{"title":"KONFLIK ELITE DAN PEREBUTAN OTORITAS: PERIODE AKHIR KERAJAAN BONE, 1946-1951","authors":"Subarman Subarman","doi":"10.36869/wjsb.v9i2.51","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Studi ini mengungkap tentang konflik lokal dan kondisi sosial-politik yang terjadi di wilayah Kerajaan Bone pada awal kemerdekaan. Topik ini memiliki urgensi tentang diskursus konsep negara dan perebutan otoritas yang mewarnai perjalanan sejarah daerah Bone. Kajian ini menggunakan metode sejarah melalui empat tahapan, yakni: heuristik, interpretasi, kritik, dan historiografi. Hasil kajian menunjukkan bahwa Kerajaan Bone pada periode akhir mengalami masa rentan karena adanya perebutan otoritas, baik yang melibatkan NICA, kelompok ektremis, prorepublik dan federalis, maupun yang menyajikan konflik internal bangsawan istana. La Pabbenteng dan Andi Mappanyukki adalah dua elite yang masing-masing memiliki pengaruh di Kerajaan Bone. Mereka terlibat intrik yang selanjutnya menggiring keberpihakan terhadap situasi politik masa revolusi, yaitu pertarungan konsep negara republik melawan federalis. Meskipun situasi keamanan rentan dengan maraknya pencurian dan perampokan, pemerintahan kerajaan secara administratif tetap berjalan.","PeriodicalId":374972,"journal":{"name":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36869/wjsb.v9i2.51","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Studi ini mengungkap tentang konflik lokal dan kondisi sosial-politik yang terjadi di wilayah Kerajaan Bone pada awal kemerdekaan. Topik ini memiliki urgensi tentang diskursus konsep negara dan perebutan otoritas yang mewarnai perjalanan sejarah daerah Bone. Kajian ini menggunakan metode sejarah melalui empat tahapan, yakni: heuristik, interpretasi, kritik, dan historiografi. Hasil kajian menunjukkan bahwa Kerajaan Bone pada periode akhir mengalami masa rentan karena adanya perebutan otoritas, baik yang melibatkan NICA, kelompok ektremis, prorepublik dan federalis, maupun yang menyajikan konflik internal bangsawan istana. La Pabbenteng dan Andi Mappanyukki adalah dua elite yang masing-masing memiliki pengaruh di Kerajaan Bone. Mereka terlibat intrik yang selanjutnya menggiring keberpihakan terhadap situasi politik masa revolusi, yaitu pertarungan konsep negara republik melawan federalis. Meskipun situasi keamanan rentan dengan maraknya pencurian dan perampokan, pemerintahan kerajaan secara administratif tetap berjalan.