022)。Hilangnya Hak Eksklusif Tanaman Rempah Asli Indonesia。[j] .中国社会医学杂志，8(1)，137-152。萨罗，S.， Achmad, L. I.， Hamdan 'Ainulyaqin, M.， dan Edy, S.(2023)。Transaksi数字不可替代代币(NFT)， Sebagai instruments Investasi和Jual Beli Asset Virtual menuurut Perspektif Ekonomi Islam(研究Transaksi数字虚拟资产NFT平台)io)。伊斯兰经济学杂志，9(1)，378-386。苏贾纳，S.(2022)。Efektivitas Penanggulangan Pembajakan Karya Cipta Dalam透视系统Hukum。《无主法》，4(1)，77-99。Sulistianingsih, D.， dan Kinanti, A. K.(2022)。Hak Karya Cipta不可替代代币(NFT) Dalam Sudut Pandang Hukum Hak Kekayaan知识分子。地球科学，16(1)，197-206。王强，李荣，王强，陈丹(2021)。不可替代代币(NFT):概述，评估，机遇和挑战。arXiv预印arXiv:2105.07447。Wiradirja, i.r.(2013)。Pelanggaran Hak Moral Atas Karya Cipta Dalam Penerbitan electrononik。法学，14(1)，1662-1697。

本文章由计算机程序翻译，如有差异，请以英文原文为准。

求助全文

约1分钟内获得全文求助全文

来源期刊

Amsir Law Journal

自引率

0.00%

发文量